Sumatera - Hampir semua orang melihat pertanda buruk. Bahkan melihat pertanda itu membuat manusia cemas hingga gelisah. Sebab, pertanda buruk itu selalui terbayang-bayang di pikiran. Akan tetapi, Rasulullah saw mengajarkan kepada umat Islam, apabila melihat pertanda buruk agar bersikap wajar. Hal ini dari kisah ketika sahabat Rasulullah melihat pertanda buruk dan Rasulullah mendidik sahabatnya agar bersikap wajar ketika melihat sebuah pertanda buruk.
Salin itu, Rasulullah saw juga mengajarkan doa yang menunjukkan bahwa kebaikan dan keburukan itu berada di tangan Allah, bukan ditentukan oleh sebuah pertanda buruk yang dilihat manusia. Doa yang diajarkan Rasulullah adalah sebagai berikut.
اللَّهُمَّ لَا يَأْتِي بِالحَسَنَاتِ إِلَّا أَنْتَ وَلَا يَذْهَبُ بِالسَّيِّئَاتِ إِلَّا أَنْتَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
Allāhumma lā ya’tī bil hasanāti illā anta, wa lā yadzhabu bis sayyi’āti illā anta, wa lā hawla wa lā quwwata illā billāhi.
Artinya:
"Ya Allah, tidak ada yang dapat mendatangkan kebaikan kecuali Engkau, dan tidak ada yang menghilangkan keburukan kecuali Engkau. Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali kekuatan Allah."
Di samping itu, Imam An-Nawawi menyebutkan riwayat Ibnus Sinni dari Uqbah (Urwah) bin Amir Al-Juhani ra bercerita, suatu hari Rasulullah ditanya perihal pertanda buruk. Rasulullah saw menjawab,
“Paling benarnya adalah pertanda baik. Sedang pertanda buruk tidak dapat menolak seorang muslim. Kalau kalian melihat pertanda (buruk) yang kalian tidak sukai, hendaklah membaca, Allāhumma lā ya’tī bil hasanāti illā anta, wa lā yadzhabu bis sayyi’āti illā anta, wa lā hawla wa lā quwwata illā billāhi,"
Dalam hal tersebut, Rasulullah menegaskan bahwa sebuah pertanda buruk tidak dapat menolak atau membelokkan dari maksud baik seorang muslim.
Sementara itu, apabila umat Islam bermimpi buruk dan menggapnya itu adalah hal pertanda buruk. Maka, dianjurkan untuk membaca doa sebagai berikut.
هُوَ اللهُ ، اَللهُ رَبِّيْ لَا شَرِيْكَ لَهُ. أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ غَضَبِهِ وَمِنْ شَرِّ عِبَادِهِ وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ وَأَنْ يَحْضُرُوْنِ
Huwallahu, allahu rabbi, la syarika lahu. A‘udzu bikalimatillahit tammati min ghadhabihi wa min syarri ibadihi wamin hamazatis syayatini wa an yahdhuruni.
Artinya:
"Dialah Allah, Allah Tuhanku. Tiada sekutu bagi-Nya. Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan para hamba-Nya, dan godaan setan. Aku pun berlindung kepada-Nya dari kepungan setan itu."
أَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَان وَسَيِّئاَتِ اْلأَحْلاَمِ
Allohumma inni a’zubika min ‘amalis syaithoni wa sayyi-atil ahlam.
Artinya:
"Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan setan dan buruknya mimpi." (Aag)
Load more