Marco Bezzecchi Akrhinya Bicara Jujur Usai Jadi Satu-satunya Tumpuan Aprilia Sepanjang MotoGP 2025

Jakarta, tvOnenews.com - Marco Bezzecchi akhirnya buka suara usai dirinya jadi satu-satunya tumpuan Aprilia Racing di MotoGP 2025 kemarin. 

Rider asal Italia itu tak memungkiri kalau musim lalu jadi salah satu yang terberat sepanjang kariernya di dunia balap.

Sumber :

• Instagram/Aprilia

Seperti diketahui, harus memikul tanggung jawab utama dalam mengembangkan RS-GP hampir seorang diri, karena tiga rekan sesama pembalap Aprilia tak bisa tampil maksimal akibat masalah masing-masing.

Jorge Martin, yang seharusnya menjadi tumpuan utama tim setelah menyandang status juara dunia, justru harus menepi sepanjang paruh pertama musim. 

Serangkaian cedera parah yang ia alami dari tiga kecelakaan berbeda membuatnya absen lama dari lintasan. Sementara itu, Raul Fernandez dari Trackhouse Racing juga sempat terhambat cedera tangan sebelum akhirnya tampil agresif menjelang penghujung musim. 

Ai Ogura yang menjadi rekan setimnya pun masih berada di tahun debut, sehingga belum bisa banyak membantu. Alhasil, beban pengembangan motor pun otomatis menumpuk di pundak Bezzecchi.

Dilansir dari laman Speedweek, Bezzecchi mengakui bahwa situasi tersebut sempat membuatnya tertekan. Namun, keberadaan CEO Aprilia Racing Massimo Rivola dan Direktur Teknis Fabiano Sterlacchini menjadi penopang moral yang sangat berarti baginya.

“Jelas, semua itu sempat membuat saya kewalahan. Tapi orang-orang di pit box, mulai dari para engineer, Fabiano, Massimo… mereka membuat semuanya terasa lebih ringan,” ujar pembalap berusia 27 tahun tersebut.

“Mau tidak mau tekanan itu ada. Dan sebenarnya bukan hanya saya yang merasakannya tapi seluruh tim pun berada dalam kondisi yang sama. Tapi mereka memberi saya ruang untuk bekerja dengan gaya saya sendiri dan selalu berusaha menenangkan saya,” lanjutnya.

Sumber :

• Reuters/Marcelo Del Pozo

Bezzecchi juga mengakui bahwa tuntutan terbesar justru datang dari dirinya sendiri. Selain memimpin arah pengembangan motor, ia tetap harus konsisten meraih hasil bagus di lintasan. Untungnya, upaya keras tersebut menuai hasil karena performanya sepanjang musim terbilang impresif.

“Saya memang orang yang keras pada diri saya sendiri. Standar saya tinggi, saya selalu menargetkan kemenangan sejak awal meski kondisinya sangat menantang,” tuturnya.

“Tekanan itu nyata, tapi saya merasa sebagian besar berasal dari diri saya sendiri. Tim justru berusaha mengambil sebagian beban itu agar saya bisa fokus. Dan itu sangat membantu,” pungkas Bezzecchi.

(aes)