Teks Khutbah Jumat Singkat 18 Juli 2025: Kematian di Awal Tahun Hijriah, Muhasabah Tentang Bekal Akhirat
- iStockPhoto
Tak lupa, sholawat serta salam tercurahkan kepada Nabi kita, Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah berjuang menyelamatkan umat manusia agar terhindar dari kematian yang sia-sia sebelum menghadapi akhirat.
Kaum muslimin rahimahumullah
Pergantian tahun Hijriah, khususnya di bulan Muharram, bukanlah waktu untuk bersenang-senang, apalagi tenggelam dalam perayaan yang sia-sia.
Tahun baru Islam adalah momen yang Allah anugerahkan agar kita bermuhasabah diri.
Sebab, Muharram adalah bagian dari Asyhurul Hurum, bulan yang dimuliakan Allah, di mana amal kebaikan dilipatgandakan dan dosa lebih besar timbangannya.
Saudara-saudaraku seiman,
Khatib selalu mengingatkan bahwa, kematian tidak mengenal waktu dan musim. Sebagaimana dalam redaksi Ayat Suci Al-Quran dari Surat Ali Imran Ayat 185, Allah SWT berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ
Artinya: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati." (QS. Ali Imran, 3:185)
Namun siapa sangka, tak sedikit di antara kita yang mengira awal tahun adalah saat membuat rencana duniawi. Padahal bisa jadi, awal tahun ini adalah tahun terakhir kita hidup.
Para ulama mengingatkan, banyak orang yang meninggal dunia justru di bulan Muharram. Imam Syafi’i rahimahullah wafat di bulan Rajab, namun sebagian tabi’in dan ulama salaf wafat di bulan-bulan mulia termasuk Muharram.
Maka dari itu, kematian para tokoh ternama sebelumnya menjadi pengingat, bahwa ajal bisa datang kapan saja.
Jemaah shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT,
Khatib tak pernah bosan-bosannya mengingatkan kepada jemaah sekalian, bahwa bulan Muharram adalah momentum muhasabah diri.
Dalam Surat Al-Hasyr Ayat 18, Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ
Load more