Masih Ingat Fadlul Rohman? Dulunya Marbot Masjid, Takdir Membawanya jadi Kopral Taruna Akmil Berkat Shalat Tahajud
- Tangkapan layar YouTube TNI AD
tvOnenews.com - Masihkah Anda mengingat Fadlul Rohman? Pemuda asal Banyuwangi bekerja sebagai ta'lim masjid atau marbot masjid, akhirnya lolos menjadi Kopral Taruna Akademi Militer (Akmil).
Fadlul Rohman mempunyai kisah menarik yang mulanya menjadi marbot masjid bisa merasakan sebagai Kopral Taruna Akmil setelah berjuang keras sembilan kali ditolak alias gagal tes.
Fadlul Rohman merupakan sosok anak petani asal Banyuwangi, Jawa Timur kelahiran 10 April 1998. Kisah perjalanannya lolos Akmil selain karena kegigihannya, ia sering mengisi shalat Tahajud.
Kisah Fadlul Rohman Marbot Masjid Menjadi Kopral Taruna Akmil
- Tangkapan layar YouTube TNI AD
Dalam suatu kesempatan, Fadlul Rohman berbagi kisah perjalanan terus melewati banyak rintangan, melalui konten YouTube milik TNI AD (Angkatan Darat).
Fadlul mengaku, dirinya pernah mengikuti sebanyak sembilan kali tes di Bintara AD bahkan Akademi Angkatan Udara (AAU), namun ia gagal mengikuti ujiannya.
Pada akhirnya, Fadlul tidak menyangka bisa lolos sebagai Prajurit Taruna (Pratar) dalam tes kesepuluh kalinya. Ia berstatus sebagai prajurit di bagian akademi di Lembah Tidar, Magelang.
"Alhamdulillah perasaan saya sangat bahagia. Terutama saya sudah 10 kali mendaftar, saya 4 tahun mendaftar akhirnya sampai di sini (taruna Akmil)," ujar Fadlul Rohman dilansir tvOnenews.com dari channel YouTube TNI AD, Jumat (14/3/2025).
Sebelum menjadi anggota TNI, Fadlul mengakui, TNI adalah cita-cita dalam puncak hidupnya. Ia tidak ingin melewati kesempatan bagaimana bisa menjadi prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Pada 2016, Fadlul kebetulan baru lulus dari MAN 2 Banyuwangi. Setelah itu, ia langsung mencoba peruntungannya untuk mendaftarkan diri sebagai Akmil.
Ia mendaftarkan dirinya saat pembukaan pendaftaran Akmil pertama kali di Komando Daerah Militer V/Brawijaya (Kodam V/BRW) di Surabaya, Jawa Timur pada 2016.
Namun demikian, ketika masuk tahap Sub Panda V/BRW, Fadlul Rohman gagal dalam ujian Akmil pertama kalinya. Saat itu, iia masih belum menyerah atas cita-citanya.
Fadlul kembali mendaftar bagian Calon Bintara (Caba) TNI AD. Pada kesempatan keduanya, ia harus gagal. Alhasil, ia sempat beralih sebagai asisten apoteker di Banyuwangi.
Fadlul yang kala itu menjadi asisten apoteker tampaknya masih belum menyerah terhadap peruntungannya mendaftar Akmil. Ia memberanikan diri mengikuti pendaftaran Bintara TNI AD dan Taruna TNI Angkatan Udara (AU).
Uniknya, ia mendaftar Bintara TNI AD dan Taruna TNI AU dalam waktu yang sama pada 2018. Saat fase Caba TNI AD, ia lagi-lagi gagal dalam peruntungannya.
Lantas, apa yang terjadi dalam peruntungannya di Taruna TNI AU? Ia lolos ke tahap tingkat Panda, walaupun tes di Caba TNI AD sudah gagal.
Di tahap tingkat Panda, Fadlul harus menelan kenyataan pahitnya karena gagal saat tes kesehatan. Sontak, ia sempat berkeinginan untuk beralih semangatnya untuk berkuliah.
Namun, ia coba menepis niatnya kuliah di universitas ternama karena disebabkan faktor ekonomi keluarganya. Sebab, sang ayah hanya berprofesi petani jeruk musiman.
Ayahnya Fadlul Rohman hanya memiliki tanah untuk bertani menanam jeruk sebesar 250 meter persegi. Namun, sang ayah harus membagikan hasil panennya kepada sembilan saudaranya.
Faktor kondisi keluarga membuat motivasi Fadlul terus berkobar tanpa menyerah sedikit pun. Ia pun menceritakan hal-hal yang mendukung dirinya selalu semangat menjadi anggota TNI.
