Naskah Khutbah Idul Adha 2025: Makna Kurban Terkoyak oleh Perbuatan Maksiat Jadi Peringatan di Hari Raya
- Freepik
Namun, betapa ironisnya, banyak di antara kita yang menyambut Idul Adha dengan euforia duniawi yang melampaui batas.
Tak hanya itu, tak sedikit dari kita bahkan mencemari kesuciannya dengan berbagai bentuk maksiat dan kesia-siaan. Sebagian umat yang mengotori kemuliaan Hari Raya Idul Adha, di antaranya:
1. Berpakaian seronok atau berlebihan saat berlebaran.
2. Memamerkan hewan kurban di media sosial demi riya dan pujian.
3. Sibuk berpesta hingga lalai dari shalat dan dzikir.
Semua ini bukan sekadar kesalahan sepele, namun sangat merusak esensi dari ibadah kurban itu sendiri.
Dalam sebuah hadis riwayat pernah diingatkan agar umat Islam jangan tergila-gila dengan pujian, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang berkurban karena ingin dipuji manusia, maka tidak ada baginya pahala dari Allah." (HR. Ahmad, no. 17397).
Idul Adha sejatinya adalah hari suci yang harus dihiasi dengan amal shalih, bukan dengan kelalaian atau kemewahan semu.
Ketika maksiat dilakukan pada hari yang mulia, apalagi saat Hari Raya Idul Adha, maka sangat rentan mengundang kemurkaan Allah SWT pun semakin besar.
Khatib mengingatkan jangan sampai hari yang seharusnya membawa berkah, justru menjadi sebab turunnya musibah dan bencana, baik secara pribadi maupun sosial.
Umat Islam yang hidup di zaman dahulu telah mendapat banyak pengalaman besar tentang kejatuhan moral akibat meninggalkan ketaatan, meskipun tampak secara lahir mereka beribadah.
Hal ini menjadi pelajaran penting agar kita tidak hanya mengandalkan simbol keagamaan, tapi juga menghidupkan ruh keimanan dalam kehidupan sehari-hari.
Hadirin shalat Id rahimakumullah,
Demikianlah khutbah Idul Adha pertama yang begitu singkat tetapi bermanfaat untuk kita semua pada kesempatan hari ini. Mari menjadikan hari raya yang mulia ini sebagai momen muhasabah dan perbaikan diri.
Kewajiban kita mulai hari ini, marilah membiasakan diri untuk istighfar, sedekah, silaturahmi, dan dzikir. Setidaknya menggantikan maksiat dengan amal, sekaligus menjadikan rumah-rumah kita sebagai tempat kebaikan, bukan ajang kesia-siaan.
Semoga Allah SWT menerima seluruh amal ibadah kita, termasuk kurban yang kita tunaikan dan bagi yang belum segera dipermudah oleh-Nya. Dan semoga kita semua termasuk dalam golongan hamba-Nya yang kembali kepada fitrah dengan penuh keikhlasan.
Load more