Wajib Jadi Teladan, Begini Sifat Wajib Nabi Muhammad SAW
- unsplash.com
Seseorang yang gemar berbohong hidupnya akan selalu waswas. Karena setiap pelakunya berbohong, maka akan ada kebohongan - kebohongan lain yang terus dibuat untuk menutupi kebohongan yang pertama.
Di antara tanda - tanda orang sidiq ialah tegar terhadap cita-cita yang diyakini (QS Al-Ahzab/33: 23), tidak ragu berjihad dengan harta dan jiwa (QS Al-Hujurat/49: 15), beriman kepada Allah, Rasulullah, berinfaq, mendirikan salat, menunaikan zakat, menepati janji, dan sabar (QS Al-Baqarah/2: 177) dan juga punya komitmen teguh terhadap Islam (QS Ali Imran/3: 101).
2. Tabligh
Masyarakat sering mengaitkan kata tabligh dengan kegiatan dakwah keislaman. Tabligh sendiri berasal dari kata ballagha-yuballighu-tablighan yang artinya menyampaikan atau memberitahukan. Secara istilah, tabligh adalah menyampaikan ajaran Islam yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah untuk memperbaiki kehidupan umat manusia.
Dalam Al-Qur’an, kata tabligh disebut antara lain dalam Qur’an Surat Al-Maidah: 67, “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya.”
Salah satu sifat Nabi Muhammad adalah tabligh. Jika hanya menyampaikan sebuah informasi, maka hampir semua orang bisa melakukannya. Namun bagi Nabi Muhammad, tabligh juga dapat diartikan sebagai akuntabilitas, maksudnya mampu memberikan informasi secara akurat.
Nabi bertugas menyampaikan wahyu yang diterimanya dari Allah melalui perantara malaikat Jibril. Tidak ada wahyu atau ayat yang disembunyikan oleh Nabi. Juga tak ada satu wahyu pun yang disampaikan secara berbeda dari apa yang telah difirmankan Allah. Begitupun, para sahabat telah menyampaikan apa yang mereka dapatkan dari Nabi.
Perintah bertabligh atau berdakwah secara terang-terangan baru diturunkan ketika pribadi Nabi telah digembleng terlebih dahulu melalui pelatihan khusus. Hal ini memberi isyarat bahwa tabligh pada mulanya ditujukan kepada diri sendiri.
Mustahil melakukan tabligh kepada orang lain jika diri sendiri tidak memiliki ilmu dan mencerminkan perilaku mulia. Para muballigh harus meneladani Nabi Muhammad sebagai uswatun hasanah dalam bertabligh.
Prinsip tabligh yang bisa digali dari Al-Qur’an antara lain: menggunakan bahasa yang baik (Al-Isra: 53), menghindari kalimat yang buruk (An-Nisa: 114) karena kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk (Ibrahim: 26), menggunakan qaulan maisura (Al-Isra: 28), qaulan layyina (At-Taha: 44), qaulan ma’rufa (An-Nisa: 5 dan Al-Ahzab: 32), qaulan baligha (An-Nisa: 63), qaulan tsaqila (Al-Muzammil: 5).
Load more