Pemain Mualaf Timnas Indonesia ini Dikabarkan Sakit, Akankah Absen pada Laga Kontra China dan Jepang Mendatang?
- dok.kolase tvonenews.com/Taufik Hidayat
Jakarta, tvOnenews.com- Waduh kabar tak baik datang dari Timnas Indonesia, yang diketahui salah satu pemain dikabarkan sakit.
Sosoknya salah satu pemain dikenal suporter. Pemain mualaf ini murah senyum, dan ramah kepribadiannya.
- PSSI
Pemain mualaf ini memutuskan gabung dengan Timnas Indonesia, karena salah satu alasannya Indonesia negara mayoritas Islam.
Bahkan ia juga merasakan nyaman, bila dibandingkan dengan negara kelahirannya Belanda. Indonesia jadi negara paling toleran menurutnya.
Pemain Mualaf Timnas Indonesia ini Dikabarkan Sakit
Pelatih FCV Dender, Vincent Euvrard mengkonfirmasi bahwa Ragnar Oratmangoen, pemain mualaf Timnas Indonesia itu mengalami sakit atau dalam kondisi tidak fit.
- dok.kolase tvonenews.com/Taufik Hidayat
Sayangnya, tidak disebutkan secara rinci penyakit apa yang tengah diderita sang pemain. Hingga absen lama sejak kembali dari Timnas Indonesia pada Maret 2025 kemarin.
"(Ragnar) Oratmangoen masih diragukan (tampil) karena sakit pada pekan ini," ujar Vincent, dikutip dari Fcvdendereh.be.
Diketahui, terakhir kali Ragnar Oratmangoen bermain untuk Dender saat melawan KV Mechelen sebelum jeda internasional Maret 2025.
Sebelum absen lama dari skuad FCV Dender, Ragnar Oratmangoen sendiri mulai kehilangan tempat di tim utama musim ini.
Apakah ia akan absen pada laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026, melawan China dna Jepang mendatang? hal ini belum diketahui.
Sehubungan dengan Ragnar Oratmangoen, ternyata punya kisah perjalanan spiritual yang menarik untuk disimak.
Berikut penjelasannya, dirangkum dari berbagai sumber oleh tvOnenews.com pada Minggu (20/4/2025).
Perjalanan Awal Mengenal Agama Islam
Pmain Timnas Indonesia ini, awalnya kerap diajak ke sebuah Tempat. Dari perjalanan itulah, membukakan jalan untuk Ragnar Oratmangoen semakin mengenal Agama Islam.
Pada akhirnya, Ragnar Oratmangoen yang akrab disapa Wak Haji itu, jatuh hati karena melihat ibadah shalat di Tempat tersebut.
Tempat yang asing bagi Ragnar Oratmangoen yaitu Masjid. Dalam perjalanannya, ia sering diajak oleh teman sepermainannya saat diusia remaja.
Wak Haji pun mulai mengeksplorasi dirinya. Sebab ia penasaran dan mulai mencari tahu soal agama Islam.
"Bagi saya, yang saya pikirkan adalah belajar tentang Tuhan. Tentu saja juga teman saya yang beberapa kali membawa saya ke masjid," jelas Ragnar Selasa (19/3) di Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Ternyata pemain naturalisasi ini, terlahir dari keluarga yang bukan muslim. Ragnar Oratmangoen akui keluarganya beragama Nasrani.
"Tidak, saya tidak terlahir sebagai muslim. Saya dibesarkan dalam keluarga kristen," ungkap anak asuh Shin Tae-yong itu.
Sebagai tambahan, Ragnar Pemain Timnas Indonesia kelahiran Oss, Belanda pada 21 Januari 1998. Ia memiliki darah Indonesia dari kakek dari ayahnya yang lahir di Larat, Maluku, 3 November 1925 silam.
Lebih lanjut, Ragnar Oratmangoen mengatakan kalau ia putuskan mualaf saat ia berusia 15 tahun.
Menurut pemain Klub FCV Dender ini, sempat mengalami rasa bingung. Ada rasa dan pikiran yang Ragnar Oratmangoen tidak dapatkan di agama lain, yaitu pembelajaran dan bimbingan untuk hidup dan mengenal tuhan (Allah SWT).
"Tapi setelah saya tumbuh dewasa saya memutuskan untuk memeluk Islam pada usia 15 tahun," tambah bagian Skuad Garuda itu.
"Mereka membuat saya belajar lebih tentang Tuhan dan religi bagaimana membantumu dalam hidup, dan membuat saya memutuskan untuk menjadi seorang muslim," ungkapnya.
Lebih Nyaman di Indonesia daripada Belanda
Ragnar Oratmangoen yang lahir di Belanda itu, mengakui kalau di Indonesia jauh lebih nyaman dan menyenangkan.
Keterangan itu Ragnar sampaikan dalam podcast bersama Komika Mamat di YouTube Soccer77, beberapa waktu lalu. Ia merasa bebas punya pilihan tanpa terbebani oleh frame orang lain.
"Indonesia mayoritas beragama islam, dan bagaimana pandangan kamu jika dibandingkan dengan eropa yang cukup bebas?," tanya Mamat.
"Sebenarnya tidak begitu sulit di Belanda. Namun kamu tidak akan sebebas yang diinginkan," jawab Ragnar Oratmangoen.
"Sebab mereka orang Belanda sangat mudah mengjudge (menghakimi) orang lain, berbeda dengan saya Indonesia," jelas Wak Haji itu.(yus/klw)
Load more