Merayakan Maulid Nabi Boleh atau Tidak? Penjelasan Ustaz Adi Hidayat Tegas, Katanya...
- Tangkapan Layar YouTube Adi Hidayat Official
"QS. Yunus 57-58, gembira Antum. Gembira silahkan. Masa Nabi Isa gembira kita tidak gembira? Nabi Ibrahim gembira kita tidak gembira? Nabi yang mengharapkan kehadirannya yang tidak melihatnya saja gembira, masa kita yang mendapatkan kedatangannya meski tidak mampu melihatnya dan menjadi umatnya tidak gembira?"
- Pixabay/PANJTANPAK_GRAPHICS05
Dari ayat tersebut, beliau menekankan, "Maka pertama kita mesti gembira. Yang kedua, bagaimana mengekspresikan kegembiraan itu."
Menurut Ustaz Adi Hidayat, Rasulullah SAW sendiri mencontohkan cara menyikapi hari kelahiran dengan puasa.
"Ketika Nabi puasa di hari Senin, kata Nabi ini adalah hari aku dilahirkan. Jadi kalau antum memasuki hari kelahiran, boleh mengikuti sunnah Nabi SAW, dengan puasa," ujar Ustaz Adi Hidayat.
Dengan begitu, berpuasa justru semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan ibadah.
UAH juga mengingatkan, "Bukan dengan ramai-ramai tiup lilin."
- Tangkapan Layar YouTube Adi Hidayat Official
Selain itu, Ustaz Adi juga menegaskan bahwa kegembiraan atas kelahiran Rasulullah bukan hanya terbatas pada tanggal tertentu.
"Jadi Maulid itu tidak dibatasi oleh waktu, setiap waktu itu Maulid, setiap waktu itu Maulud. Tapi kalau ada momentum bersamaan dengan hari kelahiran Nabi SAW kemudian kita hidupkan untuk lebih mengenal Nabi dalam bentuk sunnah itu tidak masalah," tegasnya.
"Yang masalah itu menghadirkan hal-hal yang bertentangan dengan Al-Quran dan ajaran Nabi SAW," pungkasnya.
(gwn)
Load more