Kisah Hijrah Hercules dan Kusni Kasdut, Penjahat Revolusi Era 60-an yang Taubat di Lapas Cipinang usai Dibekali Pelajaran Agama
- Kolase Istimewa & U-report
tvOnenews.com - Tak sedikit preman hingga penjahat zaman dulu memilih hijrah setelah mengenal agama, beberapa di antaranya ada sosok Hercules dan Kusni Kasdut.
Hercules, namanya tak asing karena dikenal mantan preman legendaris di Tanah Abang era 1990-an. Kini, ia menjabat Ketua Umum ormas GRIB Jaya.
Saat itu, semua orang takut atas keperkasaan Hercules selama bergelut di dunia yang begitu keras di pusat Jakarta.
Kusni Kasdut, penjahat legendaris atas perampokan di museum nasional pada 1961, ia dijuluki penjahat revolusi hingga Robin Hood Indonesia.
Lantas, seperti apa kisah hijrah Hercules dan Kusni Kasdut? Simak alur ceritanya di bawah ini!
Kisah Hijrah Hercules Rosario Marshal
- Istimewa
Perjalanan Hercules memilih hijrah dan mualaf terungkap setelah sang istri, Nia Dania menceritakan kisah taubat suaminya.
Dilansir tvOnenews.com dari YouTube Satgasus Channel, Sabtu (31/5/2025), Nia Dania menjelaskan awal mula Hercules ingin menjadi mualaf.
"Sudah sangat lama beliau memutuskan untuk menjadi mualaf. Saya lupa takut salah. Pada saat itu dua hari sebelum Hari Raya Idul Fitri beliau (Hercules) itu berbicara minta didaftarkan untuk menjadi mualaf," ungkap Nia Dania.
Keinginan Hercules hijrah ke agama Islam datang dari niatnya sendiri, sehingga mualaf di sebuah masjid di Indramayu, Jawa Barat pada 2010.
Sang istri awalnya tidak percaya begitu saja karena Hercules masih menikmati masa-masa kekuasaannya di dunia hitam.
"Tapi sampai berikutnya lagi, besoknya lagi, dia nanya 'udah diurusin belum?'. Baru saya bilang 'emang yakin? sudah benar gitu kan?'. Tapi beliau yakin," kata Nia.
Usut punya usut soal alasan pilih mualaf, Hercules mengutarakan kalau dirinya capek dengan kondisi di lembah hitam di Tanah Abang.
"Pada saat waktu saya di dunia hitam itu, saya hampir setiap malam berantem sana-sini karena mempertahankan kehidupan," tuturnya.
Perjudian, perkelahian hingga prostitusi menjadi makanan sehari-harinya. Namun hal tersebut hanya membuat batinnya resah.
"Itulah yang saya terapkan lalu saya tinggalkan," ngaku Hercules dalam perbincangan di podcast YouTube JATI SUMO NEGORO.
Kisah Hijrah Kusni Kasdut
- ANTARA/IPPHOS/asf/Koz/1969
Waluyo biasa disebut Kusni Kasdut merupakan sosok penjahat besar di Indonesia pada era tahun 1960 hingga 1980-an.
Dalam buku Penjahat Gaya (Orde) Baru: Eksplorasi Kejahatan Politik dan Kejahatan (2000), James Siegel menceritakan Kusni Kasdut awalnya sebagai sosok pejuang kemerdekaan.
Bahkan, tentara Belanda pernah menembak dan memasukkan Kusni Kasdut ke dalam penjara, yang membuat ia sempat diberi gelar pahlawan.
Akan tapi, Kusni Kasdut beralih ke tindakan kejahatan usai perang selesai, sehingga namanya dijuluki penjahat legendaris di Indonesia.
Melansir dari Buku Kusni Kasdut karangan Parakitri Simbolon, ada empat kejahatan besar oleh Kusni Kasdut yang mencetak sejarah.
Kejahatan tersebut sudah di luar batas, seperti pembunuhan polisi dan tertangkap di Surabaya, menculik dokter, merampok harta penyebab negara rugi, serta pembunuhan orang kaya.
Hukuman mati, hukuman 5,5 tahun, 12 tahun, serta penjara seumur hidup tertuju kepada Kusni Kasdut. Ia bahkan pernah coba kabur sebanyak 8 kali dari sel tahanan.
Saat percobaan kabur ketujuh kalinya, ia cuma bisa menghirup udara segar sehari sebelum dijebloskan kembali ke dalam penjara di Lapas Cipinang.
Di Lapas Cipinang, Kusni Kasdut menemukan jalan taubatnya sejak ditawari ikut belajar nilai-nilai agama oleh Sukoharjo yang saat itu sebagai Direktur LP Cipinang.
Tawaran tersebut membuat Kusni Kasdut bimbang hingga merenungi keputusan hidupnya tanpa batas waktu.
Sudah bertahun-tahun di LP Cipinang, Kusni Kasdut putuskan ikut program tersebut. Sejatinya, ia ingin menata kehidupannya dari nol.
Sosok yang berperan membuat Kusni Kasdut kepikiran usai didatangi seseorang bernama Iersel berbicara tentang agama kepadanya.
"Beragama atau tidak, sebenarnya tidak terlalu penting, yang utama ialah berdoa dan berbuat demi sesama, sebab dengan demikianlah kita memuliakan Tuhan," jelas Iersel kepada Kusni Kasdut.
Sejak itulah, Kusni Kasdut mendapat jalan taubatnya. Ia juga memperoleh Sakramen Pemandian setelah perayaan Natal 1968.
Kusni Kasdut bahkan mendirikan Serikat Jesus sejak namanya berubah menjadi Ignatius.
(hap)
Load more