ADVERTISEMENT

News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali

Makna Idul Fitri: Lebih dari Sekedar Prosesi Tapi Sebuah Momentum Spritiual

Idul Fitri bukanlah sekadar pesta tahunan yang diisi dengan mengenakan baju baru, hidangan lezat, atau perjalanan mudik yang mengharukan, namun lebaran adalah momentum spiritual yang sarat makna.
Senin, 31 Maret 2025 - 11:08 WIB
Ilustrasi orang makan saat Hari Lebaran.
Sumber :
  • Antara

tvOnenews.com - Idul Fitri bukanlah sekadar pesta tahunan yang diisi dengan mengenakan baju baru, hidangan lezat, atau perjalanan mudik yang mengharukan, namun lebaran adalah momentum spiritual yang sarat makna.

Idul Fitri merupakan hari ketika umat Islam merayakan keberhasilan mereka dalam menjalani satu bulan penuh ibadah, pengendalian diri, dan perbaikan hati.

Sehingga setiap orang diharapkan menyambut Idul Fitri dengan jiwa yang bersih bukan perayaan dengan kegembiraan yang kosong tanpa arti.

Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung H Puji Raharjo Soekarno, mengatakan setiap umat Islam yang menunaikan ibadah di bulan Ramadhan harus memiliki rasa syukur atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah Allah yang telah menuntun hingga bisa menuntaskan ibadah puasa, tarawih, tadarus, zakat, dan amalan lainnya.

Sebab, Ramadhan adalah medan latihan rohani, tempat jiwa diasah dan hati disucikan. Maka, Idul Fitri menjadi selebrasi atas kemenangan melawan hawa nafsu, atas kekuatan bertahan dalam ketaatan.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Qur'an Surat Yunus: 58, "Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan."

Namun begitu, Idul Fitri sejatinya bukan akhir dari perjalanan spiritual setiap umat muslim, tetapi awal dari fase baru untuk lebih bertakwa, lebih bersyukur, dan lebih peduli kepada sesama.

Perayaan Idul Fitri berarti juga merayakan persaudaraan. Hari raya ini merupakan momen untuk saling memaafkan, menyambung silaturahim, dan menumbuhkan kembali semangat ukhuwah.

Terlebih setiap umat Islam kembali ke fitrah, yaitu suci dari dosa, bersih dari kebencian, dan lapang dalam memberi maaf. Itulah makna 'fitri' yang sejati kembali kepada kesucian jiwa dan kejernihan niat.

Oleh karena itu, kegembiraan yang dirasakan oleh umat Islam setelah sebulan menahan lapar dan dahaga merupakan tanda spiritualnya telah melewati masa latihan intensif dalam menjalani rukun Islam yang ketiga, yaitu puasa.

Puji mengatakan bahwa dalam gema takbir yang berkumandang sejak malam Idul Fitri, Allah mengajarkan umatnya untuk tidak sekadar merayakan, tetapi juga merenungkan.

Takbir bukan hanya ucapan lisan, tetapi pengakuan tulus atas kebesaran Allah yang telah membimbing umat Islam melewati Ramadhan dengan segala ujian dan berkahnya

Hal itu sebagai Firman Allah yang tertulis di Qur'an Surat Al-Baqarah 185 yang artinya hendaklah kamu menyempurnakan bilangan (puasa), dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Ayat ini menyiratkan tiga hal penting dalam meresapi makna Idul Fitri. Pertama, menyempurnakan puasa berarti menyelesaikan ibadah ini dengan sungguh-sungguh, tidak sekadar menahan lapar, tapi juga menata hati dan amal.

Kedua, bertakbir adalah bentuk syukur dan pengagungan atas hidayah Allah, bahwa hanya dengan pertolongan-Nya setiap manusia mampu menunaikan ibadah Ramadhan.

Ketiga, bersyukur menjadi ujung dari perjalanan spiritual ini, bukan hanya ucapan, tapi tercermin dalam sikap dan perilaku yang lebih bertakwa.

