tvOnenews.com - Bola menjadi alat olahraga yang tak ada habisnya. Dari mulai sepak bola, bola voli, bola basket, hingga bola tangan menjadi favorit dari pecinta olahraga.
Fullball menjadi jenis olahraga baru buatan anak bangsa yang menggabungkan seluruh olahraga bola tersebut. Adalah Rizky Arief Dwi Prakoso yang mengembangkan olahraga tersebut sejak November 2022.
Fullball dimainkan oleh dua tim yang masing-masing terdiri atas lima pemain. Sesuai dengan namanya, bola dimainkan dengan menggunakan tangan atau kaki untuk mencetak gol sekaligus mencegah tim lawan mencetak gol.
"Sebenarnya ide pertama itu pada November 2023, saat itu sedang ramai Piala Dunia, jadi aku lagi banyak belajar dan melihat sejarah olahraga itu sendiri, industri, federasi dan sebagainya," kata Rizky.
Sampai akhirnya Rizky menghabiskan waktu di selama perjalanan Bali-Singapura dengan menggunakan pesawat membuat coretan kecil soal olahraga baru tersebut.
"Konsepnya bagaimana kita gabungkan beberapa olahraga yang basisnya adalah bola, karena menurut saya pribadi olahraga bola itu paling menarik, jadi saya coba masukin beberapa unsur olahraga berbasis bola, setelah coretan pertama itu jadilah awal permainan ini, nama awalnya fullball," kata Rizky.
Bukan tanpa alasan Rizky memberikan nama fullball dalam olahraga baru tersebut. Rizky mengakui nama tersebut berasal dari kombinasi olahraga bola dan seluruh tubuh yang digunakan untuk memainkan fullball.
Rizky pun mengajak empat founder lainnya untuk mengembangkan fullball. Baik dari itu aturan permainan, cara memimpin wasit, peralatan seperti bola dan lainnya.
Rizky mengakui sempat mendapatkan informasi bahwa fullball mirip dengan permainan bola asal Irlandia, Gaelic. Namun setelah membandingkan dua olahraga tersebut, Rizky yakin bahwa kedua olahraga ini adalah olahraga yang berbeda.
"Faktanya, bahkan kita belum tahu olahraga (gaelic) ini sampai pada Januari lalu beberapa kali kita coba main ini dan baru dikasih tahu bahwa ini mirip gaelic," kata Rizky.
Dok. Istimewa/Fullball
"Tapi setelah kita lihat ternyata ini olahraga berbeda, premis atau core olahraga berbeda, kita konsultasikan pada advisor kita pun ternyata berbeda," kata Rizky.
Sampai akhirnya, beberapa pekan lalu fullball ramai dibicarakan di sosial media. Meskipun banyak dukungan yang diterima Rizky, namun tak sedikit yang juga meragukan permainan fullball tersebut.
"Dari Kemenpora juga sudah melakukan review dan perkenalkan fullball di sosial media, tapi kita jalan saja karena ini komunitas seru," kata Rizky.
Saat ini fullball memiliki komunitas yang berisi 200 orang di dalamnya. Setiap pekannya, komunitas tersebut rutin bermain fullball.
Kini Rizky memiliki mimpi yang lebih dari sekadar fullball diterima masyarakat luas. Dia ingin fullball diakui KONI dan diperkenalkan ke dunia.
"Kita dari fullball kita punya panggilan dari eksibisi di kota kota indonesia bahkan sampai Taiwan. Kita butuh banyak banget atlet atlet yang jago olahraga, yang masih muda dan masih bisa berlatih dengan optimal agar bisa memperkenalkan fullball ke seluruh dunia," kata Rizky.
Saat ini animo masyarakat dengan kehadiran fullball pun terus bertambah. Bahkan komunitas fullball telah menyebar di empat kota Indonesia seperti Jakarta, Bali, Cilegon dan Bandung.
Meskipun mengembangkan olahraga bola dari berbagai macam olahraga bola lainnya, Rizky perlu riset mendalam soal peralatan olahraga yang digunakan untuk mendukung permainan fullball.
Rizky pun menciptakan peralatan pendukung seperti target untuk mencetak gol.
"Kita pertama kali uji coba harus ada equipment dan targetnya, kan tidak ada yang produksi, jadi kita bikin sendiri," kata Rizky.
Dok. Istimewa/Fullball
Tak berhenti disana, bola yang digunakan untuk fullball pun diciptakan sendiri. Hal ini karena Rizky tidak bisa menemukan bola yang tepat untuk fullball.
"Kita juga coba berbagai jenis bola, kita coba pakai bola sepak pantulannya kurang, pakai bola voli terlalu besar membalnya, akhirnya kita pikirkan gimana caranya kita buat bola sendiri yang membalnya tidak seperti bola voli tapi ringannya sama seperti bola voli," kata Rizky.
"Akhirnya kita bikin bola sendiri dengan gunakan lapisan lain dan itu enak untuk fullball ini," kata Rizky.
Selain peralatan olahraga, Rizky pun menulis buku berisi 140 halaman mengenai fullball. Dalam buku tersebut, tertulis regulasi hingga tata cara bermain fullball.
"Kita menulis buku 140 halaman untuk regulasi fullball, itu yang kita saat itu kita seriusin dan akhirnya berani rilis olahraga ini," kata Rizky.
(hfp)
Load more