Kisah Pembangunan Ka'bah di Masa Muda Nabi Muhammad SAW: Ketika Hajar Aswad Jadi Sengketa
- Antara
Orang-orang Quraisy akhirnya terpaksa merenovasi bangunan Ka’bah demi menjaga pamornya. Namun orang-orang Quraisy bersepakat untuk tidak membangun Ka’bah kecuali dari sumber usaha yang baik.
Mereka tidak mau mengambilnya dari dana mahar yang didapat secara zali, transaksi ribawi, dan hasil tindak kezaliman terhadap seseorang.
Semula mereka merasa segan untuk merobohkan bangunannya hingga akhirnya diprakarsai oleh al-Walid bin al-Mughirah al-Makhzumi.
Setelah setelah melihat tidak terjadi apa-apa terhadap diri al-Walid bin al-Mughirah al-Makhzumi, barulah orang-orang mengikutinya untuk merobohkan bangunan Ka’bah.
Mereka terus melakukan perobohan terhadap Ka’bah hingga sampai ke pondasi pertama yang dulu diletakkan oleh Nabi Ibrahim AS.
Kemudian orang-orang Quraisy ingin memulai membangun kembali Ka’bah, akhirnya masing-masing kabilah mendapatkan satu bagian.
Setiap kabilah mengumpulkan sejumlah batu sesuai dengan jatah masing-masing, lalu dimulailah pembangunan.
Sedangkan yang menjadi pimpinan proyek adalah seorang arsitek dari Romawi yang bernama Baqum. Kemudian ketika pengerjaan tersebut sampailah kepada peletakan Hajar Aswad.
Para kabilah bertikai mengenai siapa yang paling berkah mendapatkan kehormatan meletakkan Hajar Aswad ke tempat semula.
Pertikaian itu berlangsung sekitar empat atau lima malam. Bahkan semakin meruncing hingga hampir terjadi peperangan yang maha dahsyat di Tanah Haram.
Untunglah, Abu Umayah bin al-Mughirah al-Makhzumi menawarkan penyelesaian pertikaian di antara mereka melalui satu cara yaitu menjadikan pemutus perkara tersebut kepada siapa yang paling dahulu memasuki pintu masjid.
Tawaran ini dapat diterima oleh semua pihak dan atas kehendak Allah SWT, Nabi Muhammad SAW yang memasukinya.
Tatkala melihat Nabi Muhammad SAW memasuki masjid, mereka saling menyeru, “Inilah al-Amin (orang yang amanah)! Kami rela! Inilah Muhammad!”
Dan ketika Nabi Muhammad SAW mendekati mereka dan mereka memberitahukan kepadanya tentang kesepakatan itu.
Nabi Muhammad SAW kemudian meminta satu selendang dan meletakkannya Hajar Aswad di tengah-tengahnya.
Lalu Nabi Muhammad SAW meminta agar semua kepala kabilah yang bertikai memegangi ujung selendang itu.
Load more