Cerita Habib Rizieq Mengingat Anggota FPI Bantu Korban Tsunami Aceh, Meski Diterpa Isu Jenazah Terjangkit Virus
- IST
Jakarta, tvOnenews.com - Habib Rizieq Shihab kembali mengenang ribuan anggota Front Pembela Islam (FPI) dari berbagai provinsi antusias membantu korban tsunami Aceh pada 2004 silam.
Habib Rizieq merasa tersentuh dengan keteguhan anggota FPI tidak gentar mengurus sekitar 100.000 ribu jenazah terdampak tsunami Aceh, meski saat itu diisukan banyak korban terjangkit virus.
"Saat itu banyak kelompok kemanusiaan jarang mau ikut evakuasi. Mereka membantu bikin dapur umum, bikin tempat berobat gratis, bikin tenda, tapi untuk menyentuh mayat enggak semua mau melakukan," kata Habib Rizieq Shihab dalam sesi perbincangan podcast YouTube CERITA UNTUNGS, Selasa (6/5/2025).
Habib Rizieq mengisahkan kondisi mencekam saat dua minggu hingga dua bulan setelah tsunami, banyyak kelompok kemanusiaan mundur melakukan evakuasi karena jenazah mulai mengalami pembusukan.
"Di saat-saat itu mulai mundur organisasi, komunitas mengevakuasi mayat mulai mundur. Yang enggak mundur itu ada FPI, Tentara Angkatan Laut (TNI-AL) maupun Angkatan Darat (TNI-AD), kalau yang lain kebanyakan mundur," paparnya.
- Tangkapan layar YouTube Cerita Untungs
Ia menjelaskan niat FPI tidak mundur saat seminggu setelah tsunami, banyak isu mengenai adanya potensi kemunculan virus yang menjangkit jenazah korban tsunami.
Perkara isu banyak jenazah terpapar virus, kata Habib Rizieq, ribuan anggota FPI berkumpul di depan makam Taman Pahlawan, Kota Banda Aceh.
"Banyak isu jangan sentuh mayat, karena mayat ini ada virusnya. Berita itu disebar luaskan. (kelompok kemanusiaan) saat itu banyak lagi yang mundur," tuturnya.
"Karena goyang juga kalau dibilang virus. Nah, kalau laskar kita goyang semua, habis shalat Subuh, kita berikan support. Jadi kita katakan bahwa virus itu makhluk Allah, yang mengatur virus nyebar atau tidak nyebar itu Allah," sambung dia.
Pada saat itu, anggota FPI yang turut menangani ratusan ribu jenazah tetap berpegang teguh pada niatnya, walaupun harus mengikuti prosedur yang berlaku agar tidak terpapar virus.
"Pakai masker juga, kita ada prosedurnya. Ada sepatu yang kita pakai, bagaimana cara ngambilnya, masukin ke kantong mayatnya, kemudian pulang dari sana kita sudah sediaikan tempat bersihkan kuman, akhirnya anak-anak kita tidak mundur satu pun," imbuhnya.
Load more