Megawati Hangestri Beri Sindiran Telak untuk Red Sparks dan KOVO, Meski Belum Main di Liga Voli Turki Megatron sudah Dapatkan Ini
- Kolase tvOnenews.com / KOVO / Instagram Red Sparks
tvOnenews.com - Megawati Hangestri Pertiwi kembali menjadi sorotan media dan volimania Asia, usai resmi bergabung dengan klub asal Turki, Manisa BBSK di Liga Voli Turki.
Usai tampil gemilang di Liga Voli Korea bersama Daejeon JungKwanJang Red Sparks, Megatron resmi menandatangani kontrak dengan klub asal Turki, Manisa BBSK, yang berkompetisi di Kadinlar 1 Ligi atau Divisi 2 Liga Voli Turki musim 2025/2026.
Kepindahan ini bukan hanya langkah berani, tetapi juga menjadi tonggak baru dalam perjalanan internasionalnya sebagai pevoli papan atas.
Meski hanya memperkuat klub di kasta kedua, kehadiran Megawati di Liga Turki menandai era baru bagi pemain Indonesia.
Turki selama ini dikenal memiliki salah satu ekosistem liga voli terbaik dan paling kompetitif di dunia. Maka tak heran jika kehadirannya langsung menarik perhatian penggemar dan media.
Termasuk perbandingan yang tak bisa dihindari antara pengalamannya di Korea dan tantangan barunya di Eropa.
Keputusan Megawati meninggalkan Liga Korea sempat dipandang sebagai kemunduran oleh beberapa warganet, terutama karena ia kini tampil di divisi dua.
Namun anggapan itu perlahan terpatahkan ketika informasi mengenai nilai kontraknya terkuak.
Prediksi Gaji Megawati Hangestri di Manisa BBSK, Turki
Berdasarkan laporan sejumlah media nasional, Megawati menerima gaji sekitar Rp2,4 miliar per musim di Manisa BBSK jumlah yang setara dengan total penghasilannya selama dua musim di Red Sparks Korea.
Artinya, secara finansial, Megawati justru mengalami peningkatan signifikan.
Selain gaji yang kompetitif, ia juga dikabarkan mendapatkan berbagai fasilitas pendukung yang lebih fleksibel di Turki, seperti tempat tinggal, transportasi pribadi, serta kebebasan memilih aktivitas di luar klub.
Hal ini tentu berbeda dengan sistem Liga Voli Korea (KOVO) yang memberlakukan pembatasan ketat terhadap pemain asing.
Di KOVO, atlet asing hanya boleh satu per tim, dan segala aktivitas mereka sangat terkontrol, mulai dari pelatihan, mobilitas, hingga eksposur media.
Bahkan proses negosiasi kontrak pun dilakukan melalui sistem draft yang membatasi nilai tawar pemain asing.
Kepergian Megawati seolah menjadi sindiran tajam terhadap sistem KOVO yang dianggap tidak memberikan ruang pertumbuhan ideal bagi pemain luar negeri, meskipun kontribusinya besar.
Load more