Misteri Malam 27 Ramadhan: Antara Nuzulul Qur'an dan Lailatul Qadar
- istockphoto
Salah satu riwayat menyebutkan bahwa malam 27 Ramadhan memiliki kemungkinan besar sebagai Lailatul Qadar. Diriwayatkan dari Ubay bin Ka’b radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
"Demi Allah, sesungguhnya aku tahu malam apakah itu. Malam itu adalah malam yang Rasulullah ﷺ memerintahkan kami untuk menghidupkannya dengan ibadah, yaitu malam ke-27 (Ramadhan)." (HR. Muslim)
Namun, ada juga riwayat yang menyebutkan bahwa Lailatul Qadar bisa terjadi pada malam 21, 23, 25, 27 atau 29 Ramadhan. Karena itu, para ulama menganjurkan umat Islam untuk beribadah dengan sungguh-sungguh di seluruh sepuluh malam terakhir, agar tidak melewatkan kesempatan mendapatkan kemuliaan malam tersebut.
Perbedaan Nuzulul Qur'an dan Lailatul Qadar
Meskipun Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadar sama-sama berkaitan dengan turunnya wahyu, keduanya memiliki perbedaan:
-
Nuzulul Qur’an adalah peristiwa turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad ﷺ, sedangkan Lailatul Qadar adalah malam penuh keberkahan yang lebih baik dari seribu bulan.
-
Nuzulul Qur’an diyakini terjadi pada 17 Ramadhan, sementara Lailatul Qadar bisa terjadi pada malam ganjil di sepuluh malam terakhir Ramadhan, dengan kemungkinan terbesar pada malam 27 Ramadhan.
-
Nuzulul Qur’an menandai awal kerasulan Nabi Muhammad SAW, sementara Lailatul Qadar adalah malam di mana Allah menetapkan takdir tahunan bagi seluruh makhluk-Nya.
Amalan di Malam 27 Ramadhan
Karena banyak ulama yang meyakini malam 27 Ramadhan sebagai malam yang istimewa, berikut beberapa amalan yang bisa dilakukan:
-
Qiyamul Lail (Shalat Malam) Rasulullah ﷺ sangat menganjurkan untuk menghidupkan malam-malam terakhir Ramadhan dengan shalat tahajud, witir, dan tarawih.
-
Membaca Al-Qur’an Karena Al-Qur’an turun di bulan Ramadhan, membacanya di malam-malam istimewa akan mendatangkan banyak pahala.
-
Memperbanyak Doa dan Dzikir Rasulullah SAW mengajarkan doa khusus untuk malam Lailatul Qadar:
"Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni." "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, mencintai ampunan, maka ampunilah aku." (HR. Tirmidzi)
-
Itikaf Rasulullah SAW selalu beri’tikaf di sepuluh malam terakhir Ramadhan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
-
Bersedekah dan Berbuat Kebaikan Memberikan sedekah di malam-malam ini memiliki keutamaan besar, karena nilai amalannya bisa berlipat ganda.
Load more