Laga-laga tersebut bukan hanya dipenuhi sensasi persaingan yang sangat ketat secara teknis, tapi juga sensasi bayaran yang pada masanya begitu luar biasa. Bahkan laga Mayweather vs Pacquiao hingga saat ini belum terpecahkan.
Di awal 1980an, hanya kelas berat saja yang diwarnai sensasi segala rupa. Termasuk bayaran dua digit dalam bentuk jutaan. Namun begitu Leonard bertarung di kelas welter, sensasi berubah. Khususnya saat bertemu dengan Herans, angka bayaran yang mereka terima masing-masing 14-12 juta dolar atau saat itu setara R 70 miliar- Rp60 miliar. Sungguh jumlah yang sangat menggelegar.
Oscar dan Trinidad masing-masing menghasilkan 20 juta dolar plus masing-masing menerima fee sekitar Rp 100 miliaran. Laga itu sendiri menghasilkan Rp1,2 triliun dari PPV.
Laga Spence dengan Crawford sendiri akan menampilkan laga speed and power. Uniknya, kedua jagoan itu mampu menampilkan kekuatan dan kecepatan. Dari sederet prediksi, mayoritas menyebut Spence menang angka. Namun ada juga pakar yang berani menegasjan Crawford akan menang TKO.
Bagi saya, siapa pun yang memperoleh kesempatan dan dapat memanfaatkannya, dialah yang akan keluar sebagai pemenang. Secara selintas, bukan karena Spence lebih muda tiga tahun, saya melihat dialah yang akan mampu memenangkan pertarungan itu. Kecepatan dan kekuatan Spence sepertinya akan menjadi kendala besar bagi Crawford.
Sayang, laga hebat itu tidak bisa dinikmati oleh sekitar 17 juta penggila tinju tanah air, karena hingga Sabtu ini tidak satu pun stasiun televisi kita yang menyiarkannya. Bahkan tvone yang selama ini dikenal sebagai stasiun tinju, belum tampil lagi dengan tayangan-tayangan tinjunya.
(hfp)
Load more