Apakah Harus Berwudhu Lagi Jika Makan atau Minum Sebelum Shalat? Begini Penjelasan Detailnya
- Pexels/Alperen Bozkurt
tvOnenews.com - Berikut hukumnya jika seorang Muslim makan atau minum dalam keadaan wudhu sebelum menunaikan ibadah shalat.
Masih menimbulkan banyak perdebatan terkait bagaimana hukumnya jika seseorang makan atau minum dalam keadaan wudhu kemudian ingin shalat.
Dari sana, ada yang memilih tetap melanjutkan shalat dan ada juga yang kembali mengambil wudhu demi kesempurnaan ibadahnya.
Kondisi ini lantas dijelaskan oleh pendakwah Ustaz Adi Hidayat. Beliau lalu memberikan contoh seorang sahabat nabi yang bertanya kepada Rasulullah tentang hal itu.
Ketika itu, sahabat menanyakan kepada Rasulullah apakah dengan memakan daging kambing, dia harus kembali berwudhu sebelum shalat.
“Hadits Muslim, nomor hadis 828, seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah. Ya Rasulullah, apakah makan kambing membatalkan wudhu,“ kata Ustaz Adi Hidayat.
Saat itu, Rasulullah dengan tegas menjawab pertanyaan sahabat itu bahwa makan daging kambing tidak membatalkan wudhunya.
“Kata Nabi, tidak (batal wudhunya),“ lanjutnya.
Namun, saat sahabat tersebut bertanya apakah makan daging unta membatalkan wudhu, maka Rasulullah mengiyakannya.
“Ketika dia bertanya, apakah makan unta membatalkan wudhu? Kata Nabi, ya, maka berwudhulah ketika anda memakan unta,” ungkapnya.
Ada dua pendapat yang harus dipahami terlebih dahulu. Dari segi kontekstual, ketika Nabi menyebut makan daging unta batal wudhu, maka dianggap hanya makan daging unta saja yang membatalkan wudhu.
“Dari sini, orang-orang yang tekstual menyimpulkan, dalam konteks ini hanya unta yang kalau dimakan maka itu yang membatalkan wudhu kemudian dia berwudhu kembali, sedangkan makanan selain unta itu diperkenankan tidak masalah,” terang UAH.
Namun pendapat kedua, seseorang harus melihat terlebih dahulu bagaimana jenis makanannya. Memakan daging unta diketahui memiliki efek luar biasa.
Kesampingkan konteks kesehatan, namun daging unta jika dikonsumsi mengandung bau yang luar biasa kuat sehingga akan menggangu saat melaksanakan shalat.
“Nah yang kontekstual, bukan melihat untanya tapi melihat pada jenis makanannya,“ tutur Ustaz Adi Hidayat.
“Di Arab itu, kalau anda urutkan makanan-makanan dari daging yang paling standar, orang Arab makan kambing biasa, sampingnya ada macam-macam, baunya bisa cepat hilang,“ sambungnya.
“Tapi unta itu berbeda, dari mulai lihatnya, pengaruhnya, baunya, macam-macamnya. Maka ketika digunakan shalat baunya masih ada, keadaan masih meresap,“ paparnya.
Jika dipahami lebih dalam, maka apa yang dimaksud Rasulullah bukan hanya daging unta, tapi segala jenis makanan yang bisa mengganggu saat sedang shalat.
- YouTube
Dalam hal ini, Ustaz Adi Hidayat mencontohkan jika seseorang makan jengkol atau pete, maka sebaiknya kembali berwudhu jika hendak shalat.
“Maka yang seperti itu yang terbaik berwudhu kembali. Misal, jengkol dan saudara-saudaranya,” ujar Ustaz Adi Hidayat.
Katanya, jika seseorang sungkan kalau bertatap dengan orang lain setelah makan jengkol atau pete, maka sudah sepantasnya hal serupa dilakukan ketika menghadap Allah.
“Anda saja sudah tidak merasa sedap, bagaimana anda menghadap Allah. Berbicara dengan orang lain merasa tidak nyaman, masa mau berbicara dengan Allah dalam konteks shalat,“ tutupnya.
Wallahua'lam.
(far/han)
Load more