Pevoli asal Kamerun Pernah 'Bersaksi' Soal Megawati Hangestri jadi Ancaman di Liga Voli Korea: Megatron adalah Pevoli yang Paling Sulit di....
- Instagram Moma Bassoko / Red Sparks
tvOnenews.com - Megawati Hangestri resmi membuka lembaran baru dalam kariernya dengan bergabung bersama Manisa BBSK di Liga Voli Turki untuk musim 2025/2026.
Kepindahan ini menjadi langkah bersejarah, mengingat Megawati merupakan atlet voli putri Indonesia pertama yang berlaga di kancah profesional Turki.
Tak hanya membawa harapan besar dari publik Tanah Air, kehadirannya juga memicu perbincangan hangat di kalangan pevoli Eropa.
Bahkan, peringatan terhadap kekuatan Megawati sudah digaungkan oleh mantan lawannya di Korea Selatan, Laetitia Moma Bassoko. Megawati sebelumnya tampil luar biasa bersama Daejeon Red Sparks di V-League Korea musim 2024/2025.
Ia mengemas total 764 poin hingga pertengahan Maret 2025, termasuk torehan impresif 35 poin dalam satu pertandingan melawan AI Peppers.
- KOVO
Konsistensi dan ketajamannya bahkan mengantarkannya meraih gelar Player of the Round ketiga dengan catatan 155 poin dan akurasi serangan mencapai 52,8%.
Dengan statistik tersebut, tak heran jika klub promosi seperti Manisa BBSK menjadikannya andalan utama untuk mewujudkan ambisi promosi ke kasta tertinggi, Sultanlar Ligi.
Namun sebelum Megawati menjejakkan kaki di lapangan Turki, “peringatan dini” datang dari rival beratnya musim lalu, Moma Bassoko.
Pevoli asal Kamerun yang membela Hyundai Hillstate itu mengakui bahwa Megawati adalah lawan paling sulit yang pernah dihadapi.
“Kalau di musim kemarin saya pikir Kim Yeon Koung yang terbaik, tapi untuk musim ini saya pikir Mega adalah pemain yang paling sulit untuk dihentikan,” ujar Moma dalam wawancaranya bersama SBS Sport.
Pujian dari Moma tersebut tentu bukan tanpa dasar. Rivalitas antara Megawati dan Moma selama semusim terakhir di Korea termasuk salah satu yang paling panas, baik secara statistik maupun atmosfer pertandingan.
Moma sendiri pernah mencetak 30 poin dalam satu laga dan meraih gelar Triple Crown pada Oktober 2024.
Namun dominasi Red Sparks yang diperkuat Megawati sempat membuat Hillstate kesulitan. Salah satu pertandingan paling mencolok terjadi pada 22 Januari 2025, ketika Red Sparks dengan tren 11 kemenangan beruntun bertemu Hillstate.
Kala itu, Moma menegaskan tekadnya, “Red Sparks memang dalam tren positif dengan meraih 11 kemenangan beruntun, tapi mereka tidak boleh lupa Hillstate memiliki saya yang akan menghentikan rekor tersebut.”
Lebih lanjut, Moma secara terang-terangan mengakui bahwa kehadiran Megawati di Red Sparks menjadikan tim tersebut jauh lebih berbahaya.
“Saya sangat terkejut dengan bagaimana mereka bermain, Red Sparks tampil dengan taktik permainan yang sangat kuat,” kata Moma.
“Tim mereka sangat kompak, tetapi yang paling mengejutkan saya adalah cara Mega melakukan serangan yang begitu dinamis dan sulit dipahami,” tambahnya.
Kini, ketika Megawati bersiap menyesuaikan diri dengan atmosfer Liga Voli Turki bersama Manisa BBSK, banyak mata tertuju padanya.
Apalagi Manisa bukan tim biasa. Klub tersebut baru saja naik dari divisi tiga ke divisi dua (Kadinlar 1 Ligi) dan menargetkan promosi ke Sultanlar Ligi dalam waktu singkat.
Mereka membutuhkan pemain dengan mental dan kapasitas kelas dunia untuk menjawab target ambisius tersebut. Dalam konteks inilah, Megawati dipercaya menjadi figur sentral.
Transfer Megawati ke Manisa BBSK bukan hanya soal kemampuan teknis di lapangan, tetapi juga simbolisasi kepercayaan bahwa ia bisa bersinar di kompetisi Eropa.
Dengan status sebagai bintang Asia Tenggara dan sorotan yang melekat, Megawati akan menghadapi tekanan dan ekspektasi tinggi.
Namun jika berkaca dari performanya di Korea, justru tekanan tersebut dapat menjadi bahan bakar untuk membawa klub barunya melangkah lebih jauh.
Pernyataan dari Moma Bassoko bisa dibaca sebagai sinyal bagi para pevoli di Liga Voli Turki untuk bersiap menghadapi ancaman nyata dari Asia.
Megawati bukan hanya unggul dalam angka statistik, tetapi juga dalam kepemimpinan dan mental bertanding.
Kepindahannya ke Turki sekaligus membuka peluang bagi atlet-atlet Indonesia lain untuk mengembangkan karier di panggung Eropa.
Bagi Megawati sendiri, bermain di Liga Voli Turki adalah wujud dari mimpi besar yang perlahan menjadi nyata. Ia pernah menyampaikan bahwa bermain di luar negeri merupakan ambisi jangka panjangnya.
Kini, dengan reputasi yang kian menjulang dan peringatan dari rivalnya yang menjadi bukti kapasitasnya, Liga Turki patut waspada.
Bukan tidak mungkin, Megawati akan kembali mengejutkan dunia voli seperti yang pernah ia lakukan di Korea Selatan. (udn)
Load more