Teks Khutbah Jumat 25 April 2025: Saat Pemimpin Agama Lain Meninggal, Bagaimana Sikap Seorang Muslim?
- iStockPhoto
Diam, dalam banyak kondisi, adalah bentuk dari kecerdasan spiritual. Jika tidak bisa mendoakan, maka sebaiknya cukup dengan ucapan simpati yang umum, seperti "semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan."
Ma'asyiral muslimin rahimahumullah
Sebagian umat ragu menyampaikan belasungkawa karena khawatir dianggap mengaburkan akidah. Padahal, menyatakan simpati atas kematian seseorang tak sama dengan menyetujui keyakinannya.
Dalam sejarah, Rasulullah pernah menjenguk tetangga Yahudi yang sakit dan mengucapkan kata-kata baik. Ini membuktikan bahwa empati dan akidah bisa berjalan beriringan.
Ucapan simpati bukanlah pengakuan terhadap keimanan orang tersebut, tapi bukti dari adab Islam yang luhur.
Dalam dalil Al-Quran, sesungguhnya umat Islam sebagai rahmat bagi semesta, Allah SWT berfirman:
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Artinya: "Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam." (QS. Al-Anbiya:107).
Jemaah shalat Jumat yang dikaruniai Allah
Demikianlah sesi khutbah pertama disampaikan pada kesempatan ini. Maka sudah sepatutnya umat Muslim menjadi cerminan kasih sayang, bukan kebencian. Kematian tokoh agama lain adalah momen reflektif, bukan momen untuk menebar permusuhan.
Dengan menjaga adab dan menunjukkan kebesaran jiwa, umat Islam dapat memperlihatkan bahwa Islam tidak sekadar tegas dalam akidah, tapi juga lembut dalam muamalah. Sikap inilah yang menjadi kekuatan dakwah yang sesungguhnya.
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛
Load more