Reaksi Warga Asia Tenggara Soal SEA Games 2025 Thailand: Pencak Silat dan 9 Cabor Lain Terancam Terganggu Akibat Kekacauan Cabor Pertama
- Sea Games 2025
tvOnenews.com - Menjelang dimulainya cabang olahraga pertama SEA Games 2025 pada Rabu (3/12/2025), Thailand sebagai tuan rumah justru dihadapkan pada dua persoalan krusial yang mencuri perhatian publik Asia Tenggara.
Padahal, pesta olahraga dua tahunan ini semestinya menjadi momentum kebanggaan regional, terlebih sepuluh cabor awal, termasuk pencak silat sebagai salah satu andalan Indonesia, sudah bersiap memperebutkan total 109 medali emas.
Namun, sebelum kompetisi dimulai, muncul kekhawatiran bahwa masalah teknis dan manajerial bisa mengganggu jalannya pertandingan.
Situasi semakin mencuat ketika media Thailand, Thairath, melaporkan bahwa sejumlah fasilitas dasar bagi peliputan jurnalis belum terpenuhi.
Bahkan sebelum gelanggang pertama dibuka, dua masalah besar sudah mengemuka: kartu liputan yang belum didistribusikan serta absennya transportasi shuttle bagi awak media.
Dengan jadwal kompetisi yang kian dekat, kekacauan ini menimbulkan tanya besar: apakah Thailand benar-benar siap menggelar SEA Games ke-33 ini, terutama untuk cabor populer seperti sepak bola dan pencak silat yang selalu menarik perhatian publik?
Dalam laporannya, Media Thailand, Thairath menegaskan bahwa hingga awal pekan, THASOC selaku panitia tuan rumah belum memberikan ID card kepada media. Selain itu, layanan shuttle menuju venue juga tidak tersedia.
“ID card SEA Games belum sampai ke tangan media, ditambah tidak adanya layanan transportasi sehingga jurnalis harus pergi ke venue dengan biaya sendiri,” tulis Thairath.
Kondisi ini turut mendapat sorotan dari Sekjen Asosiasi Jurnalis Olahraga Thailand, Phanop Jaikuea, yang khawatir liputan tidak berjalan optimal.
“Pengelolaan media merupakan faktor penting dalam mendorong arus informasi dan meningkatkan perhatian publik terhadap SEA Games secara luas,” ujarnya dikutip dari Thairath.
Menurutnya, jika masalah dasar ini tidak segera ditangani, publikasi SEA Games 2025 bisa jeblok dan mencoreng citra tuan rumah.
Ia menambahkan bahwa hasil penelusuran menunjukkan belum adanya shuttle bus di rute-rute utama, padahal fasilitas itu merupakan standar dalam ajang olahraga internasional.
“Sebagai perwakilan jurnalis olahraga, saya menegaskan kembali dan meminta komite penyelenggara untuk segera menyelesaikan masalah-masalah yang tertunda ini dengan serius,” kata Phanop.
Ia mendesak panitia menyediakan transportasi khusus bagi media agar peliputan lebih lancar dan tidak memperburuk citra Thailand sebagai tuan rumah. “Agar kinerja media dapat berjalan lancar sebelum citra negara menjadi buruk,” tegasnya.
- Sea Games 2025
Rentetan Insiden Memalukan: Dari Lagu Kebangsaan Hingga Lampu Stadion
Belum usai masalah akreditasi, publik dikejutkan oleh sederet insiden memalukan saat cabor sepak bola putra Grup B mempertemukan Vietnam vs Laos.
Di Stadion Rajamangala, sistem suara mendadak rusak sehingga lagu kebangsaan kedua negara tidak dapat diputar.
Para pemain U-22 Vietnam dan Laos akhirnya menyanyikannya tanpa iringan musik, sebuah situasi yang amat jarang terjadi di ajang besar seperti SEA Games.
Kesalahan lain juga muncul saat panitia mengumumkan jadwal sepak bola wanita Indonesia vs Thailand.
Alih-alih menampilkan bendera yang benar, panitia justru memasang bendera Laos untuk Indonesia dan Vietnam untuk Thailand. Parahnya lagi, kesalahan ini sempat diunggah di laman resmi SEA Games 2025.
Masalah teknis makin bertambah ketika pencahayaan Stadion Rajamangala rusak pada laga Thailand vs Timor Leste. Pengelola stadion sampai harus meminjam lampu dari Stadion Nakhon Ratchasima untuk memperbaikinya.
Tak heran, penggemar Asia Tenggara menuangkan kekecewaan mereka di media sosial. Banyak yang menilai panitia tidak profesional dan tampak belum siap menggelar turnamen sebesar SEA Games.
Salah satu komentar datang dari akun Kamboja, Kong Panhapiseth:
“Ini jelas sangat tidak profesional. Mereka punya banyak waktu untuk mempersiapkan pertandingan, dan bagian paling sederhananya adalah memainkan lagu kebangsaan.”
Dari Singapura, akun Keiko Keiko menyindir:
“Mungkin orang Thailand kurang memperhatikan SEA Games. Banyak yang bahkan belum tahu bahwa SEA Games 2025 sudah dimulai!”
Keluhan serupa datang dari Indonesia hingga Laos, sebagian mempertanyakan bagaimana mungkin kesalahan-kesalahan mendasar terjadi di hari pertama kompetisi.
Akun Chan Thorn dari Laos berkata,
“SEA Games baru saja dimulai dan sudah banyak masalah.”
Sementara akun Vietnam, Minh Vu, menutup dengan kritik pedas:
“Ini permintaan maaf kedua di SEA Games 2025, sungguh disayangkan. Panitia tampaknya kurang menghormati Vietnam dan Laos.” (udn)
Load more