Jakarta, tvOne
GP Aragon tahun lalu menjadi momen sang pebalap Italia merasakan podium teratas untuk pertama kalinya dalam kelas premier setelah memenangi pertarungan sengit dengan juara dunia delapan kali Marc Marquez hingga lap terakhir.
Dia juga mengamankan pole position dengan memecahkan rekor sirkuit Aragon, meski sempat terjatuh saat FP2.
"Kemenangan itu datang setelah periode yang sulit karena saya selalu kompetitif memiliki kecepatan untuk memenangi balapan, tapi setiap kali, sesuatu hal terjadi," kata Bagnaia dalam sesi jumpa pers menjelang Grand Prix Aragon, Kamis.
"Jadi balapan di sini tahun lalu dengan Marc, tentunya, sesuatu yang membantu saya memahami bahwa saya mampu memenangi balapan."
Omongan itu bukan sekedar sesumbar, buktinya Bagnaia sejak Aragon tahun lalu hingga GP San Marino bulan lalu telah merebut 10 kemenangan dari 20 balapan.
Dia kembali menantang gelar musim ini dan memberi tekanan yang tak bisa diremehkan rival utamanya, Fabio Quartararo, setelah memangkas jaraknya dari sang pemuncak klasemen hingga 61 poin berkat empat kemenangan beruntun menuju Aragon.
Setelah kehilangan cukup banyak poin di paruh pertama musim karena performa yang jeblok, Bagnaia kini muncul sebagai ancaman serius dengan penekanan bahwa belum ada pebalap yang menang balapan selain dia sejak pertengahan Juni lalu.
Bagnaia akan berharap mengulangi kesuksesannya tahun lalu demi mengejar Quartararo yang masih unggul 30 poin dengan enam balapan tersisa.
"Saya mengira tidak ada hal yang berubah setelah kemenangan itu (di Aragon tahun lalu), mungkin dunia akan sama saja, tapi pada akhirnya apabila kita melihat hasilnya, itu memberi saya motivasi dan kekuatan untuk dapat memenangi balapan.
"Pastinya, balapan ini membantu saya menjadi lebih kompetitif," kata Bagnaia. (umm/ant)
Load more