Teks Khutbah Jumat pada 11 April 2025: Gemar Berhutang Silaturahmi Bisa Putus?
- dok.ilustrasi iStock
Jakarta, tvOnenews.com- Teks Khutbah Jumat hari ini bakal membahas seputar kebiasaan manusia yang sering Dianggap sepele, mampu merusak jalinan silaturahmi.
Namun sebaiknya, umat muslim sikap berutang dihindari apabila tidak ada keperluan mendesak. Apabila dibiasakan akan menimbulkan masalah yang mudharat.
- dok.ilustrasi iStock
Dengan begitu, berikut teks khutbah Jumat dorang dari berbagai sumber, salah satunya NU online.
Sebaiknya kaum muslimin menghindari sikap suka berutang, karena berutang dapat memutus silaturahmi.
اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَمَرَ بِالْقَنَاعَةِ، وَحَثَّ عَلَى تَرْكِ الدَّيْنِ إِلَّا لِحَاجَةٍ ضَاغِطَةٍ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً تُنَجِّيْ صَاحِبَهَا يَوْمَ السَّاعَةِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، سَيِّدُ ٱلْخَلْقِ وَقُدْوَتُهُ فِي ٱلْبَسَاطَةِ وَ الطَّاعَةِ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ أُوْلِيْ التَّقْوَىٰ وَٱلشَّجَاعَةِ، اَمَّا بَعْدُ. فَيَا اَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ وَ طَاعَتِهِ. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوْهُۗ
Tidak lupa kita panjatkan puji syukur atas ke hadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan berbagai macam nikmat kepada kita semua, sehingga kebutuhan kita senantiasa terpenuhi.
Shalawat dan salam tak lupa kita haturkan buat junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah berjuang mengibarkan panji-panji Islam, sehingga lezatnya iman dapat kita rasakan bersama. Begitu pula kepada para sahabat, tabi’in dan para ulama yang senantiasa semangat meneruskan perjuangan beliau, semoga Allah menjadikan surga-Nya sebagai imbalan mereka.
Kemudian dari itu, tidak lupa selalu tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Sebab hanya dengan takwa-lah, kita bisa menjadi orang-orang yang beruntung.
Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 189:
وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Artinya: “Dan bertakwalah kepada Allah, niscaya kamu beruntung.”
Apa Itu Utang?
Secara umum utang-piutang merupakan salah satu pemutus silaturahmi paling tajam dalam kehidupan manusia. Ini kerap kali terjadi.
Dengannya, saudara bisa berubah jadi musuh, kawan bisa jadi lawan. Bahkan, sahabat seperjuangan pun bisa menjadi sosok yang gemar fitnah dan senang menjelek-jelekkan, sebab hanya karena persoalan harta yang tak kunjung tertuntaskan.
Maka tidak heran, persoalan kebiasaan buruk ini dalam Islam memberikan perhatian besar terhadap urusan utang-piutang. Sebagaimana Allah SWT secara eksplisit menurunkan pedoman detail yang membahas masalah ini. Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 282 diterangkan:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوْهُۗ وَلْيَكْتُبْ بَّيْنَكُمْ كَاتِبٌۢ بِالْعَدْلِۖ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ اَنْ يَّكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللّٰهُ فَلْيَكْتُبْۚ وَلْيُمْلِلِ الَّذِيْ عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللّٰهَ رَبَّهٗ وَلَا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْـًٔاۗ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berutang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu mencatatnya. Hendaklah seorang pencatat di antara kamu menuliskannya dengan benar. Janganlah pencatat menolak untuk menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya. Hendaklah dia mencatatnya dan orang yang berutang itu mendiktekannya. Hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya, dan janganlah dia menguranginya sedikit pun.”
Niat hati digunakan untuk mengembangkan bisnis dan usaha, malah dipakai untuk berfoya-foya membeli barang yang tidak bermanfaat.
Maka tidak heran banyak orang yang terjerat pinjol, gali lubang-tutup lubang dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan pinjaman. Namun, ada saja niat buruk berniat berutang untuk tidak dilunasi.
Miris dengan bermaksud untuk tidak melunasinya. Sebagaimana hadits yang disampaikan oleh Imam Bukhari, berdasarkan riwayat Abu Hurairah:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيدُ أَدَاءَهَا أَدَّى اللّٰهُ عَنْهُ، وَمَنْ أَخَذَ يُرِيدُ إِتْلَافَهَا أَتْلَفَهُ اللّٰهُ
Artinya: Dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad SAW, ia bersabda: “Siapa saja yang mengambil harta manusia (yakni: berutang) dengan maksud untuk mengembalikannya, maka Allah SWT akan membantunya. Namun siapa saja yang mengambil harta manusia dengan maksud untuk merugikannya, maka Allah akan membinasakannya,” (HR. Bukhari).
Dengan begitu, segeralah melunasi utang, sebab dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang lain juga disebutkan, bahwa jika hutang tidak mampu dilunasi dapat berimbas kepada keselamatan di akhirat.
Meskipun matinya dalam keadaan syahid. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِي، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قَالَ: يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلَّا الدَّيْنَ
Artinya: Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Setiap dosa orang yang mati syahid akan diampuni, kecuali yang berkaitan dengan utang.” (HR. Ahmad).(klw)
waallahualam
Load more