KOVO Dituntut Ganti Regulasi Gara-gara Sahabat Megawati Hangestri 'Dipaksa' Pensiun, Aturan Bursa Transfer Liga Voli Korea Lagi-lagi Tuai Kontroversi
- KOVO
Pihak klub, yang merasa terbebani oleh hal ini, mencoba untuk melakukan negosiasi penandatanganan dan trade alih-alih negosiasi FA, tetapi gagal.
Kritik pun langsung muncul bahwa standar kompensasinya terlalu berlebihan dibandingkan dengan olahraga lain. Contohnya dalam cabor sepak bola, tidak ada peraturan mengenai kompensasi pemain saat mentransfer pemain, jadi perpindahan antar tim relatif bebas.
Sehingga KOVO perlu merevisi soal regulasi di bursa transfer FA. Ini karena sistem pemeringkatan FA tidak mencerminkan kenyataan dalam situasi di mana gaji pemain telah meningkat signifikan dibandingkan sebelumnya.
Menurut sistem FA KOVO saat ini, pemain diklasifikasikan ke dalam grade A, B, dan C berdasarkan gaji musim sebelumnya. Divisi wanita diklasifikasikan sebagai Grade A jika gaji pokok tahunan lebih dari 100 juta won, tetapi ada kritik bahwa ini tidak realistis.
Faktanya, di antara 14 kandidat pemain FA wanita kali ini, satu-satunya pemain yang tidak termasuk dalam kategori tersebut adalah Lee Da-hyeon, yang menandatangani kontrak senilai 40 juta won dengan Hillstate karena gagal abroad ke luar negeri.
"Sudah hampir 10 tahun sejak sistem pemeringkatan FA dibuat, tetapi mereka masih menggunakan standar itu. Gaji pemain sudah meningkat terlalu tinggi untuk menerapkannya sebagaimana adanya." ucap pengamat voli Korea.
Tentu saja, kekhawatiran tentang efek samping tetap ada. Pasalnya jika standar gaji untuk Grade A dinaikkan, tim akan dapat memutuskan untuk menaikkan gaji pemain ketika FA sudah dekat agar dapat mempertahankan pemain di kelas di bawahnya.
Maka penyesuaian salary cap (plafon gaji tahunan) harus dilakukan secara seragam. Hal ini juga sempat disinggung oleh salah satu pejabat klub.
“Kita perlu menyesuaikan sistem pemeringkatan FA agar sesuai dengan kenyataan dan pada saat yang sama mempertimbangkan untuk menurunkan batasan gaji maksimum untuk pemain individu,”
“Kita memerlukan perangkat pengaman untuk mencegah fenomena ‘gelembung gaji’ yang disebabkan oleh pemanasan berlebihan dalam perekrutan pemain.”
Dalam kasus divisi putra, tujuh presiden klub sepakat pada rapat komite kerja yang diadakan bulan lalu untuk menurunkan total kompensasi untuk divisi pria untuk musim 2024-2025 dari 5,81 miliar won (batas gaji 4,15 miliar won + batas opsi 1,66 miliar won) menjadi 4,8 miliar won selama empat tahun.
Load more