Kisah Matheos Berhitu, Juara Dunia Ultra Marathon Asal Ambon dan Harapannya kepada Negara
- tvonenews
Bahkan saat kendaraannya sepi tanpa penumpang, Matheos memarkir angkotnya di Bandara Pattimura. Ia lalu berlari mengelilingi Ambon dan kembali ke titik awal sebelum memulangkan mobil ke rumah majikan. Ayah empat anak kemudian berlari lagi, bahkan kadang sampai semalam suntuk.
Pada 2018, stasiun televisi nasional menawari ia untuk mengikuti lari Ultra Marathon dengan jarak tempuh 320 kilometer di Kota Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
“Sebenarnya beta belum biasa. Tapi karena tekad, beta pun menyanggupi. Tapi ada hal yang membuat beta agak canggung, yaitu dari sisi finansial. Memang komunitas sudah berjanji membantu namun namanya juga manusia ada rasa malu,” ungkap Matheos.
“Dari Kota Ambon, dengan modal nekat, saya tanggung sendiri biaya makan dan minum,” ujar Matheos yang membeli kostum dan sepasang sepatu lari dengan harga Rp200 ribu di pasar tradisional Mardika.
Keberhasilan Matheos Berhitu menjadi juara terdengar sampai kantor Walikota Ambon, Richard Louhenapessy. Apresiasi mengalir. Theo bersemangat mengikuti kejuaraan lari paling ekstrem dan terpanjang di dunia, 2.243 kilometer.
Berpacu dengan Gajah-gajah Liar
Seolah mengitari Semenanjung Malaysia, Matheos berlari selama satu bulan penuh, dari 01 hingga 30 Desember 2021. Sesuai ketentuan penyelenggara, setiap hari pelari menempuh jarak 72-80 kilometer, untuk mengantisipasi agar tidak berlari pada malam di daerah yang dipenuhi bintang buas.
“Saat melintasi perbatasan Malaysia dan Thailand, sekawanan gajah mengejar beta sampai sejauh satu kilometer,” ungkap Matheos yang kemudian melakukan aksi patriotis sewaktu mendekati garis finish.
Dalam video amatir di akun youtube Sonora FM Bangka, Matheos berlari seorang diri, tanpa ada pelari lain di belakang, kecuali beberapa petugas menggunakan motor patroli milik polisi Malaysia. Satu meter menjelang finish, ia membentangkan bendera merah-putih di jalan kota Kuala Lumpur.
“Saya menangis… karena berhasil pecahkan rekor dunia lari terjauh dan terlama di dunia,” ujar Matheos bangga, mengingat puncak prestasi dari lebih 30 event yang ia pernah rajai.
Cinta Mati Indonesia
Namun mengenang sukses di Malaysia, Matheos pun bertutur sedih: “Saya kecewa pada Pemerintah Pusat. Saya mengibarkan bendera Merah-Putih di Negeri Jiran tapi tak satu pun pejabat yang peduli.”
Load more