Jakarta - Makna Dhuha, ialah nama untuk awal siang hari (pagi). Sementara, sholat dhuha dalam fiqih adalah sholat sunnah yang dilakukan di waktu dhuha. Yakni, mulai matahari terbit seukuran tujuh hasta atau 2,5 meter sampai waktu zawal atau saat matahari tergelincir ke arah barat.
Namun, waktu yang tepat dan terbaik untuk mengerjakan sholat dhuha yakni sejak waktu syuruq atau dikatakan awal dhuha. Hal itu diungkapkan ustaz Adi Hidayat saat menjelaskan kapan waktu yang tepat untuk kerjakan sholat dhuha kepada jemaah.
"Syuruq itu awal dhuha, ingat ya. Jadi waktu syuruq itu saat perjalanan matahari yang mulai bergerak dari mulai fajar atau matahari terbit, sampai pada tempat posisi terbitnya. Sampai bergeser lagi, sekira bayangan itu, itu satu tombak kurang lebih. Kalau kita tanam tombak sampai kokoh, ada matahari bayangannya, sudah satu tombak itu ya, nah itu waktunya syuruq namanya," ungkap ustaz Adi Hidayat seperti yang dikutip dari kanal YouTube Adi Hidayat Official, Kamis (13/10/2022).
"Pergerakan matahari namanya israq, berada di porosnya namanya masdiq. Bayangan yang satu tombak ini itu sudah masuk waktu syuruq, syuruq itu awal dhuha," sambung ustaz Adi Hidayat dalam menjelaskan.
Lalu, dijelaskan kembali oleh ustaz Adi Hidayat, di awal dhuha ini ada sebuah kemulian dan itu ada hadisnya. Bahkan hadisnya sangat sahi dan hadisnya di At-Rimidzi.
"Siapa yang menunaikan sholat subuh berjamaah, sementara di hadis lain di Masjid. Jadi ada dua diksi di hadis ini. Satu ditunaikan berjamaah, satu lagi di masjid. Saya megambil jalan tengahnya saja, yang preriotas itu adalah masjid. Tetapi kalau ada udzur tidak memungkinkan ke masjid, nah biasanya kalau udzur ini digambarkan perempuan yang tidak memungkinkan ke masjid karena alasan-alasan toleransi syariat dan itu nanti banyak riwayat yang menyebutkan," jelasnya.
Kemudian dia katakan, apabila ingin mendapatkan waktu syuruq atau waktu yang tepat untuk mengerjakan sholat dhuha, maka kerjakan berjamaah di rumah. Hal itu bisa dilakukan dengan pasangan dan anak-anak atau dengan asisten rumah tangga untuk laksanakan sholat dhuha di rumah di waktu syuruq. Namun, ia katakan yang lebih baik di lakukan di masjid.
Selanjutnya, dijelaskannya kembali, siapa yang menunaikan sholat subuh berjamaah dan di masjid, lalu dia tidak langsung beranjak tetapi berzikir terlebih dahulu.
"Nah setelah sholat subuh dia tidak beranjak, ada yang berzikir, ada yang ikut taklim. Nah, sampai tiba awal dhuha, awal dhuha yang disebut dengan syuruq itu. Kemudian dia sholat dua rekaat di awal dhuha itu, maka dia akan mendapatkan pahala yang senilai dengan Haji dan Umrah, sempurna," katanya.
"Namun, jangan dipahami pahala itu anda bahwsanya sudah haji atau sudah umrah karena kerjakan sholat dhuha saat awal dhuha. Namun dipahami mendapatkan pahala senilai umrah dan haji. Nah, dan pahala senilai mengerjakan haji dan umrah itu berpeluang mendapatkan surga dan berpeluang untuk merubah prilaku lebih baik," ujarnya.
Kemudian, ia katakan, jika belum mampu untuk laksanakan ibadah haji, maka konsisten sholat dhuha di waktu syuruq atau awal dhuha. Sebab, ia katakan juga, apabila orang yang sering tepat waktu menunaikan sholat dhuha pada syuruq, manfaatnya buntuk diri sendiri itu lebih baik.
Untuk diketahui, untuk melaksanakan sholat dhuha ada tata cara dan niat serta doanya. Berikut tata cara dan niat serta doa untuk sholat dhuha.
1. Baca niat di dalam hati bersamaan takbîratul Ihrâm. Untuk memantapkan niat, sebelumnya bisa melafalkan niat sholat Dhuha berikut:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatad dhahâ rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.
Artinya:
Saya niat shalat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah ta’ala.
2. Kemudian, melaksanakan gerakan dan bacaan sholat sebagaimana umumnya sampai salam setelah dua rakaat.
3. Setelah salam atau selesai seluruh sholat kemudian membaca beberapa doa sebagai berikut.
Doa pertamanya,
اَللّٰهُمَّ إِنَّ الضَّحَآءَ ضَحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَــالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللّٰهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِي السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعْسَرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضَحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِيْ مَآ أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Allâhumma innad dlahâ’a dlahâ’uka, wal bahâ’a bahâ’uka, wal jamâla jamâluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allâhuma in kâna rizqî fis samâ’i fa anzilhu, wa inkâna fil ardhi fa akhrijhu, wa inkâna mu’siran (mu‘assaran) fa yassirhu, wa in kâna harâman fa thahhirhu, wa inkâna ba‘îdan fa qarribhu, bi haqqi dlahâ’ika wa bahâ’ika wa jamâlika wa quwwatika wa qudratika, âtinî mâ atayta ‘ibâdakas shâlihîn.
Artinya:
Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu. Wahai Tuhanku, jika rejekiku berada di atas langit, maka turunkanlah; jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah; jika dipersulit, mudahkanlah; jika (tercampur tanpa sengaja dengan yang) haram, sucikanlah; jika jauh, dekatkanlah; dengan hak dhuha, keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah kepadaku apa yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang saleh.
Untuk doa kedua,
اَللّٰهُمَّ بِكَ أُصَاوِلُ وَبِكَ أُحَاوِلُ وَبِكُ أُقَاتِلُ
Allâhumma bika ushâwilu, wa bika uhâwilu, wa bika uqâtilu.
Artinya:
Dengan-Mu, aku menerjang. Dengan-Mu, aku berupaya. Dengan-Mu, aku berjuang.
Lalu, untuk doa ketiga ini, dibaca sebanyak 40 atau 100 kali.
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
Rabbighfir lî, warhamnî, wa tub ‘alayya, innaka antat tawwâbur rahîm.
Artinya:
Tuhanku, ampunilah aku. Kasihanilah aku. Terimalah tobatku. Sungguh, Engkau Maha Penerima Tobat dan Maha Penyayang. (Aag)
Load more