Teks Khutbah Idul Fitri Singkat 31 Maret 2025: Lebaran Tanpa Silaturahmi? Jangan sampai Hilang Maknanya
- iStockPhoto
tvOnenews.com - Silturahmi saat Lebaran akan menjadi topik pembahasan dalam teks khutbah Idul Fitri.
Silturahmi merupakan bagian penting dalam momentum Lebaran. Melalui teks khutbah Idul Fitri ini, setiap umat Muslim wajib merajut tali persaudaraan.
Berkat silaturahmi, setiap umat Muslim mampu mempererat ikatan keluarganya sebagai bentuk tradisi saat Lebaran. Oleh karena itu, sangat tepat menjadi pembahasan dalam teks khutbah Idul Fitri.
Berdasarkan hasil Sidang Isbat Kementerian Agama (Kemenag) RI, penetapan 1 Syawal 1446 Hijriah atau Hari Raya Idul Fitri 2025 jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.
Teks khutbah Idul Fitri ini bersifat singkat untuk pelaksanaan shalat Idul Fitri pada Senin, 31 Maret 2025.
Judul teks khutbah Idul Fitri singkat ini bertajuk "Lebaran Tanpa Silaturahmi? Jangan sampai Hilang Maknanya".
Teks Khutbah Idul Fitri Singkat Tema Lebaran Tanpa Silaturahmi, Jangan sampai Hilang Maknanya
- iStockPhoto
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah
Hari ini kita merayakan Idul Fitri, hari yang mengajarkan kita tentang makna kembali ke fitrah. Salah satu fitrah manusia adalah menjalin hubungan baik dengan sesama.
Maka dari itu, marilah kita setidaknya menciptakan Idul Fitri ini sebagai momentum untuk memperbaiki dan mempererat silaturahmi, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
"Bukanlah seorang penyambung silaturahmi itu orang yang sekadar membalas kebaikan, tetapi penyambung silaturahmi adalah yang tetap menyambung walaupun telah diputus." (HR. Bukhari)
Hadirin yang dimuliakan Allah
Pertama-tama, khatib akan menguraikan secara ringkas apa itu Idul Fitri. Idul Fitri adalah momen yang begitu istimewa dan kebahagiaannya tidak bisa tertandingi oleh siapa pun.
Kehadiran Idul Fitri menjadi momentum berharga untuk umat Muslim di seluruh dunia. Hari kemenangan ini sesungguhnya tidak sekadar kondisi kita telah kembali menuju fitrahnya.
Terlebih lagi, kita akhirnya bisa melalui bagaimana menunaikan puasa sebulan penuh secara meronta-ronta, mengeluh, merasa suntuk terlalu sibuk mengejar ibadah dan mencari Lailatul Qadar.
Namun, kita sudah mencapai titik di Hari Raya Idul Fitri yang juga menjadi kesempatan emas untuk mempererat tali silaturahmi dengan keluarga, kerabat, dan sesama Muslim.
Di era modern ini, tradisi silaturahmi mulai tergerus oleh kesibukan duniawi, perbedaan pandangan, serta kemajuan teknologi yang lebih banyak mengandalkan komunikasi virtual dibandingkan tatap muka.
Tidak sedikit orang yang lebih memilih menghabiskan waktu sendiri atau hanya sekadar mengirim pesan singkat, tanpa adanya interaksi langsung.
Padahal, silaturahmi memiliki makna mendalam yang seharusnya tidak ditinggalkan. Maka, pertanyaannya adalah apakah Lebaran masih bermakna jika kita mengabaikan silaturahmi?
Jemaah shalat Ied yang dikaruniai Allah
Khatib akan menjelaskan tentang makna silaturahmi dalam Islam. Silaturahmi berasal dari kata "shilah" yang berarti hubungan dan "rahim" yang berarti kasih sayang.
Dalam Islam, menjaga silaturahmi merupakan salah satu ajaran yang sangat penting dan dianjurkan untuk menjaga keberkahan hidupnya, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi." (HR. Bukhari & Muslim).
