Seketika Rezeki Mengalir Seluas Samudera dan Utang Langsung Lunas, Amalkan ini Setelah Shalat Maghrib Kata Mbah Moen
- NU Online
tvOnenews.com - Almarhum Mbah Moen pernah mengungkapkan salah satu cara rezeki mengalir deras dan utang lunas, cukup mengamalkan hal ini setelah shalat Maghrib.
Amalan setelah shalat Maghrib sesungguhnya tidak kalah saing dengan ibadah wajib lainnya. Terlebih lagi, kalau ingin meraih rezeki seluas samudera dan utang menggunung seketika lunas.
Sebagai ulama besar, Mbah Moen menginginkan setiap umat Muslim bisa merasakan rezeki hidupnya, bahkan bagi yang memiliki utang bisa lunas dengan mengamalkan ini selepas shalat Maghrib.
Lantas, seperti apa amalan membuka pintu rezeki dan membuat utang beres setelah shalat Maghrib? Simak penjelasan Mbah Moen di bawah ini!
Amalan Pemberi Rezeki dan Utang Lunas Setelah Shalat Maghrib
- Istimewa
Dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube NU Online, Senin (31/3/2025), Mbah Moen pernah membagikan amalan yang dikhususkan setelah shalat Maghrib diungkap oleh KH Izzuddin.
KH Izzuddin selaku salah satu santri kesayangannya menyampaikan bahwa, ia selalu mengingat ijazah yang dibagikan sang guru tercinta di semasa hidupnya.
Ijazah tersebut berupa amalan yang berurusan dengan permasalahan utang. Saat itu Mbah Moen mencontohkan amalan ini mampu mengentas permasalahan jika terlilit pinjaman online (pinjol).
KH Izzuddin menyampaikan bahwa, ijazah amalan pelunas utang dan pembuka pintu rezeki ini paling terbaik diamalkan setelah shalat Maghrib.
Namun begitu, ijazah amalan ini tidak sekadar dibaca setelah shalat Maghrib, tetapi juga bisa diamalkan setelah mengerjakan shalat Subuh.
"Dulu saya diijazahi Mbah Moen. Sudah saya amalkan mulai saya umur 20 tahun sampai umur 75 tahun masih saya amalkan," ujar KH Izzuddin.
Menurut KH Izzuddin, ijazah dari Mbah Moen ini memberikan arti luas biasa, istilahnya menuntun seseorang tidak boleh berutang, tetapi lebih baik bersedekah.
"Ini dilaksanakan, ibarat hikmahnya daripada utang mending mengutangi," katanya.
Pria bernama asli Imam Izzuddin bin Abdissalam itu pun coba menerapkan ijazah dari Mbah Moen. Ia merasa yakin dengan sejumlah amalan ini bisa mengubah hidupnya diselimuti keberkahan.
Siapa sangka, ijazah amalan dari Mbah Moen ini mampu membuat kehidupan KH Izzuddin diwarnai kebahagiaan. Ia merasa ada rahmat Allah SWT terus mengguyur diperuntukkan kepadanya.
"Semenjak saya berkeluarga sampai sekarang enggak punya utang. InsyaAllah cukup, padahal saya enggak punya lahan sawah, enggak punya," terangnya.
Ia membagikan ijazah dari Mbah Moen ini saat mengisi ceramah dalam suatu acara tausiyah. Para jemaah yang mendengarnya langsung antusias untuk menerapkan amalan dari ulama besar tersebut.
"Boleh, boleh. Itu boleh, boleh," respons KH Izzuddin.
Ia menyampaikan hal ini ketika Mbah Moen merincikan ijazahnya dengan hanya menerapkan empat amalan. Guru kesayangannya Gus Baha itu berharap keempat bacaan tersebut dirutinkan setiap hari.
"Tetapi jangan disepelekan," pesan Mbah Moen disadur dari channel YouTube Munajat Doa, Senin.
Amalan pertama yang wajib bergetar setelah shalat Maghrib adalah bacaan Asmaul Husna Ya Latief. Ulama besar bernama asli KH Maimoen Zubair itu mengarahkan, amalan ini dibaca sebanyak 129 kali.
"Selain membaca Ya Latief, ada juga doa yang harus dibaca setelah melaksanakan shalat Fardhu dan itu cukup mudah untuk dihafal," kata Mbah Moen.
Ulama besar asal Rembang itu mengatakan, bacaan doa setelah Ya Latief diambil dari salah satu ayat surat yang termaktub dalam Kitab Suci Al-Quran.
