Sifat Berikut Ini Dapat Mengangkat Seorang Muslim ke Tingkatan Paling Tinggi
- Youtube/ReligiOne (tangkapan layar)
tvOnenews - Dalam tayangan Assalamualaikum Nusantara tvOne, Ustad Fikri Haikal MZ menjelaskan mengenai tingkatan yang paling tinggi bagi seorang Muslim.
Ustad Fikri membuka tema tingkat tertinggi Muslim dengan menceritakan sebuah kisah di zaman Rasulullah SAW, dimana saat itu Beliau sedang memberikan pelajaran kepada para sahabatnya.
“Satu hari ketika Baginda Nabi memberikan pelajaran kepada para sahabat, datang orang laki pakaiannya bagus, rambutnya hitam legam, potongan tubuhnya gagah.” ujar Ustad Fikri Haikal MZ, dalam tayangan Assalamualaikum Nusantara tvOne, dikutip Rabu (7/9/2022).
“orang ini bertanya kepada Baginda Nabi, ya Rasul ma huwal iman? dijawab sama nabi bahwa iman itu percaya kepada Allah, kepercayaan kepada rasul, malaikat dan seterusnya.” sambungnya.
“lalu laki-laki ini bertanya lagi, wa ma huwal Islam? apa Islam itu? dijawab sama Nabi, Islam itu mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan sholat dan sebagainya” kata Ustad Fikri melanjutkan ceritanya.
“lalu disusul dengan pertanyaan, wa ma huwal ihsan? ya Rasul apa ihsan itu? Baginda Nabi mengatakan, kalian menyembah Allah seolah-olah kalian melihat kepadanya, berbuat baik seolah-olah engkau melihat Allah, perbuatan baik yang kamu lakukan ditujukan hanya kepada Allah.” pungkas Ustad Fikri.
![]()
Ustad Fikri Haikal MZ (tangkapan layar Assalamualaikum Nusantara tvOne)
Terkait makna ihsan, Ustad Fikri menjelaskan bahwa, ketika seseorang tidak sanggup atau tidak bisa membayangkan Allah melihatnya, maka yakinlah bahwa perbuatan tersebut pasti dilihat oleh Allah SWT.
Ia mengatakan, ihsan merupakan tingkat tertinggi dalam agama Islam setelah beriman dan memeluk agama Islam.
“Ihsan asal katanya hasunah, masdar dari kalimat ahsanu, artinya berbuat baik. Tingkatan tertinggi dalam ajaran agama Islam setelah beriman, memeluk agama Islam, berbuat Ihsan, ini tingkatan paling tinggi.” jelas ustad Fikri.
Seperti yang Allah wahyukan dalam Quran Al-Israa’ ayat 7, lanjutnya, kalau kalian berbuat baik, kebaikan itu akan buat dirimu sendiri dan kalau kalian berbuat kejahatan, berbuat keburukan, keburukan itu akan menimpa dirimu sendiri.
“In ahsantum ahsantum li anfusikum, wa in asa'tum fa lahaa” (Q.S. Al-Isra’: 7)
Load more