Naik Haji Pakai Uang Haram Hasil Korupsi, Ibadahnya Diterima? Ustadz Abdul Somad: Siapapun yang Berangkat ke Makkah dengan Uang Haram...
- tim tvOnenews/istockphoto
Namun, meskipun secara lahiriah ia berada di depan Ka’bah, UAS mengingatkan bahwa amalan itu bisa saja tidak sampai kepada Allah.
“Apa kata Malaikat, engkau tidak dapat panggilan, kau tidak dapat haji mabrur,” tegasnya.
Lebih jauh, UAS menjelaskan bahwa keberangkatan haji dengan uang haram tidak akan memberikan dampak perubahan pada diri seseorang.
Padahal, salah satu tanda haji mabrur adalah terjadinya transformasi akhlak setelah pulang dari tanah suci.
“Makanya berapa jumlah jamaah haji setiap tahun, tapi tidak memberikan efek pengaruh karena sebagiannya berangkat dari duit haram. Tidak ada perubahan, jangankan mengubah orang, mengubah diri saja tidak,” tambah UAS.
Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa yang menunaikan haji lalu tidak berkata keji dan tidak berbuat fasik, maka ia kembali (bersih dari dosa) seperti pada hari ia dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menekankan bahwa haji semestinya menjadi titik balik menuju kesucian diri. Namun, jika ibadah itu dibiayai dengan uang kotor, maka hikmah dan keberkahannya tidak akan diraih.
Peringatan keras ini seharusnya menjadi cermin bagi siapa pun, khususnya mereka yang memperoleh harta dengan cara curang dan zalim.
Ibadah haji bukan sekadar simbol sosial atau status, melainkan perjalanan suci yang menuntut kesungguhan hati, niat ikhlas, dan bekal halal.
Maka, pesan utama dari UAS jelas: jangan sampai seseorang tertipu dengan dirinya sendiri, merasa sudah beribadah padahal yang dibawanya adalah harta haram.
Sebab, Allah SWT hanya menerima ibadah yang bersih dari niat dan sumber yang halal. Dunia boleh menilai dengan tampilan ihram putih di tanah suci, tetapi di sisi Allah, hanya amal yang tulus dan sah yang akan diterima. (udn)
Load more