"Karena filosofi pembentukan pesantren itu adalah rakyat, mandiri, dan syaratnya ada santri, ada kiai, ada kitab kuning, ada pertemuan kiai dengan santri, ada masjid, seperti itu," kata Wamenag.
Pernyataan Romo Syafi’i ini berbeda dengan apa yang menjadi usulan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar beberapa waktu lalu.
Sebagaimana diberikan sebelumnya, saat menandatangani kerja sama dengan Menteri Sosial Syaifullah Yusuf (Gus Ipul), Menag Nasaruddin Umar mengusulkan madrasah dan pesantren jadi alternatif utama Sekolah Rakyat.
Menag Nasaruddin Umar mengatakan saat ini banyak madrasah dan pesantren masih yang kondisinya masih kurang mendapatkan perhatian. Padahal madrasah dan pesantren merupakan bagian dari pendidikan rakyat yang sudah berjalan sejak lama.
"Daripada madrasah dan pesantren terbengkalai dan kumuh, lebih baik kita optimalkan sebagai Sekolah Rakyat yang sesungguhnya," kata Menag.
Menag juga menjelaskan bahwa 90 persen pesantren di Indonesia dikelola oleh swasta, sehingga kerja sama ini bisa menjadi solusi yang lebih cepat dan efektif dalam pemerataan pendidikan bagi masyarakat miskin dan miskin ekstrem. (put)
Load more