Maka, Idul Fitri adalah saat terbaik untuk mengevaluasi diri masing-masing apakah puasa yang dijalankan sudah benar-benar melahirkan pribadi yang lebih tunduk, lebih jujur, dan lebih peduli kepada sesama. Jika ya, maka takbir bukan hanya gema suara, tapi gema takwa dalam jiwa.

Takbir pada malam Idul Fitri bukan sekadar tradisi yang diulang dari tahun ke tahun. Tetapi seruan spiritual yang membuncah dari hati yang penuh rasa syukur.

Ketika mengucapkan, “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaaha illallaah, wallaahu akbar” sejatinya setiap umat Islam sedang mengakui bahwa seluruh kemampuannya untuk menunaikan puasa, qiyamul lail, dan memperbanyak amal selama Ramadhan bukanlah karena kekuatan dari dirinya sendiri.

Itu semua adalah karunia dan hidayah dari Allah. Tanpa pertolongan dan kemudahan dari-Nya, betapa beratnya menahan lapar dan dahaga, mengendalikan emosi, serta menahan diri dari keburukan selama satu bulan penuh di Ramadhan.

Lebih dari itu, gema takbir menjadi pengingat bahwa hari raya bukanlah tentang selebrasi lahiriah semata. Takbir adalah penjaga hati agar tidak lalai di tengah kegembiraan duniawi.

Ketika orang berbondong-bondong mengenakan pakaian terbaik, menyantap hidangan terenak, dan berkumpul bersama keluarga, takbir hadir sebagai alarm spiritual, mengingatkan bahwa kemenangan hakiki adalah keberhasilan setiap individu dalam memperbaiki diri.

Idul Fitri bukanlah klimaks pesta, melainkan titik tertinggi umat muslim dalam merenungi apakah sudah kembali pada fitrah? Sudahkah hatinya dibersihkan dari sombong, dengki, dan lalai dari Allah?.

Akhirnya, takbir pada malam Idul Fitri juga mengajak semua umat Islam untuk terus menjaga semangat Ramadhan meski bulan suci telah berlalu.

Karena hal itu merupakan seruan agar nilai-nilai Ramadhan tidak berhenti di hari lebaran, melainkan menjadi cahaya yang menerangi langkah-langkah di sebelas bulan berikutnya.

Ia mengatakan dengan hati yang bertakbir, umat Islam diajak menjadi pribadi yang rendah hati, bersyukur, dan siap memperkuat kembali ikatan persaudaraan.

Takbir adalah gema ketundukan, gema kemenangan rohani yang menandai awal baru dalam perjalanan kita menuju Allah dengan jiwa yang lebih bersih.

Idul Fitri bukanlah penutup, tetapi pembuka lembaran baru dalam kehidupan seorang muslim yang menandai awal fase hidup yang lebih bersih, lebih suci, dan lebih dekat kepada Allah.

Gema takbir yang berkumandang bukan hanya simbol kemenangan, tetapi juga bisikan Ilahi yang mengajak untuk terus bersyukur dan melanjutkan amal kebaikan yang telah dirintis selama Ramadhan.

Idul Fitri seharusnya menjadi titik balik sebuah momen untuk memperkuat keimanan, menjaga integritas dalam segala hal, dan memperluas manfaat bagi sesama manusia.

Pada akhirnya, yang paling berharga dari Ramadhan bukanlah semata kenangan akan ritual-ritual ibadahnya, tetapi nilai-nilai takwa yang mampu terus hidup dan membimbing kita dalam keseharian. Inilah makna sejati dari kemenangan, bukan hanya mampu berpuasa selama sebulan, tapi mampu menjaga semangat Ramadhan sepanjang tahun.

