Tokyo, Jepang – Polisi menangkap seorang pejabat eksekutif Olimpik 2020 Tokyo. Bersama Haruyuki Takahashi, petugas juga menahan tiga orang lain karena dugaan menerima suap.
Olimpik 2020 Tokyo menyisakan kontroversi. Turnamen multievent yang mundur pelaksanaannya hingga 2021 karena pandemik meninggalkan masalah, termasuk kasus suap yang berkaitan dengan sponsorship kejuaraan olahraga terbesar di dunia.
Rabu (17/08/2022) waktu setempat, polisi Jepang menangkap Haruyuki Takahashi, seorang pejabat eksekutif Olimpik 2020 Tokyo bersama tiga orang lain karena dugaan terkait dengan skandal suap.
Jaksa menduga, Takahashi (78 tahun) menerima suap sebesar 51 juta yen (sekira Rp5,59 miliar) dari ritel bisnis kelas atas Aoki Holdings, yang menjadi sponsor resmi Olimpik 2020 Tokyo.
Polisi juga menangkap mantan petinggi Aoki Hironori Aoki (83) dan dua orang lain yang merupakan pejabat eksekutif serta mantan pejabat eksekutif perusahaan Aoki Holdings, demikian laporan AFP berdasar dokumen Kantor Kejaksaan Tokyo, Kamis (18/08/2022).
Takahashi menerima suap "dengan pengertian bahwa itu dimaksudkan sebagai uang terima kasih atas perlakuan yang menguntungkan dan istimewa" yang ia berikan kepada Aoki.
Menurut jaksa, Takahashi menerima total 51 juta yen (setara Rp5,59 miliar) melalui transfer ke rekening bank perusahaan yang ia kelola. Transfer berlangsung lebih dari 50 transaksi dalam rentang waktu Oktober 2017 sampai Maret 2022.
Aoki Holdings telah mengeluarkan pernyataan resmi untuk meminta maaf atas "masalah besar" karena penangkapan dan mengatakan bahwa perusahaan "menganggap serius masalah ini".
"Kami akan terus bekerja sama sepenuhnya dengan penyelidikan yang dilakukan pihak berwenang," tulis pernyataan Aoki Holdings.
Load more