Transformasi Masjid Nabawi: Dari Rumah Nabi Menjadi Masjid Megah Dunia Islam
- Istockphoto
tvOnenews.com - Masjid Nabawi merupakan salah satu masjid paling bersejarah dalam Islam dan menjadi tujuan utama bagi umat Muslim yang beribadah di Madinah. Masjid ini dibangun oleh Nabi Muhammad SAW setelah hijrah ke Madinah pada tahun 622 M.
Seiring berjalannya waktu, Masjid Nabawi mengalami banyak perubahan dan perluasan hingga menjadi salah satu masjid terbesar di dunia.Berikut kondisi Masjid Nabawi di masa awal pendiriannya serta perkembangannya hingga saat ini.
Masjid Nabawi di Zaman Rasulullah SAW
Pada awal pembangunannya, Masjid Nabawi memiliki struktur yang sangat sederhana. Tanahnya berupa hamparan pasir, dengan dinding dari bata tanah liat, dan atap yang terbuat dari pelepah kurma. Ukuran awal masjid ini hanya sekitar 35 x 30 meter. Masjid ini dibangun sebagai tempat ibadah, pusat pendidikan, serta tempat berkumpulnya umat Muslim untuk bermusyawarah.
Di dalam masjid, terdapat tempat khusus bagi kaum fakir miskin yang dikenal sebagai Ashab as-Suffah, yaitu sekelompok sahabat yang tinggal di dalam masjid dan mendapatkan pendidikan langsung dari Nabi Muhammad ﷺ. Di salah satu sudut masjid juga dibangun rumah Rasulullah ﷺ dan keluarganya.
Perkembangan Masjid Nabawi dari Masa ke Masa
Seiring dengan pertumbuhan umat Islam dan meningkatnya jumlah jamaah yang datang ke Madinah, Masjid Nabawi mengalami beberapa kali perluasan dan renovasi. Ada beberapa tahapan perkembangan dari Masjid Nabawi dari masa ke masa.
Masa Khalifah Umar bin Khattab (634-644 M)
Khalifah Umar bin Khattab memperluas masjid dengan menambah luas bangunan sekitar 20-meter ke arah utara dan selatan. Selain itu, material yang digunakan untuk konstruksi juga lebih kuat dibandingkan sebelumnya.
Masa Khalifah Utsman bin Affan (644-656 M)
Khalifah Utsman bin Affan mengganti dinding masjid dengan batu dan memperindahnya dengan menggunakan kayu jati untuk pilar dan atapnya.
Masa Dinasti Umayyah dan Abbasiyah
Pada masa Dinasti Umayyah (661-750 M) dan Abbasiyah (750-1258 M), Masjid Nabawi terus diperluas dan dipercantik dengan berbagai ornamen dan kubah. Kubah hijau yang saat ini menjadi ikon Masjid Nabawi pertama kali dibangun oleh Sultan Qaitbay pada masa Kesultanan Mamluk.
Masa Kesultanan Utsmaniyah (1517-1918 M)
Kesultanan Utsmaniyah memberikan perhatian besar terhadap pemeliharaan dan renovasi Masjid Nabawi. Pada abad ke-19, Sultan Abdul Majid I melakukan renovasi besar-besaran dengan memperluas area masjid dan menambahkan berbagai elemen arsitektur khas Ottoman.
Masjid Nabawi di Zaman Modern
Memasuki abad ke-20 dan ke-21, Masjid Nabawi mengalami perkembangan yang sangat pesat, terutama setelah Kerajaan Arab Saudi mengambil alih pengelolaannya. Beberapa perubahan besar yang terjadi antara lain:
Perluasan oleh Raja Abdul Aziz (1950-an)
Raja Abdul Aziz memulai proyek perluasan besar pertama dalam sejarah modern dengan menambah luas masjid hingga 16.327-meter persegi.
Perluasan oleh Raja Fahd (1980-an - 1990-an)
Salah satu proyek terbesar dalam sejarah Masjid Nabawi dilakukan oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz. Perluasan ini menambahkan area masjid menjadi sekitar 98.000-meter persegi dan mampu menampung lebih dari 600.000 jamaah.
Teknologi Canggih dan Inovasi Modern
Saat ini, Masjid Nabawi dilengkapi dengan teknologi mutakhir, seperti sistem pendingin raksasa, payung otomatis di halaman masjid, sistem pencahayaan LED, serta pengelolaan sanitasi dan kebersihan yang sangat modern.
Perluasan oleh Raja Salman (2015-sekarang)
Proyek perluasan terbaru yang dilakukan di bawah kepemimpinan Raja Salman bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masjid menjadi lebih dari 1 juta jamaah. Selain itu, berbagai fasilitas modern terus ditingkatkan untuk kenyamanan pengunjung.
Masjid Nabawi telah mengalami banyak perubahan dari masa ke masa, baik dari segi ukuran, struktur bangunan, maupun teknologi yang digunakan. Dari sebuah masjid sederhana di zaman Rasulullah ﷺ, kini Masjid Nabawi telah berkembang menjadi salah satu pusat ibadah terbesar dan termegah di dunia. Perubahan ini mencerminkan perkembangan umat Islam serta perhatian besar terhadap tempat-tempat suci dalam Islam.
Artikel ini dibuat dari tulisan Muflih Rahmatullah, Santri Qur’an Foundation
Load more