Oleh karena itu, mari tetap menjaga semangat Ramadhan dengan terus beramal saleh, menjaga lisan, memelihara hati, dan memperbanyak syukur. Karena kemenangan hakiki adalah saat individu mampu mempertahankan nilai-nilai Ramadhan dalam kehidupan setelahnya. (ant/put)

Komentar

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

Jangan Lewatkan

Penembakan Massal Brutal di Pantai Australia: 12 Orang Tewas

Penembakan Massal Brutal di Pantai Australia: 12 Orang Tewas

Kepolisian New South Wales (NSW) menginformasikan bahwa jumlah korban tewas dalam insiden penembakan massal di Pantai Bondi, Australia, bertambah menjadi 12 orang.
Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Masa depan Marc Marquez di Ducati masih jadi tanda tanya besar di MotoGP 2027.
Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Anggota DPR RI, Melchias Markus Mekeng, mendesak Kapolri untuk tidak ragu mengambil langkah tegas terhadap enam polisi mengeroyok dua Mata Elang hingga korban tewas di Kalibata, Jakarta Selatan.
Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Kesenian tradisional ludruk kembali membuktikan relevansinya dalam merespons isu-isu sosial kontemporer dan dinamika perjuangan rakyat. Hal ini diangkat dalam pementasan lakon "Ku Tunggu di Jogja" yang dibawakan oleh Komunitas Kegiatan Mahasiswa (KKM) Studi Teater Tradisi (Status) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Omah Petroek, Sabtu (13/12) malam.
Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Sebelum menunaikan shalat, setiap Muslim dianjurkan untuk terlebih dahulu berwudhu. Berikut bacaan doa sebelum dan setelah berwudhu
Menantu Kerap Ditekan Permintaan Mertua? Ini Jawaban Bijak dari Ulama untuk Membantu Menyikapinya

Menantu Kerap Ditekan Permintaan Mertua? Ini Jawaban Bijak dari Ulama untuk Membantu Menyikapinya

Ketika suami istri masih menetap di rumah orang tua, tak jarang orang tua menyimpan harapan terhadap anak dan menantunya. Bila mertua banyak permintaan, menantu harus bagaimana?

Trending

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Anggota DPR RI, Melchias Markus Mekeng, mendesak Kapolri untuk tidak ragu mengambil langkah tegas terhadap enam polisi mengeroyok dua Mata Elang hingga korban tewas di Kalibata, Jakarta Selatan.
Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Kesenian tradisional ludruk kembali membuktikan relevansinya dalam merespons isu-isu sosial kontemporer dan dinamika perjuangan rakyat. Hal ini diangkat dalam pementasan lakon "Ku Tunggu di Jogja" yang dibawakan oleh Komunitas Kegiatan Mahasiswa (KKM) Studi Teater Tradisi (Status) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Omah Petroek, Sabtu (13/12) malam.
Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Masa depan Marc Marquez di Ducati masih jadi tanda tanya besar di MotoGP 2027.
Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Sebelum menunaikan shalat, setiap Muslim dianjurkan untuk terlebih dahulu berwudhu. Berikut bacaan doa sebelum dan setelah berwudhu
Update Klasemen Medali SEA Games 2025, Minggu 14 Desember hingga Pukul 18.00 WIB: Jetski Persembahkan Emas ke-38 untuk Indonesia

Update Klasemen Medali SEA Games 2025, Minggu 14 Desember hingga Pukul 18.00 WIB: Jetski Persembahkan Emas ke-38 untuk Indonesia

Kontingen Indonesia menambah perolehan medali di SEA Games 2025, Minggu (14/12/2025).
Selamat Berbahagia, 4 Shio yang Tiba-tiba Cuan Minggu Depan 15–21 Desember 2025: Shio Ular Dapat Bantuan

Selamat Berbahagia, 4 Shio yang Tiba-tiba Cuan Minggu Depan 15–21 Desember 2025: Shio Ular Dapat Bantuan

​​​​​​​Ramalan shio minggu 15–21 Desember 2025 ungkap 4 shio tiba-tiba cuan serta 8 shio stabil dengan nasihat keuangan dan angka hoki masing-masing shio.
Profil Lengkap Young Syefura, Anggota Parlemen Malaysia yang Terus Digoda oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

Profil Lengkap Young Syefura, Anggota Parlemen Malaysia yang Terus Digoda oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

Berikut profil lengkap anggota Parlemen asal Malaysia, Young Syefura Othman yang terus digoda oleh Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi saat melakukan kunjungan kerja.
Selengkapnya

Viral

ADVERTISEMENT