Asal Usul Al-Quran Diurutkan dari Surah Al-Fatihah sampai An-Nas, Penjelasan Ustaz Adi Hidayat
- istimewa
Jakarta, tvOnenews.com – Ustadz Adi Hidayat (UAH) kembali menjelaskan salah satu keistimewaan Al-Qur’an yang diurutkan dari surah Al-Fatihah hingga An-Nas.
Dalam pemaparannya, beliau menegaskan bahwa Al-Qur’an tidak turun secara sekaligus, melainkan mengikuti alur kejadian dan kebutuhan dakwah Nabi Muhammad SAW.
UAH menjelaskan bahwa ayat dan surah turun seiring perjalanan dakwah Nabi. Ketika Nabi pertama kali diangkat menjadi rasul, turun ayat-ayat awal seperti Iqra’.
- Istimewa
Setelah itu muncul perintah berdakwah melalui Surah Al-Muddatsir. Ayat-ayat lain pun menyusul selama lebih dari dua dekade masa kenabian.
Menurut UAH, wahyu turun selama sekitar 22 tahun 2 bulan 22 hari, dan setiap ayat hadir tepat pada momentum yang dibutuhkan.
Setelah seluruh ayat turun, Malaikat Jibril diperintahkan untuk membimbing Nabi menyusun bacaan Al-Qur’an sesuai urutan yang Allah tetapkan.
“Maka malaikat diperintahkan oleh Allah mengurutkan urutan ayat-ayat Quran yang telah turun itu sesuai dengan urutan baru yang susunannya Allah berikan petunjuk… namanya tauqifi,” jelas UAH dalam kanal Youtube Ustaz Adi Hidayat Official.
Urutan Mushaf Menjadi Penjaga Kemurnian Al-Qur’an
UAH menegaskan bahwa susunan dari Al-Fatihah hingga An-Nas bukan hanya urutan biasa, tetapi penjaga keutuhan Al-Qur’an. Melalui susunan ini, para ahli bisa mengetahui jika ada ayat atau halaman yang hilang.
Beliau menambahkan bahwa secara makna, urutannya saling berkaitan. Al-Fatihah menjadi pembuka, dijelaskan lebih dalam melalui Al-Baqarah, kemudian dirinci lagi di Ali Imran, dan seterusnya hingga An-Nas.
Inilah yang disebut UAH sebagai salah satu bukti bahwa Al-Qur’an berasal dari Allah, bukan ciptaan manusia.
- Unsplash/Lexi T
Ayat Turun Mengikuti Peristiwa, Lalu Disusun Menjadi Kurikulum Kehidupan
Dalam ceramahnya, UAH menegaskan bahwa ayat-ayat Al-Qur’an turun menyesuaikan peristiwa, mulai dari Perang Badar, Uhud, bimbingan bisnis, hukum riba, hingga perintah puasa.
Namun setelah wahyu berhenti, Allah menetapkan susunan final dari Al-Fatihah sampai An-Nas sehingga membentuk apa yang UAH sebut sebagai “kurikulum kehidupan.”
Beliau memberi contoh:
- Bagi pebisnis, ayat-ayat tentang bisnis dapat ditarik dari seluruh mushaf.
- Bagi penuntut ilmu, ayat-ayat tentang ilmu dapat ditemukan dari surat pertama hingga terakhir.
- Bahkan bagi ibu rumah tangga, Al-Qur’an memuat bimbingan lengkap tentang peran istri, ibu, hingga cara menghadapi karakter suami.
UAH mengatakan hal ini pernah dipraktikkan para sahabiyah pada masa Nabi. Mereka mengeluarkan ayat-ayat sesuai kebutuhan dan menjadikannya pedoman hidup.
- YouTube/Adi Hidayat Official (tangkapan layar)
Menjadikan Al-Qur’an sebagai Pedoman Hidup
Ustadz Adi menegaskan bahwa umat Islam tak cukup hanya membaca Al-Qur’an. Ayat-ayatnya harus dipelajari, dipahami, dan diamalkan agar fungsi sebagai hudan linnas benar-benar dirasakan dalam kehidupan.
Beliau menekankan bahwa urutan mushaf yang sekarang bukan berarti tidak sesuai dengan urutan turunnya wahyu.
“Bukan tidak sesuai, tapi Allah memberikan satu urutan yang menjadi kurikulum kehidupan,” tegas UAH.
Sementara itu, asbabun nuzul tetap menjadi rujukan penting bagi umat Islam untuk memahami bagaimana menyikapi peristiwa-peristiwa yang serupa dalam kehidupan modern.
Dengan demikian, UAH mengajak umat untuk kembali memposisikan Al-Qur’an bukan hanya sebagai bacaan yang membawa pahala, tetapi sebagai panduan lengkap dalam setiap fase kehidupan.
Load more