Aduh, Megawati Hangestri Masih Boleh Pakai Hijab di Liga Voli Turki? Ternyata Aturan Federasi Olahraga Turki Saat ini....
- KOVO
tvOnenews.com - Megawati Hangestri Pertiwi, bintang voli Indonesia yang dikenal karena ketangguhannya dan penampilannya dengan hijab, baru saja menorehkan langkah besar dalam karier internasionalnya.
Setelah dua musim membela Red Sparks di Liga Voli Korea (KOVO), Megawati kini resmi memperkuat Manisa BBSK, klub yang bermain di divisi utama Liga Voli Turki, Sultanlar Ligi.
Kepindahan ini disambut antusias publik Indonesia, namun juga memunculkan pertanyaan: apakah Megawati harus melepas hijabnya saat berlaga di Turki?
Sebagai atlet berhijab, penampilan Megawati memang jadi sorotan tersendiri. Ia tidak hanya menjadi simbol kekuatan dan kerja keras, tapi juga konsistensi dalam mempertahankan identitasnya.
Di Korea Selatan, Megawati bermain dengan mengenakan hijab, meski berada dalam liga yang sangat kompetitif dan disiplin.
KOVO sendiri sebenarnya tidak memiliki larangan resmi mengenai hijab, namun budaya dan iklim kompetitif di sana membuat sangat sedikit atlet Muslim tampil dengan hijab secara terbuka. Megawati menjadi pengecualian yang mencolok.
Bagaimana Aturan Atlet Mengenakan Hijab di Turki?
Kini, saat ia hijrah ke Turki, publik bertanya-tanya soal aturan yang berlaku di negara tersebut. Turki memang dikenal sebagai negara sekuler yang sempat melarang penggunaan jilbab di ruang publik pada dekade 1980-an hingga awal 2000-an.
Namun, sejak 2012, Federasi Olahraga Turki mencabut larangan tersebut, memungkinkan para atlet perempuan Muslim mengenakan hijab secara resmi.
Tahun berikutnya, pemerintah Turki pun mencabut larangan hijab di institusi publik seperti sekolah dan parlemen.
Artinya, secara hukum, tidak ada larangan bagi Megawati untuk bertanding dengan hijab di Liga Voli Turki.
Federasi Voli Turki (TVF) yang membawahi kompetisi seperti Sultanlar Ligi juga mengacu pada standar Federasi Bola Voli Internasional (FIVB), yang memperbolehkan pemakaian hijab selama tidak mengganggu keselamatan atlet.
FIVB sudah menghapus kewajiban busana terbuka seperti bikini di voli pantai sejak 2012. Contohnya adalah Doaa Elghobashy dari Mesir yang bertanding mengenakan hijab di Olimpiade Rio 2016.
Di TVF, meski tak secara eksplisit mencantumkan aturan soal hijab dalam dokumen seperti Sport Julisa atau Danışma Talimatı, mereka mengikuti regulasi FIVB.
Hal ini diperkuat dengan penampilan beberapa atlet Muslimah dari tim-tim Iran yang juga berlaga dalam kejuaraan AVC dan turnamen internasional lainnya tanpa masalah terkait hijab.
Bergabungnya Megawati ke Manisa BBSK pun menjadi sinyal kuat bahwa klub tidak memiliki persoalan dengan atribut keagamaannya.
Turki sendiri memiliki populasi mayoritas Muslim dan kini sangat terbuka terhadap penampilan hijab, termasuk dalam dunia olahraga.
Sebagai atlet yang tetap berprestasi sambil mempertahankan prinsip, Megawati merupakan sosok panutan bagi perempuan muda di Indonesia dan dunia Islam. Ia membuktikan bahwa mengenakan hijab tidak menghalangi performa di level internasional.
Dukungan dari masyarakat Indonesia sangat penting agar ia terus percaya diri, apalagi menghadapi persaingan ketat di Sultanlar Ligi yang dihuni klub-klub elite Eropa seperti Eczacıbaşı dan VakıfBank.
Langkah Megawati ke Liga Turki tak hanya soal karier, tetapi juga simbol dari perjuangan identitas, prestasi, dan profesionalisme.
Ia memperlihatkan bahwa menjadi atlet hijabers bukanlah halangan untuk bersaing di panggung global. Kini, dengan regulasi yang semakin inklusif, dunia olahraga telah membuka ruang yang lebih luas bagi para Muslimah untuk tetap bersinar. (udn)
Load more