Jakarta, tvOnenews.com - Mengenang tiga atlet bulu tangkis berbakat yang meninggal tragis di usia muda saat masih berada di puncak kariernya.
Kematian adalah kenyataan yang tak bisa dihindari, bahkan bagi mereka yang tengah berada di puncak karier olahraga.
Dunia bulutangkis telah kehilangan beberapa bintang muda yang menjanjikan, yang harus pergi terlalu cepat karena tragedi yang tak terduga.
Dari beberapa pebulu tangkis yang meninggal dunia saat berada di puncak kariernya, salah satunya merupakan atlet Indonesia.
Masing-masing dari mereka memiliki cerita yang tragis, namun meninggalkan warisan yang abadi dalam dunia bulu tangkis.
Tanpa berlama-lama, berikut tiga atlet bulutangkis berbakat yang wafat di usia muda:
Lahir di Pemalang pada 25 Agustus 2001, Syabda Perkasa Belawa tumbuh menjadi salah satu harapan besar bulutangkis Indonesia.
Sejak kecil, Syabda sudah menunjukkan kecintaannya pada olahraga ini dan bergabung dengan klub bergengsi, PB Djarum.
Kariernya di dunia bulu tangkis berkembang pesat, dengan berbagai prestasi yang diraihnya di usia muda.
Salah satu prestasi paling membanggakan adalah saat Syabda membantu Tim Bulu Tangkis Indonesia meraih medali emas di Piala Suhandinata 2019 dan medali perak di Piala Thomas 2022.
Pada level individu, Syabda berhasil meraih beberapa gelar bergengsi seperti Lithuanian International 2022, Malaysia International 2022, dan Iran Fajr International 2023.
Sederet pencapaian ini, Syabda digadang-gadang sebagai salah satu pemain yang akan menjadi penerus bagi Anthony Ginting dan Jonatan Christie, dua bintang bulutangkis Indonesia saat ini.
Namun, nasib tragis menimpa Syabda pada Senin, 20 Maret 2023. Saat dalam perjalanan bersama keluarganya di jalan tol Pemalang, mobil yang mereka kendarai mengalami kecelakaan fatal.
Syabda dan ibunya, Anik Sulistyowati, meninggal dunia di tempat, sementara ayahnya, Muanis Hadi Sutamto, serta kakak dan adiknya mengalami luka-luka.
Kabar duka ini mengguncang dunia bulutangkis Indonesia dan internasional, serta meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga dan para penggemarnya.
Syed Modi, yang memiliki nama lengkap Syed Mehdi Hassan Zaidi, lahir di Gorakhpur, Uttar Pradesh, India, pada 31 Desember 1962.
Meski lahir dari keluarga sederhana, Syed menunjukkan dedikasi luar biasa terhadap bulutangkis sejak usia muda.
Ia berhasil mencatatkan sejumlah prestasi, termasuk meraih medali emas di Commonwealth Games 1982 dan medali perunggu di Asian Games 1982.
Dengan prestasi tersebut, Syed Modi diharapkan menjadi penerus legenda bulutangkis India, Prakash Padukone.
Namun sayang, hidup Syed berakhir tragis pada 28 Juli 1988. Setelah menyelesaikan sesi latihan malam di stadion di Lucknow, India, Syed ditembak mati oleh seorang penyerang tak dikenal.
Kematian Syed Modi menjadi berita besar di India dan mencuri perhatian dunia internasional.
Kasus pembunuhan ini menjadi lebih kontroversial ketika polisi menuduh istrinya, Ameeta, terlibat dalam konspirasi pembunuhan bersama pria yang kemudian menjadi suaminya, Sanjay Singh.
Meskipun pada akhirnya Ameeta dan Sanjay dibebaskan dari tuduhan, kematian Syed Modi meninggalkan luka yang mendalam.
Untuk mengenang jasanya, nama Syed Modi diabadikan dalam turnamen Syed Modi India Internasional.
Yu Xiayu lahir di Anhui, China, pada tahun 1992, dan merupakan putra dari Yu Bing Long, seorang mantan pemain bulu tangkis yang kemudian menjadi pelatih kepala di akademi bulutangkis Provinsi Anhui.
Berasal dari keluarga yang memiliki latar belakang bulu tangkis, Yu Xiayu tumbuh dengan semangat dan bakat yang luar biasa dalam olahraga ini.
Ia bergabung dengan akademi bulu tangkis di Beijing dan berkesempatan untuk berlatih bersama para pemain top seperti Zhang Nan dan Xiaobin.
Selama kariernya, Yu Xiayu pernah berpasangan dengan Wang Shao Dong di nomor ganda putra dan turut berpartisipasi dalam berbagai turnamen internasional, termasuk China Masters Super Series 2009.
Setelah pensiun dari tim nasional, Yu Xiayu melanjutkan kariernya sebagai pelatih kepala di akademi bulutangkis di Provinsi Anhui.
Namun, nasib tragis menimpa Yu Xiayu pada 11 Desember 2023, ketika ia dinyatakan meninggal dunia karena tenggelam di laut pada usia 31 tahun.
Pihak Akademi Bulutangkis Provinsi Anhui mengonfirmasi bahwa Yu Xiayu terpeleset dari batu saat berjalan-jalan di pantai setelah makan malam.
Kematian ini terjadi hanya dua bulan setelah pernikahannya pada Oktober 2023, menambah kesedihan mendalam bagi keluarganya dan komunitas bulu tangkis.
Kisah-kisah tragis ini mengingatkan kita bahwa bahkan para atlet muda yang berbakat pun tidak luput dari takdir yang tak terduga.
Syabda Perkasa Belawa, Syed Modi, dan Yu Xiayu mungkin telah meninggalkan kita, namun warisan prestasi dan dedikasi mereka akan terus dikenang dalam dunia bulu tangkis.
Kepergian mereka di usia muda adalah kehilangan besar, tetapi semangat mereka akan selalu hidup dalam setiap pertandingan dan inspirasi bagi generasi berikutnya.
(dwi/nad)
Load more