Kebiasaan Menggendong Kucing karena Menggemaskan, Sebenarnya Najisnya Pindah atau Tidak? Kata Buya Yahya untuk Hewan itu...
- Freepik
Buya Yahya menjelaskan kenapa kucing selalu berada di sekitar manusia, hal ini bermula ketika Nabi Muhammad SAW tawaf.
Tawaf dalam haji dan umrah adalah kegiatan mengelilingi Ka'bah. Hal ini serupa dengan aktivitas kucing selalu di sekitar manusia.
"Itu dianggap termasuk makhluk yang biasa mondar-mandir dan kalaupun seandainya kita menggendongnya nggak ada masalah," jelasnya.
Najis dari kucing, kata Buya Yahya, tidak akan berpindah namun hal tersebut bisa terjadi jika kondisinya basah bertemu basah.
Maksudnya, ada bulu yang menghalangi najis tersebut, tetapi bisa menimbulkan najis jika kondisi tangan sedang basah saat menggendongnya.
"Itu pun di wilayah yang terkena najis. Kalau bulunya tidak, bulunya masih menempel, kita pegang nggak ada masalah," terangnya.
Buya Yahya berasumsi apabila ingin menggendong kucing, sebenarnya tak ada larangannya apalagi kalau kondisi kering bertemu kering.
"Jadi, Anda jangan terlalu ke bawah ke waswas ke sana. Jadi, digendong tidak akan pindah kepada tangan Anda najisnya," tegasnya.
Bagi Buya Yahya, kegiatan istinja pada kucing hanya merepotkan, lagi pula selama masih terhalang bulu tidak ada najis.
"Dia enggak ngerti bagaimana istinja maka enggak usah istinja-istinjaan kucingnya ya. Jadi kalau Anda gendong boleh. Asalkan ingat kaidahnya kering dengan kering, tidak akan memindahkan najis," paparnya.
Namun, kalau tangan basah lalu menyentuh bagian kemaluan kucing, maka hukumnya masuk kategori najis.
"Cuma ya jangan digendong terus itu kucing, gendong anak saja itu saja semoga Allah menjaga semuanya dari penyakit waswas," tutupnya.
(hap)
Load more