Ayat surat ini merupakan langsung dari ajaran Rasulullah SAW. Mbah Moen menyarankan, bacaannya digetarkan sebanyak 9 kali selepas membaca Ya Latief.
"Allahu latifun bi’ibaadihi yarzuqu mansyasya’ wahuwal qowiyul aziz Allahumma inni as’aluka rizqon halalan katsiron thoiyiban," tutur Mbah Moen.
4 Amalan Pembuka Rezeki dan Pelunas Utang Setelah Shalat Maghrib
1. Asmaul Husna Ya Latief
ﻳﺎﻟﻄﻴﻒ
Bacaan Latin: Ya lathifu.
Artinya: "Yang Mahalembut."
2. Surat Asy Syura Ayat 19
اَللّٰهُ لَطِيْفٌۢ بِعِبَادِهٖ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيْزُ ࣖ
Bacaan Latin: Allaahu latiifum bi‘ibaadihii yarzuqu may yasyaa'(u), wa huwal-qawiyyul-‘aziiz(u).
Artinya: "Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya. Dia memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (QS. Asy Syura, 42:19)
3. Sholawat Nabi
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Bacaan Latin: Allahumma Sholli ‘Ala Sayyidina Muhammad Wa’ala Ali Sayyidina Muhammad.
Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan untuk Nabi Muhammad."
4. Doa Pembuka Rezeki & Melunaskan Utang
اللّٰهُمَّ وَسِّعْ عَلَيَّ رِزْقِى اللّٰهُمَّ عَطِّفْ عَلَيَّ خَلَقَكَ اللّٰهُمَّ كَمَ صُنْتَ وجْهِيْ عَنْ الْسُّجُوْدِلِغَيْرِ ك فَصُنْهُ عَنْذُلِّ السُّؤالِ لِغَيْرِكَ بِرَحمَتِك يَااَرحْمَ الرَّحِميْنَ
Bacaan Latin: Allahumma wasi’ ‘alay ya rizqi, Allahumma ‘atif ‘alayya khalaqaka, Allahumma kama shunta wajhi 'anis sujuudi lighoirika fashunhu ‘an dzullis su-aali lighairik, birohmatika ya arhamar raahimin.
KH Izzuddin melanjutkan, ijazah ini sangat ampuh yang membuat ia membagikan kondisinya pada 1994. Kala itu, ia hendak beribadah haji di Tanah Suci.
Ia ingin membeli sawah miring dengan harga Rp3 juta, sedangkan selupit Rp6 juta. Namun, ia harus bisa mengumpulkan Rp6,9 juta untuk berangkat haji.
Kiai Izzuddin sangat bersyukur sempat ada orang ingin menawarkan sawahnya, karena penjual tersebut menganggap lahannya sangat subur dan bagus.
Lahan sawah tersebut dianggap bagus karena tetap berfungsi dan tidak menghambat aliran sawah, baik saat musim kemarau maupun musim hujan.
"Minta Rp7.000.000. Kok mahal banget Rp7.000.000? Siring saja 3.000.000. Itu bagus tempatnya, tapi harganya bisa digoyang," terangnya.
Dengan ukuran harga segitu, KH Izzuddin merasa bimbang, satu sisi ingin berangkat haji, tetapi juga mau memiliki lahan sawah. Namun, jika ia beribadah ke Tanah Suci, hanya untuk diri sendiri tanpa ditemani istrinya.
"Akhirnya saya pilih haji, tidak beli sawah. Sampai sekarang tidak punya sawah-sawah," tuturnya.
Selepas itu, Kiai Izzuddin tidak menyangka rezeki hidupnya selalu berkecukupan. Ia dengan mudah agar membuat anaknya selalu sekolah, bahkan buah hatinya bisa berangkat secara aman ke pesantren.
"Mungkin barokah dari guru-guru saya. Jadi, orang yang dengan guru, dengan ulama dekat, insya Allah berkah. Yang membawa berkah itu ulama," ucapnya.
Ia sangat bersyukur ijazah amalan dari Mbah Moen mampu mewarnai hidupnya, tanpa diselimuti kesusahan. Sejak dari itu, ia mempercayai keilmuan dari para ulama harus diingat baik-baik.
"Allah memberi keyakinan kepada kita bahwa barokah itu bersama orang-orang besar (akaabir). Akabir itu yang dimaksud ulama," katanya.
"Makanya seringlah bertemu dan menghormati kepada ulama. Ibaratnya jika menginginkan mendapat barokah. Saya ke tempat guru saya kan setahun minimal 3 kali, di Sarang, Rembang, Jawa Tengah," tandasnya.
(hap)
Load more