tvOnenews.com - Siapa pemain naturalisasi yang mualaf menyoroti gaya orang Indonesia bagian Timur saat bermain sepak bola?
Pemain naturalisasi itu yang berbicara tentang khas orang Indonesia Timur adalah sosok Silvio Escobar dikenal sebagai pemain asal Paruguay yang mualaf di Tanah Air.
Sebagai pemain naturalisasi, Silvio Escobar berbincang tentang perjalanan karier hidupnya di Indonesia, dari klub, mualaf, bahkan menceritakan khas permainan orang Indonesia Timur.
Dinukil tvOnenews.com dari podcast YouTube Sport77 Official, Kamis (20/3/2025), Silvio Escobar menceritakan awal mula kondisinya saat baru tiba di Indonesia.
Ia terbang dari Paraguay untuk memulai suasana barunya bermain sepak bola di Indonesia. Namun, ia belum mengetahui klub mana yang akan dibela pertama kalinya.
Ia mendapatkan informasi bahwa, Mitra Kukar saat itu membuka lowongan pemain asing. Nahasnya, ia mengurungkan niatnya karena persyarat tes dari klub tersebut begitu susah.
Setelah itu, Escobar akhirnya mendapat pinangan dari Persepam Madura atau Persepam Pamekasan yang saat itu bernama Persepam Madura Utama.
Ia juga beruntung bisa satu tim oleh salah satu legenda hidup Timnas Indonesia, Zaenal Arief. Sosok tersebut juga membuat Escobar nyaman di Persepam.
Di Persepam, Escobar pertama kali bermain saat laga melawan tim dari Papua.
Pemain naturalisasi yang mualaf itu merasa terkejut banyak penggawa Persepam mengalami cedera.
"Saya kaget, kenapa? Karena kita mau main pertandingan pertama dan kedua di Papua. Teman-teman saya semua, saya lihat cedera semua, sakit karena cedera," jelas Silvio Escobar.
Ia mengatakan, teman-temannya termasuk ia sendiri mengalami trauma akibat banyak yang cedera saat bercokol melawan tim dari Papua.
"Tiba-tiba (para pemain) enggak mau ke Papua karena takut mereka, kenapa? Papah kalau kita ke sana sudah kalah pasti," terang dia.
Persepam meraih hasil seri atas Persipura Jayapura, meskipun Escobar mengetahui tim asal Papua itu salah satu klub menjadi juara bertahan.
"Kita Persepam draw sama mereka berasa juara," kelakar Escobar.
Namun demikian, permainan keras tersebut bisa ditepis apabila para pemain memiliki mental kuat untuk melawan klub asal Papua.
"Memang harus mentalnya kuat. Namun, bukan takut jauh tapi mereka takut sama suporter," katanya.
Selain itu, ia membagikan pengalamannya harus bermain sepak bola membutuhkan jarak tempuh yang begitu lama.
"Waktu itu kita dari Surabaya kalau enggak salah langsung ke Jayapura sekitar 4-5 jam," tuturnya.
Ia juga merasa kaget dengan tradisi budaya orang-orang Indonesia Timur khususnya masyarakat di Papua.
"Pertama kali saya lihat tradisi di sana juga mereka makan pinang, kok mereka mulutnya darah semua? Itu reaksi pertama," tukasnya.
Kisah Silvio Escobar mempunyai pengalaman pernah merasakan kerasnya permainan orang Indonesia Timur sebelum dinobatkan sebagai mualaf dan berstatus pemain naturalisasi.
Silvio Escobar memutuskan mualaf saat bermain di Persepam. Ia mengucap dua kalimat syahadat di Jakarta pada 2015.
Escobar mengatakan, sebenarnya pada 2014 sudah mantap ingin masuk agama Islam. Namun, ia memiliki kendala kalau sebagai Muslim harus menjalani proses sunat.
"Tapi mungkin karena bahasa saya juga kurang bagus, mungkin saya salah paham, karena harus potong. Takut saya, jadi tahun 2014 tidak jadi," ucap Escobar.
Escobar merasa takut jika sunat, maka otomatis harus kehilangan alat kelaminnya. Ia pun bertanya-tanya kepada rekannya yang sudah menjadi seorang mualaf.
Alhasil, Escobar memberanikan diri untuk sunat, meskipun ia juga memiliki kisah unik saat ia merasa malu ketika proses sunat ditangani oleh suster.
"Jumat pagi saya bangun, saya sendiri jalan untuk sunat," tandasnya.
Silvio Escobar pernah membela beberapa klub besar di Indonesia, seperti Persija Jakarta, Madura United, PS Tira-Kabo, Semen Padang.
Ia juga pernah berseragam di PSIS Semarang, Mitra Kukar, PSMS Medan, Persiraja, dan PSM Makassar.
Ia menjadi pemain naturalisasi saat bertengger bersama Persija Jakarta sebelum berlabuh ke Mitra Kukar.
Terakhir kali, Silvio Escobar bermain sebagai penyerang naturalisasi di Persipa Pati pada 2024.
(hap)
Load more