Faktor Orang Tua Bisa Lolos Akmil
Fadlul menjelaskan, faktor orang tua sulit membuatnya menyerah. Bagi dia, ayah dan ibunya harus bangga atas perjalanan hidupnya untuk bisa menjadi anggota TNI.
"Motivasi saya untuk selalu berlatih dan belajar adalah orang tua, karena saya ingin membanggakan orang tua saya," terang dia.
Ia terus mengingat sosok kedua orang tuanya setiap mengikuti tes Akmil, karena memang ingin membanggakan mereka agar selalu bahagia terhadap kerja kerasnya.
"Setiap saya melaksanakan tes, saya pejamkan mata, bayangin orang tua saya senyum lihat saya, jadi saya termotivasi," katanya.
Ia tidak memperdulikan kondisinya ketika menjalani tes. Hal yang berada di benaknya hanya sosok orang tuanya.
"Ketika saya melaksanakan lari, nafas sudah habis, tenaga sudah habis, saya merem sambil lari, orang tua nunggu di rumah nih, itu tes terakhir saya," bebernya.
"Motivasi lebih baik mati di sini daripada saya nggak masuk. Akhirnya saya mendapat nilai bagus," lanjutnya.
Tak disangka, usahanya membuahkan hasil yang mengejutkan. Ia menceritakan penilaian dalam tes tersebut mendapatkan angka yang sangat bagus.
Fadlul Rohman akhirnya membagikan tips mengapa bisa lolos, sekiranya menjadi motivasi bagi calon penerus bangsa yang ingin mendaftar tes Akmil, salah satunya karena sering shalat Tahajud.
Lolos Akmil karena Rajin Shalat Tahajud
"Saya ini dulu pagi lari, mulai dari bangun pagi kemudian pulang pagi. Saya selalu bangun setengah tiga untuk shalat ibadah, shalat Tahajud sampai Subuh," tuturnya.
Ia mengatakan, shalat Tahajud yang dikerjakannya sampai waktu adzan Subuh tiba. Terkadang, ia mengerjakan ibadah sunnah malam tersebut di masjid.
"Terus adzan di masjid, saya kadang tidur di masjid, kadang tidur di rumah. Tapi, saya lebih sering tidur di masjid. Kemudian setelah Subuh, saya diajak 'ayo lari, latihan'," paparnya.
Melalui kebiasaannya melakukan cara tersebut, ia mengakui psikologis untuk percaya mengikuti Akmil semakin kuat. Hal ini menyebabkan semangat di dalam dirinya sulit luntur.
"Menurut saya, ini secara tidak sengaja maupun sengaja, psikologis saya mulai terbentuk dan teratur, karena waktu kegiatan kita ini sudah diatur dengan baik," katanya.
Kebiasaan tersebut berlangsung saat Fadlul tinggal di masjid kawasan Bekasi, di mana ia sedang menyiapkan diri untuk kembali mengikuti seleksi Akmil di Jakarta.
Ia juga berbagi kisahnya sebelum melakukan seleksi Akmil di Jakarta, Fadlul menyempatkan diri untuk mengisi kegiatan sebagai marbot masjid.
Menjadi Marbot Masjid
Fadlul Rohman mengatakan, ia tidak semata-mata menjadi marbot masjid. Ia sering kali mengajar kepada anak-anak bagaimana cara mengaji dan hadroh yang benar.
Dalam momen tersebut, ia seolah-olah telah menciptakan suasana berbasis Islami saat menjadi marbot masjid juga mengajar hadroh dan mengaji kepada anak-anak komplek.
Setelah itu, Fadlul pada akhirnya kembali mencoba peruntungannya mendaftar Akmil TNI AD. Siapa sangka, keberuntungan proses tes seleksi kali ini memihak kepadanya.
"Saya mendaftar (Akmil) lagi, alhamdulillah, saya di tingkat Sub Panda ranking satu. Naik ke tingkat Panda alhamdulillah, ranking satu. Di tingkat Panda Jaya akhirnya berangkat hingga ke sini (Akmil)," jelasnya.
Setelah lolos, Fadlul benar-benar memantapkan diri bisa berguna untuk bangsa dan negara. Ia juga tidak membuang kesempatannya agar bermanfaat kepada rakyat.
"Yang saya pakai di sini uang rakyat, kalau tidak serius secara tidak langsung saya membuang uang rakyat, secara tidak langsung dalam agama itu dosa," ucap dia.
Kariernya di TNI AD tampaknya tidak cukup, keinginan besarnya menjadi anggota Kopassus.
"Cita-cita saya ingin jadi Infanteri, mungkin masuk Kopasus bila direstui Allah. Saya ingin melakukan yang terbaik untuk angkatan darat terutama untuk bangsa ini, saya ingin belajar di luar negeri, selanjutnya mengabdi kepada bangsa dan negara," tukasnya.
(adk/hap)
Load more