Walaupun Tak Pernah Setim, Si Ratu Ting Tang Bicara Jujur Mengapa Banyak Warga Korea kok Menyukai Megawati Hangestri: Yang Membuat Aku Kagum adalah...
- KOVO / Red Sparks
tvOnenews.com - Nama Megawati Hangestri Pertiwi bukanlah sosok asing bagi pencinta bola voli, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Pemain andalan Timnas Voli Putri Indonesia ini mencatatkan sejarah luar biasa selama dua musim membela tim Red Sparks di Liga Voli Korea Selatan (V-League).
Penampilannya yang konsisten dan mengesankan berhasil mengubah pandangan publik Korea terhadap pemain Asia Tenggara.
Megawati tak hanya bersinar sebagai kuota Asia, namun dianggap selevel dengan pemain asing top dunia oleh kalangan profesional dan penggemar voli di Negeri Ginseng.
Salah satu yang mengakui ketangguhan Megawati adalah bintang muda Timnas Korea Selatan, Lee Da-hyeon.
Pemain yang mendapat julukan "Ratu Ting Tang" ini pernah menjadi korban spike keras Megawati dalam laga antara Red Sparks melawan Hyundai Hillstate.
Insiden tersebut menjadi viral karena smash Megawati yang menghantam wajah Lee Da-hyeon langsung menjatuhkannya di lapangan.
Namun, justru dari insiden inilah publik Korea semakin menghargai sosok Megawati.
Dalam momen tersebut, Megawati tak hanya menunjukkan kekuatan serangnya, tapi juga menunjukkan empati.
Ia segera menghampiri Lee Da-hyeon, meminta maaf, dan memastikan kondisi lawannya baik-baik saja. Sikap sportif Megawati itu membekas di benak Lee.
“Smash Megawati memang luar biasa keras. Namun yang membuat aku kagum bukan karena hal itu, tapi perlakuan baiknya kepada lawan yang susah aku lupakan,” ujar Lee Da-hyeon dalam wawancara bersama SBS Sports.
Lee Da-hyeon pun menambahkan, “Dia pemain yang sangat berbakat. Serangannya sangat mematikan dan sulit ditebak.”
Pernyataan ini disampaikan setelah Lee menceritakan kepada rekannya Yang Hyo-jin bahwa dirinya hampir pingsan akibat smash tersebut.
- KOVO
“Dia mengatakan kepada saya kalau dia seperti mau pingsan ketika terkena smash itu,” ungkap Yang Hyo-jin dalam wawancara yang dilansir *tvOnenews.com*.
Megawati pun mendapat pujian bukan hanya karena kemampuannya di lapangan, tapi juga karena sikapnya di luar lapangan.
Ia dikenal menghormati budaya lokal dan lingkungan tempat tinggalnya selama di Korea Selatan. Banyak penggemar menyebut Megawati sebagai simbol kedewasaan dan sportivitas, bahkan menjadi panutan bagi pemain muda lokal.
Namun semua itu kini menjadi bagian dari sejarah yang indah. Setelah menjalani dua musim gemilang bersama Red Sparks, Megawati Hangestri memutuskan untuk tak melanjutkan kariernya di Liga Korea.
Ia resmi meninggalkan Red Sparks pasca-musim V-League 2024/2025 berakhir. Keputusan ini cukup mengejutkan mengingat popularitasnya tengah berada di puncak.
Namun Megawati memilih pulang ke Tanah Air dan kini telah bergabung dengan Gresik Petrokimia untuk memperkuat klub tersebut di ajang Proliga 2025.
Kepindahan Megawati ke Gresik Petrokimia tentu menjadi kabar gembira bagi dunia voli Indonesia.
Kehadirannya kembali di liga domestik diharapkan mampu meningkatkan daya tarik Proliga serta memberi inspirasi bagi generasi muda.
Gresik Petrokimia, yang tengah membangun ulang kekuatannya, tentu beruntung bisa mendapatkan jasa salah satu spiker terbaik Asia tersebut.
Kilas balik perjalanannya di Korea tak hanya meninggalkan kesan mendalam bagi dirinya, tapi juga bagi seluruh penggemar voli di sana.
Bahkan setelah kepindahannya, media Korea Selatan tetap menyoroti kabar Megawati dan menyebut kepergiannya sebagai kehilangan besar bagi V-League.
Beberapa penggemar bahkan menyatakan di media sosial bahwa mereka akan tetap mendukung Megawati di manapun ia bermain.
Sementara itu, Lee Da-hyeon yang dulu menjadi lawan Megawati, kini juga memulai petualangan baru.
Ia resmi meninggalkan Hyundai Hillstate dan bergabung dengan Pink Spiders, tim juara bertahan V-League.
Hal ini menandai lembaran baru dalam rivalitas sekaligus persahabatan dua pemain ini yang pernah berbagi momen dramatis di lapangan.
Dengan segala pengalaman internasional yang telah dimilikinya, Megawati Hangestri kini bukan hanya simbol kekuatan serangan Timnas Indonesia, tetapi juga menjadi teladan sportivitas dan profesionalisme.
Kepulangannya ke Indonesia membawa harapan baru, bahwa voli putri Indonesia bisa bersaing di level lebih tinggi.
Sebagaimana yang dituliskan *tvOnenews.com*, “Terlepas dari insiden yang sempat menimpa Lee Da-hyeon, Megawati tetap mendapatkan penghormatan dari publik Korea. Ia dicintai bukan hanya karena spike kerasnya, tapi karena kepribadiannya yang tulus dan bersahaja.”
Apakah Megawati Hangestri akan tetap bertahan di Gresik Petrokimia usai Proliga 2025? Atau Megatron akan kembali bermain ke luar neger? Kita tunggu saja kabar baiknya. (udn)
Load more