Usai Merantau ke Empat Negara, Megawati Hangestri Akhirnya Bongkar Kelemahan Pembinaan Voli Indonesia
- Antara Foto/Nova Wahyudi
Salah satu faktor utamanya adalah kontrak jangka panjang yang diberikan klub kepada pemain.
- Tangkapan layar instagram
“Karena saya berpengalaman di luar negeri udah pernah main, menurut saya di sana pembinaannya itu terus-terusan,” kata Megawati.
“Jadi per tahun itu dia (pevoli) gak ganti klub, jadi dia punya kontrak mungkin tujuh tahun atau enam tahun, jadi pemainnya itu-itu aja dan mungkin dari situ chemistry-nya terbangun jadi gak ada perbedaannya gitu lho setiap tahunnya,” lanjutnya, dikutip dari YouTube Moji Social.
Model pembinaan tersebut membuat para pemain memiliki waktu panjang untuk membangun kekompakan.
Dampaknya, ketika bergabung di tim nasional, proses adaptasi berjalan lebih cepat karena bonding sudah terbentuk sejak di klub.
Sebaliknya, Megawati menilai sistem di Indonesia masih belum stabil. Banyak pemain yang hanya bertahan satu hingga dua musim di sebuah klub sebelum kembali berpindah.
“Kalau di Indonesia kan ada beberapa yang cuma setahun, dua tahun gitu aja, kalo di sana lebih lama aja pembinaannya dan disediakan mess juga,” pungkas Megawati.
Pernyataan Megawati Hangestri ini menjadi refleksi penting bagi perkembangan voli nasional.
Di satu sisi, ia kembali ke Proliga dengan ambisi besar membawa Jakarta Pertamina Enduro berjaya.
Di sisi lain, pengalamannya di luar negeri membuka mata soal apa yang masih perlu dibenahi dalam pembinaan voli Indonesia. (han/asl)
Load more