Esensi Mudik Bukan Balik ke Kampung Halaman, Menteri Agama Nasaruddin Umar dan Ustaz Adi Hidayat Ungkap Makna Sebenarnya
- Freepik
"Dan diderivasikan dari kata ada, ada yaudu ida adalah mudik kembali ke tempat asal," kata Ustaz Adi Hidayat dikutip tvOnenews.com dari kanal YouTube Adi Hidayat Official, Jumat (28/3/2025).
Direktur Quantum Akhyar Institute itu mengambil definisi umum kata mudik yang berarti ke tempat asal jika diartikan dalam bahasa Arab.
"Disebut oleh Al-Quran dengan kata ma'ad tempatnya ada yaudu edan tempatnya," tuturnya.
UAH sapaan akrabnya menuturkan, setiap umat Muslim akan melakukan persiapan apa pun sebelum pulang. Hal ini telah melekat sebagai tradisi tahunan.
Pembekalan tersebut bukan berarti membawa barang-barang sebagai kebutuhan di jalan atau untuk sanak keluarga, tetapi mempersiapkan segala hal akan menghadapi akhirat.
"Maka ini memberikan kesan kepada kita untuk belajar, bahwa untuk bekal pulang level dunia saja kita menyiapkannya dengan serius sungguh-sungguh, maka bagaimana dengan kampung akhirat kita yang sesungguhnya itu tempat sejati dan abadi kita untuk berpulang?," jelasnya.
"Mudik kembali ke kampung akhirat, mudik untuk berjumpa menghadap Sang pencipta Allah subhanahu wa ta'ala," tambah dia.
Pendakwah kelahiran asal Pandeglang, Banten itu mencontohkan kemacetan saat mudik. Esensi sebenarnya merupakan manusia sedang mengantre untuk mendapat jatah tiket surga di akhirat nanti.
"Dari situasi mudik ini kalau sekarang ada kemacetan sekarang ada kesulitan di perjalanan, ada keringat perlu lelah mengantre dan lain sebagainya, maka di akhirat nanti bukan hanya drama lagi tapi segala yang sejati sungguh terjadi," bebernya.
Antrean ini menjadi ujian sebenarnya apakah seorang mukmin mendapat kesabaran atau tidak tahan dengan kemacetan yang dialaminya saat mudik.
"Kepadatan, kepenatan menunggu hisab antrean saat kita mudik berpulang keharibaan Allah subhanahu wa ta'ala, persoalan terbesar apakah bekal kita cukup?," tanya UAH.
Ustaz Adi berpesan agar makna ini menjadi acuan penting bagi orang yang akan mudik menyiapkan pembekalan sebaik-baiknya. Hal ini tidak jauh berbeda dengan persiapan menuju akhirat.
"Agar nanti rumah kita insya Allah di surga tertata rapi indah dan kita disambut oleh para malaikat, karena dengan bekal yang terbaik itu ada janji kenikmatan paripurna yang bisa kita rasakan," terangnya.
Load more