Sebelum Meninggal Dunia, Titiek Puspa Santuni 300 Anak Yatim, Ustaz Adi Hidayat Beri Pandangan Keistimewaan Wafat...
- Kolase Instagram/@titiekpuspa_official & Tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official
Jakarta, tvOnenews.com - Kabar penyanyi legendaris Indonesia, Titiek Puspa menyantuni ratusan anak yatim piatu sebelum meninggal dunia mencuri perhatian publik.
Titiek Puspa berbagi kebahagiaan bersama 300 anak yatim terjadi sebelum dinyatakan sakit dan meninggal dunia pada Kamis (10/4/2025).
Titiek Puspa Masih Sehat saat Santunan Anak Yatim
- Ahmad Faishal-Antara
Anak pertama Titiek Puspa, Petty Tunjungsari menyampaikan bahwa, ibunya menghadiri acara santunan sekaligus membagikan kebahagiaan kepada 300 anak yatim pada 24 Maret 2025.
Petty mengatakan, musisi legendaris tersebut masih dalam kondisi sehat, tidak mengalami gangguan apa pun terkait kesehatannya saat menghadiri acara kumpul dengan anak yatim.
"Sehat sekali Ibu Titiek Puspa berkumpul dengan 300 yatim piatu di acara Musica Berbagi," ungkap Petty Tunjungsari di Jakarta Selatan.
Petty menjelaskan, kebahagiaan juga terpancar dari raut wajah Titiek Puspa. Namun begitu, dua hari setelah acara tersebut, sang penyanyi mendadak jatuh sakit.
Titiek Puspa dibawa ke Rumah Sakit Medistra, Gatot Subroto, Jakarta Selatan pada 26 Maret 2025. Musisi legendaris itu dinyatakan mengalami pecah pembulu darah otak kiri.
Kisah Titiek Puspa menyantuni sekaligus kumpul membagi kebahagiaan kepada 300 anak yatim mengingatkan pandangan dari Ustaz Adi Hidayat.
Pasalnya, Titiek Puspa menjadi orang yang meninggal dunia taat kepada Allah SWT, salah satu penyebabnya karena menebar kebaikan kepada anak yatim.
Pandangan Ustaz Adi Hidayat soal Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official
Dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube Nur Islami, Kamis, Ustaz Adi Hidayat dalam suatu ceramahnya menjelaskan keistimewaan orang yang meninggal dunia dalam kondisi taat kepada Allah SWT.
Ustaz Adi Hidayat (UAH) mengatakan, orang yang taat kepada Allah SWT sampai meninggal dunia, misalnya menyempatkan rawat anak yatim akan mendapatkan kebahagiaan di alam kubur.
UAH menambahkan bahwa, seseorang akan merasakan kenikmatan yang dahsyat dan ingin mengabarkan kepada mereka yang hidup di dunia, tidak perlu bersedih berlarut-larut.
"Saya ini sudah mendapatkan kesenangan yang melebihi apa yang pernah kita raih saat di dunia. Kalau bisa cepat ke sini, itu umpama kalimatnya," ujar UAH.
Menurut UAH, kenikmatan yang didapatkan tidak bisa diilustrasikan oleh orang yang masih hidup di dunia. Namun, kenikmatan tersebut menyadarkan mereka agar tidak perlu takut kematian.
Direktur Quantum Akhyar Institute itu menuturkan bahwa, Allah SWT akan menjaga jasad hamba-Nya yang selalu taat kepada-Nya, khususnya memelihara anak yatim sebelum meninggal dunia.
Jasad mereka selalu mendapat penjagaan ketat atas izin Allah SWT. Hal ini membuktikan ada rahmat luar biasa dialami oleh orang telah meninggal dunia dalam kondisi beriman kepada Allah SWT.
"Ada di antara mereka yang Allah jaga sampai ke jasad-jasadnya," tegasnya.
Melalui konsep kenikmatan ini, kata UAH, setiap manusia khususnya umat Muslim tidak perlu takut akan kematian dan menganggap kehidupan di dunia hanya bersifat semu dan tidak lama.
Kesadaran inilah akan menuntun seorang mukmin melakukan segala amal kebajikan dan selalu beribadah kepada Allah SWT.
(hap)
Load more