Bolehkah Umat Islam Mengucapkan Selamat Natal? Ini Pandangan Ulama soal Toleransi dan Batasan Aqidah
- Freepik/teksomolika
Ia mencontohkan, bila ada seorang Nasrani yang berfatwa haram ikut mengucapkan selamat Maulid Nabi Muhammad SAW karena tidak sesuai dengan keyakinannya, maka umat Islam seharusnya menghormati hal itu.
“Kita hargai, memang itu bukan Nabi mu kok. Anda sah-sah. Di saat ada seorang muslim berfatwa saya haram mengucapkan selamat Natal. Ya jangan pusing, memang Nabi Isa bukan Tuhan saya kok,” katanya.
Buya Yahya menegaskan bahwa tidak perlu mempermasalahkan umat Islam yang memilih tidak mengucapkan selamat Natal, karena itu merupakan bentuk menjaga aqidah dan bukan berarti menolak toleransi.
Justru sebaliknya, ia mengingatkan agar masyarakat memahami bahwa toleransi sejati bukanlah mencampur keyakinan, tetapi saling menghormati perbedaan tersebut dengan penuh kebijaksanaan.
“Justru yang harus kita fahamkan makna toleransi, jangan dipaksa kaum minoritas Nasrani mengikuti aturan-aturanmu, yakni acara kebesaranmu, dan sebaliknya, jangan pula kaum Muslim dipaksa mengikuti hari raya agama lain,” ujar Buya Yahya menutup penjelasannya.
Dari penjelasan tersebut, terlihat bahwa pandangan ulama seperti Buya Yahya berfokus pada pelestarian aqidah Islam tanpa mengurangi sikap hormat dan toleran terhadap pemeluk agama lain.
Seorang Muslim tetap dianjurkan menjaga hubungan baik, menghormati tetangga non-Muslim, serta tidak melakukan tindakan yang bisa menyinggung, selama tidak melanggar batas keyakinan agama. (adk)
Load more