Visa 6 Atletnya Ditolak Indonesia untuk Tampil di Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025, Israel Singgung Soal Isu Diskriminasi
- Instagram/Artem Dolgopyat
Jakarta, tvOnenews.com - Federasi Senam Israel (IGF) melontarkan kritik keras terhadap keputusan pemerintah Indonesia yang membatalkan visa enam atlet senamnya. Mereka menyebut langkah tersebut sebagai keputusan yang sangat memilukan bagi dunia olahraga internasional.
Langkah banding yang diajukan IGF ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) ternyata tak membuahkan hasil. Upaya hukum itu diajukan menyusul keputusan Indonesia menolak kedatangan enam atlet Israel ke Jakarta untuk Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025.
Dalam keputusan terbarunya, CAS menolak dua banding mendesak yang diajukan oleh Federasi Senam Israel. Penolakan itu disampaikan melalui keputusan sementara yang dirilis pekan ini.
CAS menyatakan tidak memiliki yurisdiksi untuk mengadili banding pertama yang diajukan IGF terkait penolakan visa oleh pemerintah Indonesia. Dengan demikian, permintaan agar keputusan pemerintah dibatalkan secara hukum tidak bisa diterima.
Sementara itu, banding kedua yang diajukan IGF masih tertunda prosesnya di CAS. Banding tersebut meminta Federasi Senam Internasional (FIG) memastikan partisipasi atlet Israel atau memindahkan lokasi kejuaraan dari Indonesia.
CAS juga menolak permohonan Israel yang mendesak lembaga arbitrase olahraga tersebut mengeluarkan keputusan darurat. Penolakan itu semakin mempertegas bahwa partisipasi atlet Israel di Kejuaraan Dunia Senam 2025 kini resmi tertutup.
Sekretaris Jenderal IGF, Sarit Shenar, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya atas hasil tersebut. Ia menyebut keputusan CAS menjadi pukulan telak bagi para atlet Israel yang telah bersiap mengikuti ajang internasional itu.
"Untuk kejuaraan dunia ini, ini adalah akhir perjalanan. Jadi, apa pun yang akan terjadi pada pesenam, kita tidak bisa, kita tidak bisa memperbaiki hati mereka," ucap Shenar dikutip dari Reuters.
Shenar menilai keputusan pemerintah Indonesia untuk membatalkan visa enam atlet asal negaranya sebagai bentuk nyata dari diskriminasi. Ia mengaku kecewa karena nilai-nilai sportivitas yang dijunjung tinggi dalam olahraga justru diabaikan.
Pernyataan Shenar tersebut menjadi sinyal bahwa IGF masih berharap adanya tindak lanjut tegas dari otoritas olahraga internasional. Mereka ingin memastikan agar kejadian serupa tidak kembali terulang di masa mendatang.
"Untuk olahraga Israel di masa depan, untuk olahraga dunia di masa depan, saya ingin melihat keputusan yang sangat kuat, yang tidak memberikan ruang bagi keputusan semacam itu, baik dari negara mana pun, atau federasi internasional mana pun," jelas Shenar.
"Saya sangat berharap CAS akan memberikan keputusan yang sangat kuat, yang akan mengintimidasi siapa saja yang memiliki ide gila untuk mendiskriminasi atlet mana pun dari negara mana pun, dengan alasan apa pun," tambahnya.
Kasus penolakan visa ini menjadi sorotan internasional karena berkaitan langsung dengan prinsip netralitas dalam olahraga global. Indonesia sebelumnya menegaskan bahwa kebijakan visa tersebut diambil berdasarkan pertimbangan politik luar negeri dan bukan semata urusan olahraga.
Namun, bagi Israel, keputusan itu tetap meninggalkan luka mendalam. Mereka menilai semangat kompetisi dan persaudaraan olahraga telah dikalahkan oleh kepentingan politik yang lebih besar.
(igp/nad)
Load more