- istimewa - Antara
Tak Hanya Jalan Pagi, Ganjar Juga Cek Harga Bahan Pokok di Kupang
Kupang, tvOnenews.com - Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyempatkan diri untuk jalan-jalan pagi di kawasan hari bebas dari kendaraan (CFD) Jalan El Tari serta mengecek harga bahan pokok di Pasar Inpres Naikoten I, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu.
Ganjar berbincang dengan para pedagang terkait harga kebutuhan pokok, seperti gula hingga beras.
"Bagaimana harga bahan pokok hari ini? Apa yang lagi naik?" tanya Ganjar.
Seorang pedagang menjawab bahwa harga gula sedang naik.
"Harga gula lagi naik," jawab Hasni, salah seorang pedagang di Pasar Inpres Naikoten I.
"Oh, gula sedang naik ya," Ganjar menanggapi.
Tak hanya itu, capres berambut putih tersebut juga mendatangi pedagang lainnya. Kali ini, dia berdiskusi dengan pedagang bernama Siprimisa.
"Bagaimana harga cabai?" tanya Ganjar.
"Sekarang Rp55.000," jawab Siprimisa.
Bukan sekadar berbincang, mantan gubernur Jawa Tengah itu pun ikut membeli cabai dan tomat yang dijual Siprimisa.
Sebagai pedagang yang sehari-hari berjualan di Pasar Inpres Naikoten I, Kupang, Siprimisa merasa senang karena bisa berdialog langsung dengan Ganjar serta capres itu membeli bahan pokok yang dia jual.
"Senang sekali. Ternyata, orangnya merakyat sekali. Apalagi dia tidak hanya nanya saja, tetapi juga membeli," ungkap Siprmisa.
Selain membeli cabai dan tomat, Ganjar juga memborong sayur-sayuran hingga gula dari beberapa pedagang di Pasar Inpres Naikoten I.
Menurut Ganjar, berdasarkan hasil dialog dengan beberapa pedagang, dia mencatat ada beberapa harga bahan pokok yang masih melambung, antara lain beras dan gula.
"Sebenarnya, yang paling banyak dirasakan oleh masyarakat kemarin harga, ya. Maka, tadi kami ngecek ke pasar. Kami ambil sampel kemarin berasnya masih naik kurang lebih Rp1.000, lalu gula pasir juga naik begitu," jelas Ganjar.
Dengan kondisi demikian, Ganjar menilai hal itu mesti dikendalikan supaya harga-harga itu tidak membuat masyarakat menjadi kesulitan.
"Dan itu saja yang segera mesti dikendalikan," ujar Ganjar. (ant/aag)