Dalam dalil Al-Quran juga menjelaskan makna silaturahmi melalui redaksi Surat Muhammad Ayat 22-23, Allah SWT juga berfirman:
فَهَلْ عَسَيْتُمْ اِنْ تَوَلَّيْتُمْ اَنْ تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ وَتُقَطِّعُوْٓا اَرْحَامَكُمْ, اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ لَعَنَهُمُ اللّٰهُ فَاَصَمَّهُمْ وَاَعْمٰٓى اَبْصَارَهُمْ
Artinya: "Apakah seandainya berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaanmu? Mereka itulah orang-orang yang dilaknat oleh Allah. Lalu, Dia menulikan (pendengaran) dan membutakan penglihatan mereka." (QS. Muhammad, 47:22-23)
Melalui ayat dan hadis riwayat tersebut, kita bisa memahami bahwa, menjaga silaturahmi membawa keberkahan dalam kehidupan, baik dalam bentuk kesehatan, kelapangan rezeki, maupun kelangsungan hidup yang lebih baik.
Bagaimana kalau lebaran tanpa silaturahmi? Begini dampak buruknya jika kita tidak melakukannya, apalagi kalau tak ada komunikasi bersama keluarga tercinta.
Silaturahmi bukan sekadar tradisi Lebaran, melainkan bagian dari nilai-nilai sosial yang menjaga keharmonisan umat.
Beberapa dampak buruk dapat terjadi jika Lebaran tanpa silaturahmi, di antaranya:
1. Hilangnya Rasa Kekeluargaan
Kurangnya interaksi langsung menyebabkan hubungan antaranggota keluarga menjadi renggang.
2. Meningkatnya Permusuhan dan Perpecahan
Ketiadaan komunikasi sering kali memperbesar kesalahpahaman dan memperpanjang konflik.
3. Rasa Kesepian
Orang tua, kerabat, atau tetangga yang tinggal sendiri bisa merasa terabaikan karena tidak ada yang mengunjungi mereka.
4. Makna Lebaran yang Memudar
Idul Fitri bukan sekadar perayaan, tetapi juga momen berbagi kasih sayang dan mempererat ukhuwah Islamiyah.
Di tengah kemajuan teknologi, banyak yang lebih memilih menyampaikan ucapan Idul Fitri melalui pesan instan tanpa adanya interaksi emosional.
Padahal, kehangatan silaturahmi tidak dapat tergantikan hanya dengan kata-kata di layar ponsel.
Ma'asyiral muslimin rahimahumullah
Ada beberapa cara untuk menghidupkan kembali tradisi silaturahmi di momentum Lebaran yang indah pada tahun ini. Agar Idul Fitri tetap berwarna dan bermakna, berikut langkah-langkahnya:
1. Mengutamakan Pertemuan Langsung
Jika memungkinkan, usahakan untuk mengunjungi keluarga dan kerabat secara langsung, meskipun hanya dalam waktu singkat.
2. Mengucapkan Maaf dengan Tulus
Jangan hanya sekadar formalitas, tetapi benar-benar membuka hati untuk memaafkan dan meminta maaf.
3. Memanfaatkan Teknologi dengan Bijak
Jika jarak menjadi kendala, gunakan panggilan video agar tetap ada interaksi personal dibanding hanya sekadar pesan teks.
4. Menjadikan Silaturahmi sebagai Tradisi Keluarga
Kita harus mengajarkan anak-anak dan generasi muda tentang pentingnya silaturahmi agar budaya ini tetap lestari.
Kaum muslimin rahimahumullah
Demikianlah sesi khutbah Idul Fitri pada kesempatan yang mulia ini. Idul Fitri tanpa silaturahmi akan kehilangan makna sejatinya.
Islam mengajarkan pentingnya menyambung tali kasih dengan sesama sebagai bagian dari ibadah yang mendatangkan keberkahan. Jangan biarkan kesibukan atau perbedaan menjadi penghalang dalam menjalin silaturahmi.
Marilah kita menjadikan Lebaran sebagai momen mempererat hubungan, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan nyata.
Sebab, di balik setiap jabat tangan dan pelukan, ada keberkahan dan kebahagiaan yang tidak ternilai.
Semoga kita semua dapat menjalani Idul Fitri dengan penuh kebersamaan dan kedamaian. Taqabbalallahu minna wa minkum, mohon maaf lahir dan batin.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.
(hap)
Sumber Referensi: Quran Kementerian Agama RI, NU Online, kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali tentang Adab dan Akhlak, dan berbagai sumber lainnya.
Load more