Kisah Perjalanan Mualaf Putra Altar, Malam Semarakkan Natal Paginya Sudah Peluk Agama Islam karena Perkara ini
- Tangkapan layar YouTube Wakaf TV
tvOnenews.com - Kisah seorang mantan putra Altar bernama Toto memiliki perjalanan spiritual menjadi mualaf yang unik.
Toto selaku mantan putra Altar asal Pagerharjo memutuskan mualaf di pagi hari setelah merayakan Natal di malam harinya.
Lantas, bagaimana kisah Toto sebagai mantan putra Altar dari Pagerharjo bisa menjadi mualaf? Simak di bawah ini!
Perjalanan Spiritual Mantan Putra Altar
- Tangkapan layar YouTUbe Wakaf TV
Dilansir tvOnenews.com dari sesi perbincangan di kanal YouTube Wakaf TV, Minggu (20/4/2025), Toto mulanya menceritakan lebih dulu perjalanan spiritual hidupnya.
Toto mengaku sebelum mualaf menjadi non-Muslim yang taat. Terlebih lagi, ia merupakan anak dari Putra Altar.
Ketika bercokol di bangku kelas 1 SMA pada 1999 silam, Toto harus hidup du tengah keluarga yang menjunjung tinggi toleransi.
Keluarga Toto sebenarnya tidak hanya menganut satu agama, tetapi sangat beragam. Dari contoh kecilnya adalah sang ayah memegang keyakinan agama Katolik, sedangkan ibunya adalah Islam.
Saat menginjak usia 14 tahun, Toto sebenarnya sudah diajak oleh sang ayah agar menjadi Muslim, walaupun ayahnya menganut kepercayaan agama Katolik.
Ajakan tersebut membuat Toto selalu sedih betapa sayangnya sang ayah agar anaknya bisa memeluk agama Islam dan menjadi Muslim yang taat kepada Allah SWT.
"Sebelumnya saya menangis ketika ingat dengan bapak saya ayah saya waktu itu dengan ikhlas dengan tulus mengajak kami sekeluarga dan beberapa saudara itu untuk hijrah atau memeluk agama Islam," ujar Toto.
"Pada waktu itu saya masih berusia sekitar berapa ya, kira-kira 13 atau 14 tahun," sambung dia.
Lebih lanjut, Toto mengakui ajakan ayahnya masih diabaikan karena hatinya sama sekali tidak menunjukkan ketertarikan untuk memeluk agama Islam.
Terlepas dari itu, berbagai kebaktian di gereja menjadi kegiatan yang sangat ditekuni olehnya saat masih menjadi anak kecil.
"Pada waktu itu saya ketika diajak oleh bapak saya, batin saya itu untuk tidak ikut mengikuti ayah saya atau keluarga saya untuk memeluk agama Islam dikarenakan pada waktu itu saya sangat aktif sekali di gereja," jelasnya.
Toto melanjutkan bahwa, kesibukannya di gereja mengantarkan dirinya dinobatkan sebagai Putra Altar atau Misdinar, sehingga sangat sulit bisa masuk agama Islam.
"Saya sudah sering melayani Romo dari Paroki dan lain sebagainya kemudian saya juga sudah sering mengiringi koor di semua perayaan-perayaan," terangnya.
"Karena kebetulan saya pada waktu itu bisa memainkan alat musik karena di gereja itu kan identik dengan bernyanyi atau namanya koor gitu ya," lanjutnya lagi.
Mualaf setelah Perayaan Natal
Bergeser ke pembahasan mualaf, Toto mengatakan dirinya memeluk agama Islam terjadi pada tahun 1999.
Toto mengucapkan dua kalimat syahadat pada 26 Desember 1999. Uniknya, ia merayakan Natal tepat pada 25 Desember 1999.
"Tanggal 25 di bulan Desember tahun 1999 itu, malam hari saya masih merayakan Natal bersama keluarga, tapi di tanggal 26-nya kita sudah bersama-sama mengikuti syahadat di sebuah masjid di Pagerharjo," ungkap Toto.
Terkait statusnya menjadi Putra Altar, kata dia, dirinya memang sudah menjalani pembaptisan karena sebuah pedukuan di Suren seabgai pusat kegiatan berbasis agama Katolik.
Namun, hal tersebut harus menghilang begitu saja setelah melalui waktu berpikir yang tidak sebentar.
Dalam suatu waktu, Toto mulai merasakan keresahannya karena harus hidup di tengah perbedaan agama di dalam keluarganya.
Menurut Toto, ada kejanggalan dalam keluarganya mengapa ia harus hidup di antara dua agama yang berbeda dianut oleh kedua orang tuanya.
Toto bahkan membandingkan dan merasa iri mengapa keluarga lainnya sangat kompak menganut satu agama, sedangkan kedua orang tuanya menganut kepercayaan agama yang berbeda.
Pada akhirnya, Toto bersama keluarganya sangat kompak memutuskan mualaf dan mengucapkan dua kalimat syahadat di Pagerharjo setelah di malam harinya berpesta untuk menyemarakkan Natal.
"Kemungkinan adalah hidayah dari Allah, kemudian karena permintaan dari ibu saya, saya kemudian mengikuti jejak orang tua dan keluarga untuk bersama-sama masuk ke Islam," tandasnya.
(hap)
Load more