Jakarta, tvOnenews.com - Jurnalis senior Kim Jeon-yeop mengakui bahwa Megawati Hangestri menjadi ancaman sekaligus solusi bagi Liga Voli Korea.
Megawati Hangestri memberi gebrakan baru di Liga Voli Korea sebagai angkatan pertama pemain kuota Asia.
Di musim keduanya, Megawati Hangestri sudah mencatatkan berbagai macam rekor baik untuk timnya, Red Sparks maupun bagi catatan pribadinya.
Tak hanya warga Korea yang antusias dengan kehadiran Megawati Hangestri, Red Sparks dan Liga Voli Korea pun menjadi dikenal di Indonesia.
Kim Jeon-yeon pun membahas bagaimana kehadiran Megawati Hangestri ini bisa menjadi ancaman sekaligus solusi bagi Liga Voli Korea.
Pada awalnya, jurnalis Kookmin Ilbo ini mengakui bahwa pandangan soal kuota Asia menjadi sangat rumit karena membuat daya saing pemain lokal menjadi menurun.
Pada saat yang sama, situasi Korea Selatan yang mengalami penurunan angka kelahiran setiap tahunnya membutuhkan peningkatan jumlah pemain asing.
Akhir-akhir ini, sistem kuota Asia diperkenalkan di berbagai cabang olahraga di Korea. Terpisah dari kuota asing non Asia, pemain Asia ini mengalami peningkatan secara bertahap.
"Dimulai dari sepak bola profesional pada 2009 lalu, ada sistem Kuota Asia diterapkan di bola basket profesional pria (2020), Liga Voli Korea putra dan putri (2023), dan bola basket profesional putri (2024)," tulis Kim Jeon-yeon dikutip dari laman Kookmin Ilbo.
Bahkan kuota Asia akan turut diperkenalkan di bisbol profesional dalam waktu dekaat.
Pada awalnya, draft kuota Asia menjadi cara bagi klub untuk melakukan efektivitas biaya dengan memberikan upah kecil bahkan jika dibandingkan oleh pemain lokal.
"Megawati Hangestri yang bergabung dengan Red Sparks pada 2023 lalu dipilih menjadi contoh representatif keberhasilan kuota Asia," tulis Kim Jeon-yeon.
Kim Jeon-yeon kemudian membahas gaji kecil Megawati Hangestri dengan mendapatkan gaji sebesar 100 ribu dolar AS atau Rp1,6 miliar di musim pertama dan 150 ribu dolar AS atau setara dengan Rp2,4 miliar untuk musim kedua.
"Gaji tahunan untuk pemain asing adalah 250 ribu dolar AS untuk tahun pertama dan 300 ribu dolar AS pada tahun kedua, jadi dia tampil dengan level kemampuan tinggi dengan gaji kurang dari setengah jumlah gaji pemain asing," kata Kim Jeon-yeon.
Kimi Jeon-yeon pun membuka bahwa gaji Megawati Hangestri tak lebih tinggi dari rata-rata gaji pemain lokal.
"Gaji Mega tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan gaji rata-rata pemain bola voli wanita profesional yang mencapai 161 juta won atau Rp1,8 miliar," tulis Kim Jeon-yeon.
Kim Jeon-yeon pun mundur ke belakang bahwa tujuan KOVO untuk membuat kuota Asia adalah memiliki kekuatan tanpa mengeluarkan uang banyak.
Namun justru hal ini menjadi ancaman karena sulitnya muncul pemain lokal baru yang mumpuni. Hal ini terbukti dari berkurangnya draft rookie sejak kedatangan Megawati Hangestri cs.
"Musim lalu dari 46 pemain yang mendaftar draft rookie, hanya 19 pemain yang berhasil mewujudkan impiannya menjadi pemain profesional," tulis Kim Jeon-yeon.
Nyatanya, kehadiran Megawati Hangestri mampu meningkatkan ketertarikan pada Liga Voli Korea dengan banyaknya gebrakan baru tidak hanya oleh Megawati Hangestri tapi juga pemain lainnya.
Namun pada akhirnya, kondisi ini menjadi ancaman dengan kesulitan pemain timnas yang kesulitan bersaing dengan pemain asing khususnya dari kuota Asia.
Terbukti dari tim basket putra yang terus mengalami penurunan baik soal popularitas maupun prestasi setelah kedatangan pemain asing.
Bak dua mata pisau, kehadiran Megawati Hangestri ini menjadi solusi untuk masa depan.
Menurunnya populasi masyarakat Korea karena kurangnya angka kelahiran membuat masuknya pemain asing menjadi solusi atas pencarian bibit-bibit baru.
"Untuk mempertahankan tingkat daya saing tertentu dan menjalankan liga secara berkelanjutan, masuknya pemain asing terutama pemain dari Asia, merupakan pilihan yang tak terelakan," katanya.
Untuk itu, Kim Jeon-yeon meminta KOVO untuk mencari solusi lain agar Megawati Hangestri lainnya tetap meramaikan Liga Voli Korea tanpa mengganggu potensi pemain lokal.
"Perlu ada langkah-langkah tambahan untuk menyediakan peluang pertumbuhan yang cukup bagi pemain domestik," tutupnya.
Load more