Takbiran Idul Fitri Pakai Rekaman Suara Boleh Gak Sih? Ustaz Adi Hidayat Justru Anjurkan yang Undang Pahala Bertubi-tubi...
- Tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official
tvOnenews.com - Takbiran menjelang Idul Fitri bentuk mengagungkan Allah SWT. Setiap umat Islam mengutarakan rasa syukurnya sebentar lagi bulan Ramadhan akan selesai.
Ustaz Adi Hidayat menyoroti ada orang yang mendapat tugas mengisi takbiran sedari malam terakhir Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri tiba.
Ustaz Adi Hidayat memahami takbiran menyambut Idul Fitri memakan tenaga dan waktu yang cukup panjang, sehingga mereka suntuk dan menggunakan rekaman suara agar lebih praktis.
Namun, Ustaz Adi Hidayat (UAH) mengingatkan bahwa, bulan Ramadhan waktu terbaik melipatgandakan pahala. Takbiran menyambut Idul Fitri lebih afdhol dari lisan ketimbang rekaman suara.
"Karena saat Ramadhan digandakan semua, maka karena itu setelah selesai Ramadhan, takbirnya makin banyak kita ucapkan," ujar UAH dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube Adi Hidayat Official, Rabu (26/3/2025).
Takbiran Idul Fitri
- iStockPhoto
UAH kembali mengingatkan, seluruh amal ibadah akan berlipat lebih besar di bulan Ramadhan. Takbiran merupakan bagian hal ini.
Terlebih lagi, takbiran berupa seruan bahwa Idul Fitri sebentar lagi akan tiba. Namun, lantunannya masih berlangsung di bulan Ramadhan.
UAH menegaskan, rekaman suara hanya membuang kesempatan mendapat pahala. Takbiran mengenakan lisan sangat dianjurkan oleh Allah SWT.
"Itu yang menjadikan kata Allah ayo banyakin takbir, makanya sahabat-sahabat nabi banyak bertakbir," terang dia.
Direktur Quantum Akhyar Institute itu mencontohkan, takbir yang didentumkan saat shalat. Semakin banyak menggetarkan bacaannya, maka ada keutamaan berupa pahala bertubi-tubi.
Ia pun menambahkan, alasan umat Muslim dianjurkan memperbanyak shalat saat Ramadhan, salah satunya agar mengucapkan takbir berkali-kali.
"Bukanlah saat shalat kita ucapkan Allahu Akbar berkali-kali? Maka itu artinya Allahu Akbar bukan hanya diucapkan di lisan tapi sebagai syiar kemenangan, kesuksesan dan kebahagian," jelasnya.
Hal ini serupa dengan takbir yang diucapkan secara lisan semakin banyak, kata UAH, menuntun seseorang mendapat kemenangan di akhir bulan Ramadhan.
"Takbir itu ekspresi kemenangan, takbir itu ekspresi kesuksesan," ucapnya.
Ia menyebutkan, takbir secara lisan akan membuat takdir seseorang diselimuti kebahagiaan. Sebab, kesuksesan yang didapatkan berasal dari kata Hudan.
"Hudan ini mengantarkan kita pada derajat muflihun, yakni orang yang sukses orang yang menang, orang yang bahagia, akar katanya aflah. Akar dari ini adalah falahun, falah punya arti sukses menang bahagia," tuturnya.
UA pun membagikan beberapa bacaan takbir menyambut Idul Fitri sebagai berikut:
Bacaan Takbir Idul Fitri Versi Ustaz Adi Hidayat
- 2 Kali Membaca Takbir
اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ.
Bacaan Latin: Allaahu akbar allaahu akbar allaahu akbar. laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar wa lillaahil-hamd.
Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan bagi Allah-lah segala puji.”
- 3 Kali Membaca Takbir
اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُاَللهُ أًكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ.
Bacaan Latin: Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar wa lillaahil-hamd.
Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan bagi Allah-lah segala puji.”
"Liat ujungnya kami memuji ya Allah, terimakasih ya Allah kami menang atas nafsu kami, kami bahagia," pungkas UAH.
(put/hap)
Load more