Respons Santai Habib Bahar bin Smith Soroti Pernyataan Gus Fuad Plered, Singgung Perjuangan Guru Tua
- Kolase tangkapan layar YouTube Uya Kuya TV & YouTube Gus Fuad Channel
Jakarta, tvOnenews.com - Habib Bahar bin Smith merespons pernyataan Gus Fuad Plered diduga mengandung penghinaan terhadap pendiri Alkhairaat, Habib Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Tua.
Habib Bahar bin Smith selaku pendiri Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin membicarakan pengaruh besar sosok Guru Tua yang diduga telah dihina oleh Gus Fuad Plered.
Habib Bahar bin Smith mengatakan, perjuangan almarhum Guru Tua tidak sekadar persoalan tentang menyebarkan agama Islam yang seharusnya tak disinggung Gus Fuad Plered.
Habib Bahar bin Smith Bicara Sosok Guru Tua
- ANTARA
Ia mengatakan kontribusi Guru Tua yang paling diingat oleh umat Muslim di Indonesia, khususnya bagian wilayah Timur menyatakan terkait simbol Bendera Merah Putih.
Menurut Habib Bahar, Merah Putih merupakan salah satu bentuk simbol kemuliaan yang menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, setiap bangsa memiliki simbol kemuliaan. Ada pun simbol kemuliaan kita bangsa Indonesia adalah Merah dan Putih," ungkap Habib Bahar bin Smith dikutip tvOnenews.com dari video short kanal YouTube Sayyid Bahar Bin Sumaith Official, Kamis (3/4/2025).
Berdasarkan sejarahnya, Habib Idrus alias Guru Tua membentuk syair Merah Putih bagian simbol kemuliaan bangsa Indonesia tidak lepas dari pesan Rasulullah SAW.
Guru Tua saat itu mendapat pesan dari Rasulullah SAW melalui mimpinya bahwa, Nabi SAW memberikan pesan tersirat terkait Merah Putih.
Syair itu pun diteruskan kepada KH Hasyim Asy'ari. Selepas itu menjadi usulan yang disampaikan kepada Presiden ke-1 RI, Ir. Soekarno alias Bung Karno.
Habib Bahar bin Smith pun mengakui perjuangan Guru Tua sangat berat, salah satunya berdakwah untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Timur Indonesia, terkhusus berpusat di bagian Sulawesi.
"Itu adalah syair dan kata-kata daripada Guru Tua Al Habib Idrus bin Salim Aljufri pendiri Alkhairaat yang tersebar di sebagian wiayah Indonesia Timur yang berpusat di Palu, Sulawesi Tengah," jelasnya.
Respons Guru Tua Dihina Gus Fuad Plered
- IST
Habib Bahar menyayangkan Gus Fuad sempat melontarkan kalimat "pengkhianat dan mony*t". Ucapan tersebut dinilai mengandung kontroversi dan perpecahan terhadap sesama umat Muslim.
Ucapan dari Gus Fuad yang membicarakan usulan Guru Tua direncanakan akan menjadi pahlawan nasional pun mendadak viral sebelum Lebaran 1446 Hijriah.
Menurut Habib Bahar, ucapan tersebut telah kelewatan dan tidak seharusnya ulama besar yang berpengaruh di Timur Indonesia dianggap pengkhianat dan binatang.
"Tokoh pendidikan yang mana beliau kemarin telah dihina oleh Fuad Plered dengan kata-kata yang tidak pantas," tegasnya.
Ia pun menyatakan dukungannya kepada Alkhairaat sekaligus meminta pihak aparat kepolisian untuk menindaklanjuti terkait pernyataan Gus Fuad.
"Maka kami sebagai abnul Alkhairaat menyampaikan menyerukan kepada pihak Kepolisian, serta aparat penegak hukum untuk segera memproses hukum Fuad Plered," pesannya.
"Jikalau aparat Kepolisian penegak hukum membiarkan Fuad Plered, maka jangan salahkan kami masyarakat Indonesia Timur akan mengambil tindakan tegas kepada Fuat Plered. Sekian Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," sambungnya.
Sebelumnya, Pengurus Besar (PB) Alkhairaat dan beberapa pihak mengecam keras terhadap pernyataan Gus Fuad dinilai berunsur ujaran kebencian.
Terlebih lagi, pernyataan tersebut seolah-olah tidak memandang Guru Tua sebagai ulama besar yang berjuang terutama berbasis di bidang pendidikan di wilayah Timur Indonesia.
PB Alkhairaat pun bertindak secara tegas untuk memproses melalui jalur hukum setelah mendengar ucapan Gus Fuad yang diduga telah menghina Guru Tua.
Setelah pernyataannya viral, Gus Fuad Plered langsung mengklarifikasi atas ucapan yang dimaksud usai dianggap menghina Guru Tua.
Ia menyesali atas ucapan tersebut yang dianggap tidak pantas, meskipun ia tetap menjelaskan maksud dan tujuan kritikannya terhadap usulan pengangkatan pahlawan nasional terhadap Guru Tua.
Bagi Gus Fuad, usulan tersebut tidak begitu kuat karena tak ada dukungan baik secara data maupun dokumen tertulis, sehingga rencana Guru Tua diangkat pahlawan nasional tertunda.
(hap)
Load more