Dari Hotman Paris Bersikeras Bangun Masjid di Bekasi, Ustaz Adi Hidayat Beri Pandangan Shalat di Masjid Dibangun Non-Muslim
- Kolase Tim tvOnenews & Tangkapan layar YouTUbe Adi Hidayat Official
Jakarta, tvOnenews.com - Pengacara kondang Hotman Paris belum lama ini mengutarakan ingin membangun masjid di salah satu kawasan di Bekasi.
Hotman Paris mengatakan hal ini sebagai bentuk rasa syukur telah menjadi orang sukses, sehingga akan melakukan pembangunan masjid di kawasan Jatisampurna, Keranggan, Bekasi.
Berdasarkan pengakuannya, Hotman Paris menambahkan bahwa, pembangunan masjid di wilayah Jatisampurna, Bekasi sebagai niat dan janji yang akan diwujudkan olehnya.
"Iya, itu kan saya pernah janji akan sumbang masjid karena kemajuan yang saya alami ini tidak terlepas dari bantuan," ujar Hotman Paris di kawasan Mampang, Jakarta Selatan dikutip tvOnenews.com, Senin (28/4/2025).
- tvOnenews.com/ Taufik
Kehadiran masjid tersebut mengingatkan pengikut setianya mayoritas menganut agama Islam, sehingga Hotman Paris berjanji akan membangun masjid.
"Toh kan follower saya juga lebih banyak orang Islam, pejabat juga banyak yang orang Islam," ucapnya.
Lebih lanjut, Hotman Paris menyampaikan kabar terkini soal pembangunan tersebut, terutama ada pihak pengembang properti atau developer yang bersedia membangun masjid di Bekasi.
"Jadi, kebetulan saya ajakin developer kalau ada mau kasih bantu, ternyata ada. Kebetulan sudah saya cek semua surat-suratnya, ternyata oke," paparnya.
"Kita tidak mau menipu rakyat, sudah dicanangkan, dan kemarin saya ke sana dengan pak habib ya. Habib Jafar. Sudah resmi," lanjutnya.
Pengakuan dari Hotman Paris yang ingin melakukan pembangunan masjid di Jatisampurna, Bekasi, mengingatkan ceramah dari Ustaz Adi Hidayat soal tempat ibadah dibangun oleh non-Muslim.
Penjelasan Ustaz Adi Hidayat soal Shalat di Masjid Dibangun Non-Muslim
Dilansir tvOnenews.com dari channel YouTube M Ziyad, Senin, Ustaz Adi Hidayat menerangkan sikap seorang Muslim ibadah shalat di masjid yang didirikan oleh non-Muslim.
Penjelasan tersebut bermula dari seorang jemaah mengenai apakah boleh atau haram melaksanakan ibadah shalat di masjid tetapi dibangun oleh non-Muslim atau orang kafir.
"Bagaimana sikap kita kalau ada masjid yang dibangun oleh non-Muslim dan dikelola oleh mereka?," tanya seorang jemaah kepada Ustaz Adi Hidayat.
Dalam suatu ceramah, Ustaz Adi Hidayat akhirnya menjawab dari pertanyaan jemaah tersebut terkait pembangunan masjid yang dimiliki oleh orang non-Muslim.
"Bukan sikap kita. Bagaimana Anda bisa menjadikan kok tiba-tiba ada rumah ibadah dibangun oleh non-Muslim. Itu aneh menurut saya tuh," respons Ustaz Adi Hidayat.
UAH sapaan akrabnya bertanya mengapa ada non-muslim sampai membuat masjid. Padahal, fungsi utamanya adalah sebagai tempat ibadah bagi umat Muslim, khususnya shalat, membaca Al-Quran, dan sebagainya.
Pada akhirnya, Ustaz Adi Hidayat mengambil dari sebuah kisah sebuah masjid dinamai Dirar yang dibangun oleh orang munafik, Abdullah bin Ubay bin Salul.
"Itu kalau shalat pak, shafnya dibelakang Nabi langsung. Persis di belakang Nabi. Tapi kalau keluar dari shalat, itu Muhammad cuma cari perhatian aja, memecah belah kita. Dia punya masjid, kita juga bikin masjid," beber Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat melanjutkan bahwa, Nabi Muhammad SAW masih ingin bergaul kepada Abdullah bin Ubay, sebagaimana menunjukkan sikap toleransi yang tinggi.
Nabi Muhammad SAW dan para sahabat bahkan juga sempat menjenguk Abdullah bin Ubay yang dalam kondisi sekarat atau sakaratul maut.
Ketika sekarat, Abdullah bin Ubay juga merasa terhormat dan diagungkan oleh Rasulullah SAW, hanya perkara selalu dijenguk Nabi SAW dan para sahabat.
Abdullah bin Ubay sampai mengatakan saat sakaratul maut, 'Ya Rasulullah, perkenankan saya wafat dalam keadaan mengenakan jubah terbaik Anda.'
Umar bin Khatab RA yang bersama Rasulullah SAW menuturkan ingin memisahkan jubah tersebut agar dipisahkan dari kepala Abdullah bin Ubay dan Nabi SAW menolak sikap Umar.
Menurut Ustaz Adi Hidayat, tidak harus dikultuskan atas ucapan dari Nabi Muhammad SAW dalam kisah tersebut.
"Hidupnya begitu menyulitkan, matinya sangat kolokan," tegasnya.
Direktur Quantum Akhyar Institute itu kembali bergeser ke pembahasan pembangunan masjid dari non-Muslim harus memperhatikan terkait apa tujuannya.
Ustaz Adi Hidayat mengingatkan, tidak semua non-Muslim membangun masjid untuk tempat ibadah shalat bagi umat Muslim, tetapi ada maksud lain yang masih dirahasiakan oleh pemiliknya.
"Awas, makar itu tidak hanya secara langsung, bisa dengan cara yang halus. Tiba-tiba dibangun masjid, mengarahkan macam-macam," pesannya.
Bagi Ustaz Adi Hidayat, masjid dibangun non-Muslim sebaiknya harus dialihkan atau dikelola oleh umat Muslim sendiri, minimal status kepemilikannya berganti ke orang mukmin.
"Orang Islam yang atur. Bagaimana ada rumah Allah diatur non-Muslim. Ngatur orang shalatnya, ngatur macam-macamnya," sebutnya.
Ustaz Adi Hidayat mengatakan, langkah seperti ini tidak menjadi masalah karena yang memiliki masjid tersebut adalah orang Islam dan mengerti tujuan pembangunan masjid sebagai tempat ibadah.
"Dia (orang kafir) kan tidak paham tentang fungsi itu. Bagaimana bisa masuk ke dalamnya, dan tidak boleh berada di dalamnya. Bagaimana bisa mengatur," tandasnya.
(udn/hap)
Load more