Teks Khutbah Jumat Singkat 18 Juli 2025: Kematian di Awal Tahun Hijriah, Muhasabah Tentang Bekal Akhirat
- iStockPhoto
tvOnenews.com - Kematian di Tahun Baru Hijriah menjadi pengingat selalu muhasabah sangat menarik sebagai materi teks khutbah Jumat.
Dalam teks khutbah Jumat singkat ini, umat Muslim dapat peringatan agar selalu membekali keimanan untuk menyambut akhirat.
Sebelum menghadapi akhirat, setiap manusia dan makhluk bernyawa akan mengalami proses kematian.
Maka dari itu, umat Muslim wajib bermuhasabah diri terutama di awal tahun Hijriah sebelum menghadapi kematian dan abadi di akhirat.
Adapun tema teks khutbah Jumat tentang kematian sebagai jembatan menuju akhirat, bisa menjadi bahan rekomendasi khatib shalat Jumat pada 18 Juli 2025.
Sementara, tvOnenews.com menggunakan judul teks khutbah Jumat singkat untuk 18 Juli 2025 dengan tajuk "Kematian di Awal Tahun Hijriah, Muhasabah Tentang Bekal Akhirat".
Teks Khutbah Jumat Tema "Kematian di Awal Tahun Hijriah, Muhasabah Tentang Bekal Akhirat"
- iStockPhoto
الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي أَكْرَمَنَا بِالْإِسْلَامِ، وَأَعَزَّنَا بِهِ قُوَّةً وَإِيْمَانًا، وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِنَا فَجَعَلَنَا أَحِبَّةً وَإِخْوَانًا، وَأَشْهَدُ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، أَنْزَلَ كِتَابَهُ هُدًى وَرَحْمَةً وَتِبْيَانًا، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، هَدَى اللهُ بِهِ مِنَ الضَّلَالَةِ، وَعَلَّمَ بِهِ مِنَ الْجَهَالَةِ، وَأَعَزَّ بِهِ بَعْدَ الذِّلَّةِ، وَكَثَّرَ بِهِ بَعْدَ القِلَّةِ، صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِينَ كَانُوا لَهُ عَلَى الْحَقِّ إِخْوَانًا وَأَعْوَانًا؛ أَمَّا بَعْدُ.
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
Jemaah Jumat yang dirahmati Allah SWT,
Pertama-tama, marilah kita mengucapkan puja dan puji syukur terhadap kehadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala yang Maha Pemberi kenikmatan rezeki, karunia, dan ampunan dari-Nya.
Tak lupa, sholawat serta salam tercurahkan kepada Nabi kita, Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah berjuang menyelamatkan umat manusia agar terhindar dari kematian yang sia-sia sebelum menghadapi akhirat.
Kaum muslimin rahimahumullah
Pergantian tahun Hijriah, khususnya di bulan Muharram, bukanlah waktu untuk bersenang-senang, apalagi tenggelam dalam perayaan yang sia-sia.
Tahun baru Islam adalah momen yang Allah anugerahkan agar kita bermuhasabah diri.
Sebab, Muharram adalah bagian dari Asyhurul Hurum, bulan yang dimuliakan Allah, di mana amal kebaikan dilipatgandakan dan dosa lebih besar timbangannya.
Saudara-saudaraku seiman,
Khatib selalu mengingatkan bahwa, kematian tidak mengenal waktu dan musim. Sebagaimana dalam redaksi Ayat Suci Al-Quran dari Surat Ali Imran Ayat 185, Allah SWT berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ
Artinya: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati." (QS. Ali Imran, 3:185)
Namun siapa sangka, tak sedikit di antara kita yang mengira awal tahun adalah saat membuat rencana duniawi. Padahal bisa jadi, awal tahun ini adalah tahun terakhir kita hidup.
Para ulama mengingatkan, banyak orang yang meninggal dunia justru di bulan Muharram. Imam Syafi’i rahimahullah wafat di bulan Rajab, namun sebagian tabi’in dan ulama salaf wafat di bulan-bulan mulia termasuk Muharram.
Maka dari itu, kematian para tokoh ternama sebelumnya menjadi pengingat, bahwa ajal bisa datang kapan saja.
Jemaah shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT,
Khatib tak pernah bosan-bosannya mengingatkan kepada jemaah sekalian, bahwa bulan Muharram adalah momentum muhasabah diri.
Dalam Surat Al-Hasyr Ayat 18, Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr: 18)
Untuk itu, marilah kita bertanya kepada diri kita, sudahkah kita menyiapkan bekal untuk kematian?
Di bulan ini, Rasulullah SAW menganjurkan puasa Asyura, mengingatkan keutamaan amal shalih sebagai investasi akhirat.
Dalam hadis riwayat Imam At-Tirmidzi yang shahih, Rasulullah SAW bersabda:
"Perbanyaklah mengingat penghancur segala kenikmatan, yaitu kematian." (HR. Tirmidzi no. 2307, hasan shahih)
Jemaah shalat Jumat yang berbahagia,
Demikianlah khutbah pertama disampaikan secara singkat pada hari ini. Awal tahun adalah kesempatan untuk memperbaiki niat hidup, memperbanyak amal kebaikan, serta meninggalkan dosa dan maksiat. Ingatlah, bekal terbaik adalah takwa.
Semoga kita menjadi hamba-hamba yang mengawali tahun baru Islam ini dengan taubat, amal saleh, dan muhasabah diri.
Terakhir, mati pasti datang, namun orang beriman menjemputnya dengan bekal.
Wallahu a’lam bishawab.
لِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛
(hap)
Sumber Referensi: Quran Kemenag RI, NU Online, Kitab Riyadhus Shalihin karya Imam An-Nawawi.
Load more